Daftar Sejak Kelas 5 SD Agar Bisa Berhaji Sekeluarga

Daftar sejak kelas 5 SD agar bisa berhaji sekeluarga. Kini Nabilla berusia 20 tahun, peserta haji termuda di Yogyakarta.
Daftar Sejak Kelas 5 SD Agar Bisa Berhaji Sekeluarga | Totok Heru, Siti Fauziah, Nabilla Azizah dan Nabilly Dito berhaji pada 2018 ini. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 27/7/2018) - Keluarga pasangan Totok Heru dan Siti Fauziah berhasil mewujudkan cita-citanya. Pasangan suami istri yang mendiami rumah di Pilahan Permai Rejowinangun Kota Yogyakarta bisa berhaji bersama kedua anaknya, Nabilla Azizah Herdiansyah (20) dan Nabilly Dito (23).

Nabilla tercatat sebagai calon jamaah haji termuda dari 3.131 jamaah asal Provinsi DIY yang berangkat tahun ini. Dia mengaku sangat senang bisa berhaji bersama kedua orangtuanya, juga kakaknya.

Menurut Totok, keinginan berhaji sekeluarga sudah didambakan sejak lama. Untuk mewujudkan itu, sejak tujuh tahun silam sudah mendaftarkannya ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat. 

"Setelah resmi mendaftar, kami rutin menabung, menyisihkan rezeki untuk berhaji," katanya.

Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai wiraswasta ini secara resmi memulai menabung sejak 2011. Saat itu Nabila masih duduk di bangku kelas 5 SD. 

"Sejak dia (Nabila) kelas 5 SD, kami mulai menabung. Sedikit demi sedikit kami mengumpulkan uang," ungkapnya.

Selama tujuh tahun menabung akhirnya terkumpul uang yang cukup untuk berhaji ke Tanah Suci. Tahun ini biaya haji sekitar Rp 35 juta. 

"Kami bersyukur akhirnya kami bisa berhaji bersama anggota keluarga," ungkapnya.

Saat ini Nabila menginjak semester tiga di kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan psikologi. Dia tidak mengambil cuti akademik untuk keperluan berhaji ini. Kegiatan perkuliahan masih libur dan akan kembali aktif pada September mendatang. 

"Insya Allah sudah tiba di tanah air," ujar Nabila.

Perempuan yang bercita-cita menjadi psikolog ini mengaku sudah menjalani persiapan, meski bukan persiapan khusus. Persiapan sudah dilakukannya, seperti menjaga kesehatan dan stamina. Untuk urutan menjalankan rukun Islam yang kelima itu Nabila sudah memahami.

Nabila mengaku tidak ada persiapan khusus. Dia sekadar membiasakan diri berolahraga jalan kaki untuk menjaga fisik dan stamina. Beberapa kali sudah ikut bimbingan haji. 

"Jadi secara umum insya Allah siap, termasuk mental dan fisiknya," ungkapnya.

Menjadi calon haji termuda tidak dihiraukannya. Baginya, hal itu tidak penting. Yang terpenting adalah mendokan yang terbaik untuk Indonesia serta muslim di dunia. 

"Saya akan mendokan yang terbaik untuk muslim di Palestina," katanya.

Secara pribadi dia berdoa agar studinya lancar dan meraih nilai yang memuaskan. 

"Oiya, saya juga saling mendokan ayah, ibu dan kakak bisa kuat menjalani ibadah dan pulang menjadi haji yang mabrur," lanjutnya.

Daftar Sekarang, Berangkat 2038

Kepala Kanwil Kemenag DIY Muhammad Lutfi Hamid mengatakan, jumlah jamaah haji asal DIY yang berangkat pada 2018 ini sebanyak 3.131 orang, 25 di antaranya petugas haji. Dari jumlah itu, kelompok usia lanjut usia antara 65-80an tahun masih mendominasi. 

"Hal ini karena daftar tunggu berhaji sangat panjang," ungkapnya.

Menurut dia, daftar tunggu haji di DIY mencapai 20 tahun. Artinya, jika mendaftar pada 2018 ini maka berangkatnya pada 2038 mendatang. 

"Semoga ke depan kuotanya ditambah, agar daftar tunggu tidak terlalu lama," harapnya.

Dari 3.131 calon jamaah haji itu, yang termuda adalah Nabilla Azizah Herdiansyah (20) yang berhaji bersama anggota keluarganya. Sedangkan yang tertua adalah Sapari Kromo Dreyo (87), warga Sindo, Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman.

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.