Donald Trump Ogah Bahas Perdagangan dengan China

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menutup pintu negosiasi perdagangan fase kedua dengan China dengan alasan pandemi Covid-19.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Independen.co.uk/Patrick Semanksy/AP)

Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menutup pintu negosiasi perdagangan fase kedua dengan China. Ia berdalih tak ingin melakukan pembicaraan dengan Beijing tentang perdagangan karena pandemi virus corona Covid-19.

"Saya tidak tertarik saat ini untuk berbicara dengan China," jawab Trump ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan CBS News soal apakah pembicaraan perdagangan fase kedua  sudah mati.

China harus bertanggungjawab karena gagal untuk menahan penyebaran virus ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Trump Bujuk China untuk Bantu Menangkan Pilpres 

Menurut Trump, AS telah membuat kesepakatan perdagangan yang hebat dengan Tiongkok pada perjanjian fase pertama yang ditandatangani pada Januari. "Tapi begitu kesepakatan selesai, tintanya bahkan tidak kering, dan mereka menghantam kita dengan wabah," katanya, merujuk pada virus corona baru, yang pertama kali muncul dari kota Wuhan di China.

Selama berbulan-bulan, Trump menyalahkan Tiongkok karena mengirim virus Covid-19 ke Amerika Serikat. Menurutnya, China harus bertanggungjawab karena gagal untuk menahan penyebaran virus. Pandemi berdampak besar terhadap perekonomian Negara Paman Sam yang dapat membahayakan harapan Trump untuk terpilih kembali pada pemilihan presiden November mendatang.

Presiden Donald Trump dan Presiden Xi JinpingPresiden Amerika Serikat, Donald Trump meminta bantuan Presiden China, Xi Jinping untuk menang pada Pilpres AS 2020. (Foto: Dok|New Indian Express).

China berjanji untuk meningkatkan pembelian pertanian AS dan barang-barang manufaktur, energi dan jasa sebesar US$ 200 miliar selama dua tahun sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan bilateral fase pertama. Namun Trump menyebutkan, pandemi itu mengubah pandangannya tentang perjanjian tersebut. Sebelum pandemi merebak, beberapa pengamat perdagangan di Washington mengharapkan negosiasi tahan kedua akan membuahkan hasil sebelum Pilpres.

Di Gedung Putih, Trump mengumumkan bahwa ia menandatangani undang-undang dan perintah eksekutif untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas pemberlakuan hukum keamanan nasional opresif yang diberlakukan terhadap Hong Kong.

Langkah yang ditempuh Trump itu mendapat persetujuang Kongres AS. Ini merupakan kebijakan terbau dari serangkaian langkah untuk meningkatkan tekanan terhadap Beijing. Selain itu juga memberikan pemerintahan Trump wewenang menghukum bank yang melakukan bisnis dengan pejabat Tiongkok yang menerapkan Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong.

Baca Juga: Covid-19 Melonjak Presiden Donald Trump Serang China

Trump mengatakan dia memiliki rencana untuk mengadakan pembicaraan bilatreal dengan Presiden China Xi Jinping. []

Berita terkait
Tidak Gentar, Trump Balas Mengancam China
Presiden AS Donald Trump ancam memberlakukan tarif 300 miliar dolar AS terhadap produk China pada Senin, 10 Juni 2019.
Virus Corona, Trump Tawarkan China Bantuan
Presiden Donald Trump menawarkan bantuan kepada pemerintah China untuk mengendalikan semakin meluasnya penyebaran virus corona.
Perang Dagang Berlanjut, Trump Naikkan Tarif Baru Atas China
Perang dagang AS-China berlanjut, Trump naikkan tarif baru atas China senilai Rp 2,9 triliun atas barang-barang impor dari China.