Di Samping Foto DN Aidit, Jokowi: PKI Dibubarkan 1965, Saya Lahir 1961

Jokowi tergelitik saat melihat foto seorang anak berada di dekat Ketua Umum PKI DN Aidit disadisangkut-sangkutkan dengannya.
Presiden Joko Widodo memperlihatkan foto yang menuduh dirinya sebagai anggota PKI saat diacara Sosialisasi Prioritas Pengunaan Dana Desa Tahun 2019 di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Jumat (14/12). (Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh (Tagar 14/12/2018) - Presiden Joko Widodo meminta lawan politik untuk berpolitik secara santun dengan tidak menyebarkan hoaks jelang kontestasi Pemilihan Presiden 2019.

Mantan Wali Kota Solo itu mengaku menjadi korban kekejian media sosial yang menjadi lumbung bagi penyebar hoaks. Salah satu isu yang dihembuskan, Jokowi terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia pun membeberkan lewat data.

"PKI itu dibubarkan tahun 1965, saya lahir tahun 1961. Umur saya baru empat tahun. Masa ada PKI balita? Tidak logis, tapi ada masyarakat yang percaya," kata Joko Widodo didepan ribuan peserta acara sosialisasi penggunaan dana Desa di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Jumat (14/12).

Jokowi kemudian tergelitik saat melihat foto seorang anak berada di dekat Ketua Umum PKI DN Aidit yang sempat beredar di media sosial disadisangkut-sangkutkan dengannya. Padahal, menurut data, foto tersebut diambil sekitar tahun 1955. Sementara Jokowi lahir tahun 1961.

"Foto ini, DN Aidit pidato tahun 1955. Kok saya ada di dekatnya? Fitnah-fitnah keji seperti ini dalam rangka politik marilah kita hindari. Ini tidak beretika, tidak ada tata krama, tidak Islami," katanya.

Isu hoaks seperti itu merupakan bagian kampanye hitam yang sepatutnya dihindari. Jokowi pun mengajak lawan politiknya untuk lebih menonjolkan adu prestasi, atau adu argumen dibandingkan menyebar kabar hoaks.

"Saya ajak masyarakat untuk berpolitik dengan cara-cara yang baik yang namanya adu progam, adu gagasan, adu prestasi, adu rekam jejak, cara seperti itu yang harus kita kedepankan, jangan gambar-gambar seperti tadi kasian masyarakat," ujarnya.

Jokowi menegaskan, tidak sepatutnya Pemilu menjadi pemecah belah Indonesia yang heterogen. Masyarakat, kata Jokowi, harus berpolitik secara matang serta memilih kandidat sesuai dengan pilihan hati nuraninya.

"Silahkan ada perbedaan politik itu tidak apa-apa, ini demokrasi tapi jangan sampai karena perbedaan politik antar kampung, antar majelis taklim dan tetangga tidak saling sapa, ini banyak saya temukan," ujarnya.

Dalam kunjungannya ke Aceh selama dua hari, Jokowi dijadwalkan akan bertemu ulama-ulama Aceh, selanjutnya meresmikan sejumlah proyek strategis nasional termasuk peletakan batu pertama pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli, KEK Arun, Fly Over Simpang Surabaya, peresmian masjid At-Taqarub Pidie Jaya, dan pembagian sertifikat wakaf bagi 200 orang serta konsolidasi bersama tim kampanye daerah (TKD) Aceh.

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.