Dewan Twitter Akan Tuntut Elon Musk Karena Batalkan Rencana Akuisisi

Berencana melakukan tindakan hukum untuk menegakkan kesepakatan merger, kami yakin kami akan menang di Pengadilan Negara Bagian Delaware
CEO Tesla, Elon Musk, menghentikan rencananya untuk mengakuisisi Twitter. (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jakarta - Tawaran riuh rendah Elon Musk senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli Twitter berada di ambang kegagalan -setelah CEO Tesla itu- mengirim surat kepada dewan Twitter pada hari Jumat, 8 Juli 2022, yang mengatakan bahwa dia akan menghentikan akuisisi.

Ketua Dewan Twitter, Bret Taylor, mencuit di Twitter Jumat, 8 Juli 2022, bahwa dewan “berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr. Musk dan berencana untuk melakukan tindakan hukum untuk menegakkan kesepakatan merger. Kami yakin kami akan menang di Pengadilan Negara Bagian Delaware.”

Twitter sebenarnya dapat menerima biaya pembatalan 1 miliar dolar AS yang telah disetujui oleh Musk dalam keadaan sekarang. Namun, Twitter tampaknya siap untuk menggugat pembatalan kesepakatan itu, yang telah disetujui oleh dewan perusahaan dan CEO Parag Agrawal bersikeras bahwa dia ingin mewujudkannya.

logo twitter di bursa new yorkLogo Twitter di lantai Bursa Efek New York, 29 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Richard Drew, File)

Kemungkinan penyelesaikan kekusutan kesepakatan itu merupakan babak terbaru dalam drama antara orang terkaya di dunia dan salah satu platform media sosial paling berpengaruh. Sebagian besar drama telah dimainkan di Twitter, di mana Musk -yang memiliki lebih dari 100 juta pengikut- menyesalkan bahwa perusahaan itu gagal memenuhi potensinya sebagai platform untuk kebebasan berbicara.

Pada hari Jumat, 8 Juli 2022, saham Twitter turun 5% menjadi 36,81 dolar AS, jauh di bawah 54,20 dolar AS yang ditawarkan oleh Musk. Sementara itu, saham Tesla naik 2,5% menjadi 752,29 dolar AS.

Pengacara Musk, Mike Ringler, menulis dalam surat ke Twitter tertanggal Jumat, 8 Juli 2022, bahwa selama hampir dua bulan, Musk telah mencari data untuk menilai prevalensi akun “palsu atau spam” di platform media sosial itu.

“Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim mematuhi walaupun dengan memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan kepada Mr. Musk,” kata surat itu.

Surat itu juga menyatakan bahwa informasi yang diminta tersebut sangat penting untuk kinerja bisnis dan keuangan Twitter, dan itu diperlukan untuk menyelesaikan perjanjian merger. (lt/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Sebagian Warga Khawatir dengan Akuisisi Twitter oleh Elon Musk
Sebagian masyarakat khawatir hal itu justru akan menyuburkan praktik misinformasi dan disinformasi
0
Dewan Twitter Akan Tuntut Elon Musk Karena Batalkan Rencana Akuisisi
Berencana melakukan tindakan hukum untuk menegakkan kesepakatan merger, kami yakin kami akan menang di Pengadilan Negara Bagian Delaware