Dampak Virus Corona China pada Komoditas Batu Bara

Virus Corona atau Covid-19 yang merebak dalam satu bulan terakhir belum memengaruhi sektor tambang Indonesia, terutama komoditas batu bara.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang,Sumatera Selatan, Rabu, 15 Januari 2020. (Foto: Antara/Nova Wahyudi/hp)

Jakarta - Virus Corona atau Covid-19 yang merebak dalam satu bulan terakhir belum memengaruhi sektor tambang Indonesia, terutama komoditas batu bara. Kendati China merupakan tujuan ekspor terbesar batu bara Indonesia, seluruh aktivitas investasi maupun operasional komoditas batu bara di sana masih berjalan normal.

"Corona kalau dari sisi batu bara mungkin belum, ini kan baru sebentar. Mungkin kalau kami lihat alasannya sebagai energi, bukan komoditas untuk industri," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Batu bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.

Bambang menuturkan, ia belum dapat memastikan apakah akan ada sentimen negatif nantinya. Karena penyebaran virus yang diduga berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China itu belum berhenti.

"Kalau sudah enam bulan baru kelihatan. Saya gak tau selesai kapan. Kita lihat nanti," tuturnya.

Tapi yang jelas, kata dia sejauh ini pemerintah belum menerima laporan khusus adanya gangguan dalam kegiatan perdagangan Indonesia-China di sektor mineral dan batu bara akibat penyebaran virus.

"Perusahaan belum ada yang datang ke kami untuk mengurangi produksi atau ekspor ke China," kata Bambang.

Covid-19 diketahui menyebabkan industri China lesu hingga membuat persediaan (stockpile) kian menepis. Merosotnya pasokan batu bara China mengakibatkan Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Februari 2020 ikut terkerek ke angka 66,89 dolar AS per ton.

"Harga batubara naik sedikit," tutur dia.

Menurut catatan, HBA bulan ini naik tipis dibanding bulan Januari yang berada di level 65,93 dolar Amerika Serikat (AS) per ton atau naik 1,45 persen (0,96 dolar per ton). Ketentuan HBA tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 43 K/32/MEM/2020 dan berlaku sejak 1 Februari 2020.

Faktor lain yang menjadi dominan atas pembentuk HBA adalah bencana kebakaran yang sempat melanda Australia serta meningkatnya permintaan batu bara di sejumlah negara seperti Jepang dan Korea Selatan selama musim dingin. Sementara India dan China membatasi impor dan memanfaatkan produksi dalam negerinya sendiri.

HBA bulan Februari akan digunakan untuk penjualan langsung (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board (FOB).

Nilai HBA sendiri diperoleh rata-rata empat indeks harga batu bara yang umum digunakan dalam perdagangan batu bara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya. []

Berita terkait
Sakit Gejala Virus Corona, Warga Maluku Dikarantina
Warga Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Maluku dikarantina karena diduga terkena gejala virus corona.
Sakit Gejala Virus Corona, Warga Maluku Dikarantina
Warga Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Maluku dikarantina karena diduga terkena gejala virus corona.
Penumpang Positif Virus Corona Naik Lion Air ke Bali
Humas Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengkonfirmasi isu adanya penumpang positif corona terbang dari Wuhan menuju Bali pada 22 Januari 2020.
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.