Denny Siregar: Munarman dan Bachtiar Nasir Dulu dan Sekarang

Sekarang bahkan Munarman tidak mau ngaku pernah membaiat anggota ISIS, Bachtiar Nasir tak mau ngaku pernah membawa bendera teroris. Denny Siregar.
Munarman dan Bachtiar Nasir. (Foto: Tagar/Hops.ID/VOAIslam)

Tahun 2011-an kalau tidak salah, ISIS pertama kali muncul. Pemuja-pemujanya tumbuh di berbagai tempat. Media sosial, waktu itu saya masih pakaik Facebook, penuh dengan puji-pujian terhadap ISIS, mereka pejuang Islam lah, mereka tentara Allah lah. Wah enggak enak lah pokoknya bacanya.

Masih ditambah seorang petinggi PKS bikin puisi untuk ISIS, Rizieq Shihab videonya beredar membela ISIS, dan video beredar lagi viral ada pembaiatan ISIS dihadiri Munarman. Tiba-tiba ISIS jadi pahlawan saat itu.

Kenapa mereka jadi pahlawan? Karena musuh mereka, Presiden Suriah Bashar Assad, dianggap Syiah. Jadi mendukung ISIS sama dengan melawan Syiah. Begitulah narasi mayoritas yang beredar di media sosial.

Sekarang? Bahkan Munarman pun tidak mau mengakui kalau dia pernah membaiat anggota ISIS. Bachtiar Nasir pun tidak mau mengakui kalau dulu dia kampanye di Indonesia bawa-bawa bendera teroris.

Tapi karena saya sering nonton YouTube bagaimana kekejaman ISIS, nurani saya berontak, logika berpikir saya menolak. ISIS bukan pahlawan, dia teroris yang diciptakan untuk menguasai wilayah. Dan di tengah-tengah pemujaan terhadap ISIS, lantanglah saya menulis, "ISIS TERORIS!"

Bisa kebayang apa yang terjadi? Gempuran komentar dan DM datang dengan mencaci-maki dan ingin memenggal juga menggorok leherku. Saya melawan arus utama waktu itu. Bayangkan, tokoh yang mereka puja-puja kuteriaki teroris, bagaimana tidak ngamuk?

Tidak banyak orang yang berani bersuara waktu itu. Hanya beberapa orang yang punya komitmen kuat, konsisten menulis tentang teror yang digunakan ISIS. Ada lagi Permadi Arya dengan parodinya. Terus-menerus kami gempur pemahaman salah tentang ISIS.

Perang siber bukan lagi identik dengan hack-menghack, tapi juga propaganda, membangun narasi dan merebut pemikiran banyak orang.

Sekarang? Bahkan Munarman pun tidak mau mengakui kalau dia pernah membaiat anggota ISIS. Bachtiar Nasir pun tidak mau mengakui kalau dulu dia kampanye di Indonesia bawa-bawa bendera teroris. Haikal Hassan cuci tangan, bilang dirinya bukan anggota FPI.

Apa pesan moralnya?

Teruslah bersuara, jangan lelah dan jangan takut meski di satu sisi kamu diintimidasi dan di sisi lain kamu tidak diakui. Karena perjuangan tidak butuh pengakuan, dia adalah wujud dari eksistensi kita sendiri. Tanggung jawab kita bukan kepada orang-orang, tapi kepada Tanah Air, kepada anak-anak kita supaya jangan sampai nanti mereka tidak bisa menikmati.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
Lima Terduga Teroris di Aceh Berencana Gabung ISIS Afghanistan
Densus 88 Antiteror menangkap lima terduga teroris. Selain akan beraksi di Aceh, mereka berencana ke Afganistan untuk bergabung ISIS.
Anggota FPI Ditangkap, Ferdinand: Janji Kapolri Berantas Terorisme
Ferdinand Hutahaean berkeyakinan bahwa Listyo Sigit mampu menyelesaikan persoalan radikalisme dan terorisme yang ingin menggerogoti negara ini.
Munarman Diduga Hadiri Baiat FPI ke ISIS, Pakar: Pidana Terorisme
Mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman diduga menghadiri pembaiatan anggota FPI jadi simpatisan ISIS di Makassar.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.