Covid-19 Varian Delta Sudah Tercatat di 124 Wilayah di Dunia

WHO katakan Covid-19 varian Delta yang sangat menular diperkirakan akan jadi jenis virus yang dominan selama beberapa bulan ke depan
Seorang wanita menangis saat berdoa sebelum kremasi kerabat yang meninggal karena Covid-19 di Gauhati, India, 2 Juli 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia PBB (World Health Organization/WHO) pada Rabu, 21 Juli 2021, mengatakan Covid-19 varian Delta yang sangat menular diperkirakan akan menjadi jenis virus yang dominan selama beberapa bulan ke depan.

WHO mengatakan varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, kini telah tercatat tersebar di 124 wilayah -13 wilayah lebih banyak dari minggu lalu- dan sudah menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen sekuens di banyak negara besar.

"Diharapkan itu akan dengan cepat bersaing dengan varian lain dan menjadi garis keturunan dominan yang beredar selama beberapa bulan mendatang," kata Badan Kesehatan PBB dalam pembaruan epidemiologi mingguannya, sebagaimana dilansir dari Kantor Berita AFP.

Virus corona varian DeltaIlurstrasi: Virus corona varian Delta (Foto: dw.com/id)

Tiga varian virus corona yang menjadi perhatian (coronavirus variants of concern/VOC) lainnya adalah Alpha, pertama kali terdeteksi di Inggris. Virus tersebut dilaporkan menyebar di 180 wilayah, naik enam dari minggu lalu. Sementara Beta, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan terdapat di 130 wilayah, dan Gamma, pertama kali terdeteksi di Brasil, pada 78 wilayah atau naik tiga.

Menurut urutan SARS-CoV-2 yang diajukan ke inisiatif sains global GISAID selama empat minggu hingga 20 Juli, prevalensi Delta melebihi 75% di beberapa negara.

Negara-negara itu termasuk Australia, Bangladesh, Botswana, Inggris, Cina, Denmark, India, Indonesia, Israel, Portugal, Rusia, Singapura, dan Afrika Selatan.

“Bukti yang berkembang mendukung peningkatan transmisibilitas varian Delta dibandingkan dengan non-VOC. Namun, mekanisme yang tepat untuk peningkatan transmisibilitas masih belum jelas,” kata pejabat WHO.

penggali kubur di papuaPenggali kubur pakai alat pelindung diri (APD) di area pemakaman yang disediakan pemerintah untuk korban Covid-19, seiring lonjakan kasus di Jayapura, Papua, 20 Juli 2021 (Foto: voaindonesia.com - Antara/Indrayadi TH via REUTERS)

Kasus Naik 12%. Organisasi yang berbasis di Jenewa, Swiss, itu mengatakan secara keseluruhan, 3,4 juta kasus baru Covid-19 dilaporkan dalam sepekan hingga 18 Juli 2021, naik 12% dari pekan sebelumnya.

“Pada tingkat ini, diharapkan jumlah kumulatif kasus yang dilaporkan secara global dapat melebihi 200 juta dalam tiga minggu ke depan,” kata pejabat WHO.

WHO mengatakan peningkatan penularan global tampaknya didorong oleh empat faktor: varian yang lebih menular; relaksasi langkah-langkah kesehatan masyarakat; peningkatan pencampuran sosial dan sejumlah besar orang yang tidak divaksinasi (ah/ft)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Varian Delta Meluas Kematian Covid-19 di Asia Tenggara Melonjak
Di negara Asia Tenggara lain, seperti Malaysia dan Myanmar, pasien Covid-19 melonjak dan sulit mendapat perawatan di rumah sakit
Varian Delta Sumbang 83% Infeksi Covid-19 di Amerika
Pejabat kesehatan AS menyatakan kasus virus corona varian Delta terus alami lonjakan kasus baru dan capai sekitar 83% dari infeksi Covid-19 di AS
Varian Delta Dominasi Kasus Covid-19 di Yogyakarta
Yogyakarta alami peningkatan jumlah kasus positif dan kematian yang luar biasa dalam beberapa pekan terakhir didominasi varian Delta
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu