Dibuka Zulkifli Hasan, Suara Adzan Warnai Perayaan Cap Go Meh Bogor

Dibuka Zulkifli Hasan, suara adzan warnai perayaan Cap Go Meh Bogor. "Panitianya beda agama, suku dan budayanya. Keragaman ini menjadi indah," ujarnya.
FESTIVAL BUDAYA CAP GO MEH BOGOR: Kelompok kesenian memainkan Liong di Jalan Surya Kencana, Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/3). Kegiatan yang diikuti kesenian tradisional dari berbagai budaya Indonesia dan Tionghoa tersebut merupakan agenda tahunan setelah 15 hari perayaan tahun baru Imlek dengan tema "Ajang Budaya Pemersatu Bangsa". (Foto: Ant/Yulius Satria Wijaya).

Bogor, (Tagar 2/3/2018) – Perayaan Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM) 2018 yang berlangsung di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/3) petang diwarnai kumandang suara adzan.

Suara adzan dilantunkan untuk kedua kalinya di tengah rangkaian acara Bogor Street Festival Cap Go Meh. Kumandang suara adzan untuk mengingatkan masyarakat yang tumpah ruah menyaksikan kirab budaya untuk tetap menjalankan ibadah shalat magrib.

Rifky Setiadi selaku panitia acara Bogor Street Festival CGM 2018 menyebutkan, adzan dilantunkan dari panggung utama. Panitia juga menyediakan tempat shalat di tiga lokasi yang bisa diakses oleh warga.

"Ada tiga lokasi shalat yang kita sediakan, satu di tenda KRB, My Bank, dan sate PSK kiloan," kata Rifky.

Selain menyediakan tempat shalat, panitia juga menyediakan toilet portable di setiap tempat shalat, sehingga pengunjung maupun peserta kirab dapat mengakses layanan tersebut.

Disebutkan, sejak 2017 lalu panitia telah menjadikan rangkaian Bogor Street Festival Cap Go Meh untuk menjaga keberagaman dan saling mengingatkan dalam hal ibadah.

Sebelum waktu shalat magrib tiba, rangkaian kegiatan dihentikan sementara sampai adzan berkumandang, lalu kirab kembali dilanjutkan sampai waktu isya.

Rangkaian kirab dimulai dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB, diisi dengan berbagai atraksi seni dan budaya. Dimulai dari parade sangar seni dari berbagai daerah.

Untuk malam hari diisi dengan arak-arakan liong, barong dan joli dari berbagai vihara yang diarak dari Vihara Dhanagun menuju Vihara Budhasena di kawasan Batu Tulis.

Keberagaman dan tolerasi antara umat beragam juga terlihat dari awal pembukaan doa dibacakan oleh masing-masing pemuka agama, mulai dari Kong Hu Cu dibacakan oleh Ws Mulyadi Liang, Hindu oleh Pinandita I Nengah Widiana, Budha oleh Bhante Nyana Gupta, Kristen oleh Pendeta Megauli, Katolik oleh Romo Mikail Endro Susanto, dan Islam oleh Habib Hasan Alatas.

Kirab budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh merupakan penyelenggaraan yang ke-14 kalinya di Kota Bogor. Tetapi tradisi tersebut sudah ada sejak 100 tahun yang lalu.

Pelopor Keberagaman

Sementara itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ingin menjadikan kirab budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh sebagai pelopor keberagaman yang dapat menangkal isu intoleran, radikalisme yang ramai diembuskan oleh pihak-pihak tertentu.

"Bogor Street Festival CGM ini begitu indah, jadikan Bogor model, pelopor memperkuat persatuan dan kesatuan di antara kita," kata dia di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/3).

Zulkifli membuka secara resmi kirab budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh 2018 yang melibatkan ribuan partisipan menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan nusantara.

Menurut Mantan Menteri Kehutanan tersebut, Bogor Street Festival Cap Go Meh menjadi bukti keberagaman, tolerasi masyarakat Indonesia yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dahulu.

Masyarakat Indonesia, lanjutnya, merupakan masyarakat yang toleransi, menghormati, mencintai satu sama lainnya, walau berbeda budaya, suku, maupun agama.

"Panitia Bogor Street Festival CGM ini berbeda agama, suku dan budayanya. Keragaman ini menjadi indah," kata Ketua DPP PAN ini.

Ia mengatakan, keberagaman, masyarakat yang saling mencintai, menghargai bukanlah hal baru di Indonesia. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah dan saling mencintai satu dengan yang lainnya.

Menurutnya, ada sedikit orang yang mencoba membuat opini, mengadu-domba antarmasyarakat, menyebarkan isu radikalisme, dan intoleran.

"Ada upaya untuk menciptakan itu, menciptakan opini bangsa kita mudah dikoyak-koyak," kata Zulkifli.

Oleh karena itu, Zulkifli mengajak masyarakat Bogor melawan upaya tersebut, dan menjadikan Bogor pelopor memperkuat persatuan di Indonesia.

"Mari kita tunjukkan kita bangsa yang ramah, kita bukan penonton, tapi pelaku. Saat ini dibutuhkan bukan siapa yang hebat, tapi siapa yang berkomitmen menjaga NKRI, perdamaian, dan kebersamaan," kata Zulkifli.

Kirab budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh 2018 diikuti seribu lebih partisipan, berasal dari berbagai daerah, dan berbagai sanggar seni serta budaya. Festival ini menampilkan berbagai atraksi kesenian dan kebudayaan. (ant/yps)

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.