Denny Siregar: Al Fatihah Buat Gus Dur di Hari Imlek

Al Fatihah untuk Gus Dur dan selamat Imlek untuk saudara sebangsa yang sedang merayakannya. Tulisan Denny Siregar.
Lukisan Gus Dur memakai busana khas Tionghoa. (Foto: Facebook/Denny Siregar)

"Oke, silakan kalian merayakan Imlek." Begitu spontan kata Gus Dur saat menjabat Presiden kepada Budi Tanuwibowo. Rohaniwan Konghucu ini kaget luar biasa saat Gus Dur berkata seperti itu. Bagaimana enggak kaget, puluhan tahun Imlek dilarang Soeharto dirayakan di tempat terbuka. Bahkan Soeharto menerbitkan Inpres untuk itu, Nomor 14 Tahun 1967.

Kenapa dulu Soeharto melarang Imlek? Menurut buku Chinese Indonesian Reassesed (2013), Soeharto menganggap Imlek adalah budaya China dan itu bisa mempengaruhi psikologis rakyat Indonesia. Ini bisa jadi langkah politik Soeharto untuk menciptakan ketakutan terhadap negara China. Apalagi sesudah kejadian G30/SPKI, disebut-sebut China berada di belakang partai komunis itu.

Selain melarang Imlek, Soeharto juga melarang penggunaan kata "Tiongkok dan Tionghoa" sebagai pengganti kata China. Soeharto sudah membangun tembok tebal di masyarakat antara "pribumi" dan "China", melalui perbedaan ras dan agama. Dan ini akan menjadi senjata ketika ia merasa terancam kedudukannya. Tragedi 98 adalah buah dari kebijakan itu. Menariknya, di sisi lain Soeharto banyak mempermudah etnis China berdagang dan mengambil keuntungan darinya.

Al Fatihah untuk Gus Dur dan selamat Imlek untuk saudara sebangsa yang sedang merayakannya.

Gus Dur pun mencoba mengubah pandangan akan perbedaan itu, supaya tidak ada yang memanfaatkan untuk kepentingan politiknya. Tanggal 17 Januari, ia menerbitkan Keppres Nomor 6 Tahun 2000. Dan sejak itu, perayaan Imlek terjadi di mana-mana dengan maskot barongsainya.

Langkah berani Gus Dur pelan-pelan menghapus kecurigaan kepada etnis Tionghoa di Indonesia dan mengubur pelan-pelan konsep pribumi di Indonesia. Gus Dur ingin membangun persatuan Indonesia di atas suku, ras dan agama.

Gus Dur lah yang berjasa membongkar semua perbedaan itu. Dan sepatutnya dalam Imlek ini, mereka yang merayakan turut memasukkan nama Gus Dur dalam doa kebaikan.

Meskipun masih ada beberapa orang jadoel yang masih sibuk mempermasalahkan China dan Pribumi, tetapi secara luas apa yang dilakukan Gus Dur berpengaruh terhadap hubungan persaudaraan kita tanpa membedakan ras, etnis, dan agama kita.

Karena sejatinya manusia itu sama di hadapan Tuhan, hanya amal dan perbuatannyalah yang membedakan.

Al Fatihah untuk Gus Dur dan selamat Imlek untuk saudara sebangsa yang sedang merayakannya.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Tulisan ini sebelumnya sudah di-publish di laman Facebook Denny Siregar dengan judul Kenapa Soeharto Melarang Imlek?

Baca juga:

Berita terkait
Lumpia Gang Lombok, Oleh-oleh Imlek Khas Semarang
Lumpia menjadi salah satu panganan khas Semarang yang banyak diburu untuk dinikmati di perayaan Imlek.
Lima Fakta Menarik Mengenai Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Imlek memiliki beberapa fakta menarik, pasalnya beberapa ritual wajib yang harus dilakukan.
‎Imlek dan Lukisan Gus Dur di Kelenteng Hok le Kiong
Kelenteng Hok le Kiong berada di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah sudah mempercantik bangunan dengan berbagai ornamen, salah satunya lukisan Gus Dur.