DPT Jateng Dijamin Bebas WNA yang Kantongi e-KTP

WNA dijamin tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019.
Warga melihat DPT Pemilu 2019 di papan pengumuman di Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jateng (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang (Tagar 6/3/2019) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah (Jateng), mendeteksi ada sekitar 200 warga asing yang mengantongi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Meski begitu, mereka dijamin tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019.

Komisioner KPU Jateng, Paulus Widiyanto mengakui dari ratusan warga negara asing (WNA) beberapa di antaranya sempat masuk dalam DPT. Namun, langsung dilakukan pencoretan.

"Memang ada yang terdaftar tapi itu sudah dicoret. Kita pastikan di Jateng bersih dari WNA yang masuk DPT," tegas Paulus kepada Tagar News di Semarang, Rabu (6/3).

Paulus tidak menyebut pasti berapa WNA yang pernah terdata di DPT tersebut. Ia hanya menyatakan akan terus melakukan inventarisasi data WNA di Jateng. Penyisiran tersebut dengan menggandeng Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) masing-masing Kabupaten/Kota di Jateng.

"Memang belum semua Disdukcapil kabupaten atau kota menyerahkan data. Kemungkinan bisa bertambah (lebih dari 200 WNA)," ujar dia.

Paulus menambahkan hampir semua Disdukcapil di Jateng pernah mengeluarkan KTP elektronik untuk warga asing. Sampai saat ini, baru Kabupaten Sukoharjo yang tidak memberikan KTP untuk WNA. 

"Di Kota Semarang, Jepara, Kebumen ada, hampir semua daerah ada. Ada yang nihil di Sukoharjo. Tapi by name sedang kita minta. Kita cek per-DPT," sambung dia.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Jateng, Sarwa Pramana menyatakan masalah WNA yang memiliki KTP sebenarnya kewenangan Pemerintah Pusat.

"Itu kewenangan Pusat, biarkan bergulir seperti apa. Sebenarnya itu masalah biasa saja," kata dia.

Terlebih, lanjut Sarwa, jumlah warga asing di Jateng yang memiliki e-KTP tidak banyak. Sehingga diyakini tidak akan mempengaruhi proses maupun hasil Pemilihan Umum 2019.

"Belum terinfomasi dengan baik tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," tutur dia

Bagi Sarwa ada hal lain yang lebih penting yang perlu diwaspadai di pelaksanaan tahapan Pemilu 2019. Adalah potensi bencana di Jateng. Cuaca ekstrim dan kondisi geografis di Jateng membuat tantangan tersendiri penyelenggaraan pesta demokrasi.

"Seperti lokasi gudang logistik perlu diwaspadai. Cuaca ekstrim ketika sampai ke gudang, perlu dievakuasi secara cepat," terang dia.

Meski cuaca juga bisa mempengaruhi tingkat kehadiran pemilih, namun Sarwa yakin partisipasi pemilih di hari H pencoblosan 17 April 2019 tetap tinggi.

"Kami optimis mencapai di atas 70 persen," pungkas Sarwa. []

Berita terkait