Denny Siregar: Risma Lawan Berat AHY di Pilkada Jakarta 2022

Tri Rismaharini buat AHY dan Partai Demokrat adalah ancaman besar di Pilkada Jakarta 2022. Karena itulah Risma diserang ramai-ramai. Denny Siregar.
Tri Rismaharini dan Agus Yudhoyono atau AHY. (Foto: Tagar/Pemkot Surabaya/Instagram @agusyudhoyono)

Sejak Bu Risma ditarik Jokowi ke Jakarta menjadi Menteri Sosial, mendadak banyak orang yang kepanasan. Gerak Bu Risma disorot oleh mereka dan ramai-ramai beliau di-bully. Apalagi ketika Bu Risma mulai menjelajahi Jakarta dan menemukan banyak pemulung yang tinggal di bawah jembatan.

Serangan-serangan kepada Risma semakin gencar, seolah tidak percaya banyak pemulung di Jakarta, kota yang sekarang dipimpin Gubernur yang suci dan sempurna secara kata-kata dan citra, bukan secara kerja nyata.

Lucu memang. Kenapa sih mereka kok takut sama seorang wanita bernama Tri Rismaharini, yang datang dari kota bernama Surabaya dan menjabat wali kota selama dua periode itu? Ada apa?

Malah ada kelompok yang menamakan diri mereka Kumpulan Ketua RT dan RW se-DKI Jakarta, yang rata-rata laki-laki, yang lebih sibuk memperhatikan Risma daripada sibuk mengurus warga dan masalah di wilayah mereka. Mereka kompak mengeroyok Risma dengan membuat pernyataan bersama supaya Risma tidak bikin gaduh di Jakarta.

Bikin gaduh apanya? Wong Bu Risma sedang kerja, dan memang kerjanya ya begitu. Setiap pagi dia biasanya mengontrol lapangan dan kalau ada yang enggak beres dia akan langsung turun dan menyelesaikannya. Selama dua periode memimpin Surabaya ya memang begitu kerja Bu Risma. Orang Surabaya sudah biasa lah melihat Bu Risma seperti itu.

Memang di Jakarta enggak ada ya yang seperti Bu Risma? Eh, ada ding dulu namanya Ahok, orangnya kerja beneran, kalian tendang hanya karena "tidak seiman".

Makanya itu hei Ketua RT dan Ketua RW di Jakarta, kalian kerja dong turun ke lapangan, jangan cuma sibuk tanda tangan doang. Apalagi sekarang sudah mulai masuk musim hujan, di mana-mana banjir, dan Jakarta bisa saja dihampiri hujan yang besar.

Siap-siap saja, jangan nanti pas banjir eh kalian lempar tanggung jawab ke Anies Baswedan, kan kasihan Gubernur itu disuruh kerja keras padahal tidak tahu apa-apa.

Risma buat AHY dan Demokrat, adalah ancaman besar. Karena itulah Risma diserang beramai-ramai.

Yang menarik dari Partai Demokrat juga ramai-ramai menyerang Risma. Mulai dari Andi Nurpati, mantan anggota KPU yang sekarang sembunyi di Demokrat, juga sibuk menyerang Risma. Dia bikin twit sinis, "Adakah Mensos ke Sulbar?"

Maksud Andi Nurpati ya menyindir Risma supaya ke Sulbar yang habis gempa daripada sibuk pencitraan di Jakarta. Dan akhirnya Andi Nurpati pun malu besar, karena pas hari di mana dia ngetwit, Risma itu sudah sibuk mengatur logistik dan bantuan untuk warga Sulawesi Barat yang terdampak gempa.

Ada lagi juga dari Andi Arief, petinggi Partai Demokrat yang pernah ditangkap polisi karena narkoba dan ditemukan bersama seorang wanita lengkap dengan kondom bergerigi di dekat mereka. Tidak paham saya juga fungsi kondom bergerigi itu, mungkin supaya ada geli-gelinya waktu mereka berdua main tiup-tiup balon merayakan salah satu dari mereka yang sedang ulang tahun.

Kata Andi Aried di tweet-nya, "Jadi Menteri yang enggak banyak berpikir itu ya Mensos, tinggal bagi-bagi apa-apa yang sudah dianggarkan dalam APBN, jadi rangkap jabatan enggak ada masalah."

