Surabaya - Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah, khususnya Kota Surabaya menjadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Perhatian Dinkes Surabaya terkait serangan penyakit saat musim hujan.
Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita mengatakan ada dua penyakit yang sering menjangkiti masyarakat saat musim hujan, yakni Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis.
Berhati-hati terhadap penyakit Leptospirosis dan DBD.
Bahkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sampai mengeluarkan surat edaran kepada seluruh warga dan instansi terkait untuk mengantisipasi DBD dan Leptospirosis.
"Berhati-hati terhadap penyakit Leptospirosis dan DBD. Ibu wali kota sudah membuat surat edaran kepada seluruh masyarakat, kepada Instansi-instansi untuk berhati-hati dan melakukan gerakan PSM (pemberantasan sarang nyamuk)," ujarnya saat ditemui di kantor Balai Kota Surabaya, Selasa 7 Januari 2020.
Meski mengantisipasi penyakit Leptospirosis dan DBD, hingga 7 Januari 2020 belum ada laporan tentang adanya warga yang terjangkit penyakit Leptospirosis dan DBD.
"Sampai saat ini belum ada (warga) yang terjangkit DBD dan Leptospirosis," ucapnya.
Feni mengaku jumlah warga yang terjangkit DBD di Surabaya pada tahun 2019 lalu mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2018.
"Penyakit DBD turun dibandingkan tahun 2018 sebanyak 300-an, tahun lalu sekitar 200-an yang terduga DBD," tuturnya.
Ia mengaku periode Januari hingga April menjadi waktu warga Surabaya terjangkit penyakit DBD.
"Biasanya Januari-April itu tinggi (penderita DBD) bisa 30 (orang) dalam satu bulan. Bahkan sampai 50 (orang) dalam sebulan," kata Feni.
Ia pun mengingatkan kepada warga untuk selalu melakukan 3 M yakni menguras, menutup dan mengubur, serta menabur serbuk Abate
"Cukup itu, murah dan mudah. Gerakan itu dilakukan setiap minggu, insya allah DBD di Surabaya turun," ucapnya. []