Dini Shanti Purwono, Singa Podium PSI Lulusan Harvard

Pernyataannya terkait dusta Ratna Sarumpaet viral di media sosial. Siapa Dini Shanti Purwono?
Dini Shanti Purwono. (Foto: Instagram/@dini_purwono)

Jakarta, (Tagar 18/10/2018) - Dini Shanti Purwono akrab disapa Dini seorang advokat alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) tahun 1997, kerap menjadi konsultan hukum untuk perusahaan-perusahaan besar dalam dan luar negeri. 

Di dunia hukum kariernya cukup cemerlang, selama kurun waktu 1997-2005 bergabung di firma hukum Hadiputranto, Hadinoto dan Partners (HHP) yang merupakan kantor koresponden dari firma hukum internasional Baker & McKenzie. Posisi terakhir sebagai Senior Associate.

Dini Shanti PurwonoDini Shanti Purwono. (Foto: Instagram/@dini_purwono)

Dini juga berhasil meraih gelar master di bidang hukum keuangan internasional dari Harvard Law School pada 2002 melalui beasiswa Fulbright Scholar. Setelah itu menjadi konsultan hukum untuk perusahaan milik negara, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dalam proses tender pra-kelayakan proyek kereta api Bandara Soekarno Hatta-Manggarai. Proyek ini ditawarkan dengan skema public-private partnership atau kemitraan pemerintah-swasta.

Wanita cantik berkacamata ini juga terdaftar sebagai konsultan hukum pasar modal di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta menjadi anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM).

Bersama teman-temannya sesama alumni Harvard, seperti Todung Mulya Lubis, Bambang Harymurti, Goenawan Mohamad, menginisiasi petisi online yang isinya membantah tuntutan Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Melalui Lembaga Bantuan Hukum PSI yang diberi nama Jangkar Solidaritas (Jaringan Advokasi Rakyat Partai Solidaritas Indonesia), Dini menjadi salah satu sosok yang terdepan dalam mengajukan permohonan judicial review Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum terhadap UUD 1945 ke Mahkamah Konstitusi.

Dini Shanti PurwonoDini Shanti Purwono. (Foto: Instagram/@dini_purwono)

Pada salah satu acara di TV swasta, Dini berkomentar tentang kasus Ratna Sarumpaet. Ia menilai ada skenario kebodohan luar biasa dari Prabowo Subianto dan timsesnya terkait bisa percaya dengan hoaks Ratna Sarumpaet. 

"Kalau saya dengan berat hati dalam situasi ini saya melihat ada dua skenario. Skenario pertama adalah kebodohan luar biasa dari Pak Prabowo dan timsesnya. Skenario kedua kebohongan luar biasa dari Pak Prabowo dan timsesnya yang mana sama dengan kejahatan luar biasa," kata Dini dalam acara tersebut.

Lebih lanjut, Dini mengungkapkan bahwa Hanum Rais yang merupakan seorang dokter pernah mengatakan bahwa dirinya pernah memeriksa Ratna, "Saya sudah bisa memeriksa, sudah memegang. Dan saya bisa konfirmasi saya bisa membedakan antara bekas luka operasi dan luka bekas penganiayaan." katanya menirukan Hanum.

Dini juga mengatakan bahwa Prabowo adalah seorang yang berlatar belakang militer dengan pangkat jenderal, pemimpin yang tegas dan berpendirian. Namun, dia mempertanyakan bahwa sosok seperti itu bisa tertipu oleh seorang ibu-ibu bernama Ratna Sarumpaet. 

"Masa' tidak bisa bisa membedakan antara bekas luka operasi dan bekas luka pemukulan" ucap Dini.

Dini Shanti PurwonoDini Shanti Purwono. (Foto: Instagram/@dini_purwono)

Saat ini, Dini maju sebagai caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada pemilu 2019. Dini meyakini bahwa politik adalah milik rakyat bersama, bukan milik segelintir orang atau elit saja, kalau ada yang salah harus bertindak dengan langkah konkret. Menurutnya orang-orang mengangap politik itu kotor, "Setelah saya pikir bukan politik yang kotor, tapi cara berpolitik orang yang kotor," ujarnya.

Menurut dirinya, kalau orang yang berpolitik baik, "Saya yakin itu bisa menyejahterakan bangsa." Bila terpilih, ia ingin bekerja di Komisi III agar bisa melakukan reformasi peradilan. Opsi lain, ingin bekerja di Komisi X untuk membuat kualitas pendidikan dan kesehatan lebih baik. []

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)