Gowa - Ijtima se-Asia di Pakkato, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ditunda, jemaah yang sudah hadir akan dikarantina sebelum dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Penundaan ini setelah Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan melakukan komunikasi dengan penitia inti dan Dewan Syuro jemaah Ijtima.
Sedianya kegiatan ini akan dimulai, Kamis 19 Maret 2020. Oleh karena itu panitia membutuhkan waktu untuk bisa menyampaikan kepada seluruh jemaah yang hadir bahwa pelaksanaan kegiatan Akbar ini dibatalkan.
Semua warga negara asing akan dikarantina terlebih dahulu. Sembari menunggu teknis kepulangannya dan tiket masing-masing.
"Sehingga kami Pemkab Gowa bersama Forkopimda atas arahan Pak Gubernur hari ini kita akan melakukan teknis kepulangannya masing-masing," kata Adnan, Kamis, 19 Maret 2020.
Para peserta akan dikarantina terlebih dahulu, sambil menunggu tekhnis kepulangan masing-masing. Untuk Warga Negara Asing disediakan tempat di Hotel Grand Sayang Park milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
"Disana semua warga negara asing akan dikarantina terlebih dahulu. Sembari menunggu teknis kepulangannya dan tiket masing-masing. Sehingga saat masuk di Hotel Grand Sayang, disitulah akan dilakukan pengawasan, pemeriksaan kesehatan, sekaligus dilakukan penyemprotan disinfektan," kata Adnan.
Sementara untuk Warga Negara Indonesia yang jumlahnya cukup besar dikarantina sementara di Asrama Haji, Kabupaten Maros. Mereka marupakan WNI yang berasal dari luar Sulsel.
"Teknis pemulangannya itu akan disediakan transportasi berupa bus. Di Asrama Haji juga akan dilakukan pemantauan, pemeriksaan kesehatan dan penyemprotan disinfektan," ungkapnya.
Perihal WNA yang baru tiba hari ini, Adnan mengatakan, seluruh peserta tersebut langsung diarahkan ke Hotel Grand Sayang. Begitu pula dengan WNI yang baru tiba, langsung diarahkan ke Asrama Haji Maros.
Saat ditanya alasan proses isolasi dilakukan di tempat yang berbeda, Adnan mengatakan, pihaknya ingin memisahkan WNA dan WNI
Mengingat WNA lebih mendominasi. Selain itu agar kontrolnya lebih mudah.
"Kita ingin memisahkan WNA dan WNI, dan agar kontrolnya lebih mudah," tandas Adnan. []