Mungkin Andi Arief dulu waktu SBY jadi Presiden pengin jadi Mensos tapi enggak kesampaian kaena kerjaannya buat dia mudah, enggak banyak berpikir, bisa sambil nyabu dan tiup-tiup kondom bergerigi yang rasa duren atau vanila.

Yang terakhir muncul pakar Pancimatika dan Pompamatika yang sangat suka kasus video porno artis, Roy Suryo, yang dengan sinisnya menyindir Risma yang lari karena ada gempa. Kata Roy Suryo, "Kasihan, bingung cari angle foto." Roy yang memawa kabur panci, ember, pompa dragon, sampai antena tv seharga Rp 36.555, itu pengin menyindir Risma yang dianggapnya selalu pencitraan.

Roy Suryo lupa, waktu dia jadi Menpora juga senang sekali dengan pencitraan, sampai saking semangatnya pencitraan dia lupa syair lagu Indonesia Raya.

Kenapa sih mereka kok takut sama seorang wanita bernama Tri Rismaharini.

Yang membuat penasaran saya adalah kenapa mendadak ramai-ramai orang Demokrat menyerang Risma? Ada apa? Segitu berbahayanyakah Risma buat Partai Demokrat? Saya langsung kontak sana kontak sini untuk meyakinkan teori saya, bahwa ada sesuatu di sini.

Dan dari hasil telepon sumber-sumber yang meyakinkan, akhirnya didapatlah sebuah kesimpulan bahwa serangan kepada Risma itu berujung pada Pilkada 2022, jika nanti diadakan. Kita tahulah Partai Demokrat sekarang sedang di ujung tanduk. Kalau mereka tidak waspada, bisa-bisa partai yang pernah berkuasa selama 10 tahun ini tidak punya kursi lagi di DPR RI.

Bayangkan, kursi Demokrat di DPR cuma lebih banyak dari PKS dan PAN. Mereka bahkan kalah dari PKB dan Nasdem, partai yang sebenarnya tidak sebesar Partai Demokrat. Ini situasi yang paling berbahaya untuk Demokrat dan mereka harus menggunakan segala cara untuk mempertahankan posisi mereka. Kalau enggak, mereka bisa tersisih dan cuma sejajar dengan PKPI dan PSI yang muncul baru-baru saja. Malu, kan?

Masalahnya, jagoan Demokrat itu cuma satu, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, yang istrinya, Annisa Pohan, suka baper level dewa di media sosial. AHY ini dijual ke mana-mana kurang laku. Bahkan di pemerintahan Jokowi di periode kedua ini, Demokrat tidak dapat satu pun jabatan Menteri. Padahal dulu isunya AHY mau jadi Menteri Olahraga.

Nah, karena AHY enggak punya panggung, maka panggung yang paling dekat adalah Pilkada 2022, kalau nanti diadakan. AHY akan jadi calon gubernur melawan Anies Baswedan saja, atau bahkan mereka bisa bersatu dalam satu kendaraan.

Tapi itu dulu, sebelum Risma datang ke Jakarta dan merusak harapan besar mereka. Kalau ada Risma, dan dia dijadikan calon gubernur Jakarta oleh PDI Perjuangan, wah AHY bisa tersingkir kalau nanti pasangan calon ada tiga. Dia, Anies Baswedan, dan Risma.

Mirip Pilkada DKI tahun 2017, di mana AHY meski sudah pakai moshing dan menjatuhkan badan ke penonton dari atas panggung, ternyata sudah tersingkir di putaran pertama.

Risma buat AHY dan Demokrat, adalah ancaman besar. Karena itulah Risma diserang beramai-ramai.

Menarik, kan? Kita seruput kopi dulu kalau begitu. 

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
Tanggapan Risma soal Video Penjarahan Bantuan di Sulbar
Menteri Sosial Tri Rismaharini menjelaskan bahwa tidak ada penjarahan di bantuan logistik Gempa Sulbar.
Mensos Risma: Bansos Berbasis NIK dan Alamat KTP-el
Mensos Tri Rismaharini mengatakan, data NIK dan KTP elektronik dari Kemendagri menjadi bagian penting untuk diintegrasikan dalam proses verifikasi.
Sumpah Mensos Risma soal Isu Blusukan
Risma bersumpah bahwa tidak ada niatan untuk melakukan blusukan, atau sengaka mencari gelandangan.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.