Deklarasi Anti-Hoax, Asrun-Hugua Minta Jangan Terprovokasi Penyerangan Posko

Deklarasi anti-hoax, Asrun-Hugua minta jangan terprovokasi penyerangan posko. “Jika ada yang menyerang, jangan dihakimi tetapi tangkap,” pinta Hugua.
Tim pasangan Asrun-Hugua saat memberi keterangan pers soal penyerangan posko di Jalan By Pass yang terjadi pada Jumat (30/3) dini hari dan Sabtu (31/3) dini hari. (Foto Ant/Suparman)

Kendari, (Tagar 1/4/2018) – Calon gubernur-wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun-Hugua (Berkah) mendeklarasikan anti-hoax dan SARA di kawasan Tugu Religi Alun-Alun Kendari, Minggu (1/4).

Deklarasi dibacakan Bahar, salah satu tim relawan Asrun-Hugua bahwa mereka menolak dan melawan segala informasi dan berita hoax, isu SARA, dan ujaran kebencian.

"Kami tim Asrun-Hugua menyerukan kepada masyarakat Sulawesi Tenggara agar tidak terprovokasi berbagai informasi dan pemberitaan yang mengandung ujaran kebencian, isu SARA dan hoax. Kami mendukung adanya sinergitas dan solidaritas TNI/Polri, pemerintah daerah, ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat demi terciptanya masyarakat yang kondusif, lancar dan damai," kata Bahar diikuti simpatisan.

Deklarasi tersebut merupakan rangkaian dari acara senam bersama "Berkah" yang mengajak warga untuk sehat bersama.

Hugua dalam kesempatan itu mengatakan, senam "Berkah" digelar untuk mengajak masyarakat Kota Kendari membudayakan hidup sehat dengan berolahraga, serta mengajak masyarakat berfikir positif.

"Melalui kegiatan ini kami mengajak masyatakat untuk menolak hoax, ujaran kebencian dan isu SARA. Saya juga menginstruksikan seluruh tim, relawan dan simpatisan Asrun-Hugua agar tetap solid, tidak terprovokasi dan menghormati pasangan calon lain untuk menciptakan pilkada damai," ujarnya.

Jangan Terprovokasi

Asrun-Hugua juga mengajak simpatisan dan relawan agar tidak terprovokasi pasca penyerangan posko induk pasangan Asrun-hugua di Jl By Pass pada Jumat (30/3) dini hari dan Sabtu (31/3) dini hari.

“Jika ada yang menyerang hingga ke dalam posko, jangan dihakimi tetapi tangkap dan serahkan kepada yang berwajib,” pinta Hugua saat memberikan keterangan pers.

"Saya minta relawan menahan diri, jaga solidaritas, jangan mau terpovokasi dengan insiden itu. Kalau ada yang datang melakukan hal yang sama, silakan masuk dalam posko untuk selamatkan diri, lalu segera melapor atau menghubungi pihak berwajib," kata dia lagi.

Hugua minta masyarakat agar ikut menjaga keamanan dan ketertiban dalam momen pilkada, terutama di kawasan atau titik posko pasangan calon karena sensitif. "Posko itu adalah simbol dari pasangan calon, sehingga harus sama-sama menghormati dan menghargai," ujarnya.

Ia juga meminta pihak keamanan pasca kejadian agar sering-sering mengontrol keberadaan posko. "Jangan sampai ada yang sengaja membenturkan kita dengan pihak lain," pintanya.

Pengakuan Korban

Sementara itu, Anggi (20), seorang relawan Asrun-Hugua yang menjadi korban pemukulan di posko) mengatakan, saat penyerangan pada Jumat (30/3) dini hari usai dirinya mencari makan di luar posko, tiba tiba datang sekelompok pemuda mengejarnya hinggga ke dalam halaman posko.

"Waktu saya pulang dari makan, tiba-tiba beberapa orang datang dalam keadaan mabuk mengejar saya lalu memukul mengunakan tangan kosong dan kursi besi. Sampai saya masuk ke dalam posko juga masih dikejar oleh mereka," kisahnya.

Naim (25), seorang relawan yang menjadi saksi mata insiden penyerangan mengatakan, aksi serangan pada (31/3) dini hari terlebih dahulu dilakukan oleh kelompok pemuda yang datang dalam keadaan mabuk dan melakukan tindakan provokatif.

"Awalnya kami sedang duduk-duduk sambil main kartu di teras, beberapa orang datang lalu meneriaki kami dengan kata-kata kasar namun kami tidak gubris. Tidak lama kemudian mereka masuk ke dalam posko dalam keadaan mabuk tidak mengenakan baju lalu mengajak kami berduel.

Sampai pada akhirnya keributan terjadi namun kami berusaha menahan diri. Mereka kemudian berlari ke jalan lalu melempari kami dengan batu. Tidak hanya itu, mereka juga membakar alat peraga kampanye kami yang ada di pertigaan jalan kampus UMK," jelasnya.

Pilkada Gubernur Sultra diikuti tiga pasangan calon, yakni nomor urut satu Ali Mazi-Lukman Abunawas diusung Partai Demokrat (tiga kursi) dan Partai Golkar (tujuh kursi), total 10 kursi di DPRD Sultra.

Nomor urut dua pasangan Asrun-Hugua diusung PAN (sembilan kursi), PDIP (lima kursi), PKS (lima kursi), Hanura (tiga kursi), dan Gerindra (empat kursi), total 26 kursi di DPRD Sultra.

Nomor urut tiga pasangan Rusda Mahmud-Sjafei Kahar diusung Demokrat (enam kursi), PPP (dua kursi) dan PKB (satu kursi), total sembilan kursi di DPRD Sultra. (ant/yps)

Berita terkait