Daging Sapi dan Kambing Bikin Darah Tinggi Itu Mitos

Kabar baik, tidak perlu buru-buru panik saat ada yang bilang daging sapi dan kambing bikin darah tinggi, karena itu mitos.
Daging Sapi dan Kambing Bikin Darah Tinggi Itu Mitos | Ilustrasi. (Foto: NextShark)

Gorontalo, (Tagar 23/8/2018) - Kalau ada yang mengatakan makan daging sapi dan kambing merupakan sumber utama penyakit bagi manusia, seperti darah tinggi, kolesterol bahkan stroke, adalah mitos jika tidak didukung oleh data ilmiah.

Hal itu diungkap dokter spesialis tulang, dr Irawan Huntoyungo MKes, SpOT, di Gorontalo, Kamis (23/8) seperti dirilis Antara.

Irawan mengatakan, perlu ada referensi yang tepat untuk menyatakan seseorang hipertensi, kolesterol hingga stroke disebabkan makan daging sapi atau kambing.

Yang perlu diketahui masyarakat kata Irawan adalah, konsumsi daging berlebihan sangat tidak bagus apalagi jika tidak diseimbangkan dengan olah raga.

Ia menjelaskan, seluruh bagian dari daging baik sapi maupun kambing mengandung zat gizi yang baik bagi metabolisme tubuh manusia, serta pembentukan tulang. Namun jika berlebihan akan menyebabkan peningkatan risiko penyakit metabolik.

Dokter yang bertugas di beberapa rumah sakit di Provinsi Gorontalo itu mengatakan, daging merupakan sumber protein hewani tertinggi.

Bahkan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh manusia khususnya tulang, lengkap diperoleh dari daging.

Pada skala paling atas, daging sapi memiliki zat gizi yang lengkap dan pasti memperkuat imunitas tubuh.

Tapi hal yang penting diketahui, lanjutnya, daging merah berisiko menyebabkan kanker rektum atau "anus" pada manusia.

Maka yang terpenting dilakukan untuk menjaga pertumbuhan tulang yang baik atau mencegah osteoporosis dini, manusia harus bisa menyeimbangkan pola makan dan olahraga dengan baik.

"Makan daging secukupnya sesuai yang dibutuhkan tubuh, kemudian olahraga," ujarnya.

Ia menyatakan, konsumsi daging penting dan diperlukan tubuh manusia sebab menjadi sumber protein hewani tertinggi.

"Jika terjadi gangguan kesehatan pascamakan daging, sangat dimungkinkan adanya masalah kesehatan akibat gangguan metabolik," ujarnya.

Ia mencontohkan, saat makan daging, orang yang mempunyai kandungan trigliserida dan fraksi lemak lainnya yang memang sudah tinggi, akan berisiko menderita gangguan metabolik.

Jangan heran, jika beberapa kasus stroke terjadi setelah makan daging, akibat kandungan lemak jenuh ataupun lemak yang tidak dibutuhkan tubuh, sudah tertumpuk dan lebih meningkat usai makan daging.

Sebaiknya orang yang berbakat memiliki kandungan trigliserida tinggi, agar menghindari makan daging berlebihan dan lebih tepat memilih konsumsi daging unggas yang kandungan zat gizinya lebih baik. []

Berita terkait