Dheva Anrimusthi, Sempat Terpuruk Hingga Menggantung Raket

Dheva Anrimusthi, sempat terpuruk hingga menggantung raket. Ia pencetak emas pertama di Asian Para Games 2018.
Pebulu tangkis putra Indonesia Dheva Anrimushti meluapkan kemenangan usai memenangkan pertandingan final beregu putra Asian Para Games 2018, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/10/2018). Indonesia meraih medali emas usai mengalahkan Malaysia 2 - 1. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Jakarta, (Tagar 9/10/2018) -  Dheva Anrimusthi, salah satu atlet para bulu tangkis yang berhasil mencetak medali emas pertama untuk Indonesia dalam Asian Para Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu.

Ia dipastikan akan mendapatkan bonus sebesar 1,5 miliar rupiah. Dari hasil kerja keras yang diraihnya tersebut dirinya akan menggunakannya untuk membiayai umrah kedua orangtuanya.

"Syukur alhamdulillah bisa menang, bantu (bonusnya) ingin saya gunakan untuk memberangkatkan kedua orangtua saya untuk umrah," kata Dheva Anrimusthi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/10).

Pria kelahiran 5 Desember 1998 ini berlatih menjadi atlet bulu tangkis sejak 2011. Ia merintis karier dalam olahraga tepok bulu dan bergabung dengan sejumlah klub termasuk Chandra Wijaya International Badminton Center sebelum hijrah ke klub Sangkuriang Graha Sarana (SGS) PLN Bandung.

Pada tahun 2013, nasib malang menimpanya. Ia mengalami kecelakaan yang tak pernah dibayangkan. Saat itu Dheva mengalami kecelakaan tunggal sepeda motor dekat rumahnya di Kuningan, Jawa Barat, hingga membuat tangan kanannya cedera.

Emas Pertama Asian Para Games 2018Dheva Anrimusthi (paling kanan) bagian dari tim bulu tangkis beregu putra Asian Para Games 2018 berfoto bersama usai meraih medali emas cabang olahraga para bulu tangkis Asian Para Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/10/2018). Indonesia meraih medali emas usai mengalahkan Malaysia 2 - 1. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Tangan kanan yang cidera tersebut, sempat membuat Dheva terpuruk, bahkan memupus mimpi atlet muda ini untuk membangun karier bulu tangkis. Siapa yang menyangka dampak kecelakaan yang dialami Dheva, membuat dirinya menggantungkan raketnya selama tiga tahun.

Selama dia vakum di cabor yang digulutinya tersebut, tak membuat dirinya berhenti melanjutkan kehidupannya kembali. Dia hanya menjalani kehidupannya sebagai pelajar pada umumnya.

Walaupun saat itu dirinya sempat terpuruk, pria berusia 19 tahun ini mengakui faktor orangtua yang selalu menyemangatinya. Tak mau impiannya pupus, kata dia, orangtuanya yang menjadi  pihak pertama menawari untuk mencoba karier sebagai atlet penyandang disabilitas.

Meskipun sempat vakum selama tiga tahun, akhirnya Dheva kembali bangkit demi mencapai impian menjadi seorang juara yang sejak kecil diimpikannya. Pada Maret 2016, beberapa bulan menjelang berlangsungnya Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 di Bandung, Jawa Barat, Dheva ditawari untuk memperkuat tim tuan rumah.

Memang kata dia, saat itu bukanlah hal yang mudah untuk turun ke lapangan kembali. Itu karena selama tiga tahun vakum membuat dirinya harus beradaptasi. "Tiga tahun vakum adaptasi memang perlu ya, dari nyari feeling di lapangan, kemudian mukulnya juga awal kadang-kadang masih kagok," kata Dheva.

Namun dengan semangat dan tekad yang kuat, mengantarkan Dheva terpilih memperkuat Jawa Barat di Paparnas 2016. Akhirnya dalam ajang atlet penyandang disabilitas nasional itu, Dheva meraih kesuksesannya meraih emas dalam nomor ganda putra Low 3 bersama Hafizh Briliansyah Prawiranegara.

Sejak kesuksesanya saat itu, ternyata Dheva dilirik oleh Komite Paralimpiade Nasional (NPC) dan terpilih membela Indonesia dalam ajang ASEAN Para Games 2017. 

Hingga akhirnya, anak pertama dari empat bersaudara itu menjadi salah satu pahlawan Indonesia di Ajang Asian Para Games 2018. Kemenangannya di partai penentuan nomor beregu putra memastikan Indonesia meraih emas pertama pada event olahraga tersebut.

Pada kesempatan yang selalu dipercayakan kepada dirinya tersebut, membuat Dheva selalu memaksimalkan segala upaya untuk bisa mengharumkan nama Bangsa Indonesia. Dengan bekal semangat dan dukungan yang hadir di Istora Senayan pada waktu lalu, Dheva membuktikan kerja kerasnya dalam memenangkan ajang tersebut dengan mengalahkan perwakilan dari Malaysia. []

Berita terkait
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.