Jakarta – Harapan dunia agar pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) mereda ternyata sirna karena jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia terus bertambah. Laporan situs independen, worldometer, tanggal 6 Agustus 2020, pukul 16.52 WIB, menunjukkan jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia lebih 19 juta yaitu 19.000.415 dengan 711.627 kematian.
Jika dihitung dari tanggal 31 Desember 2019, ketika Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) menerima laporan tentang virus baru di Wuhan, China, maka jumlah kasus Covid-19 sebanyak 19.000.415 tercapai dalam waktu 220 hari.
Ketika pandemi Covid-19 berkecamuk di Wuhan, China, akhir Desember 2019, banyak negara yang tidak melakukan antisipasi terhadap ancaman pandemi global. Bahkan, beberapa kepala negara justru meremehkan ancaman pandemi Covid-19.
Catatan kemudian menunjukkan negara-negara yang anggap remeh sekarang berada di papan atas pada puncak pandemi global. Itu artinya bumerang bagi negara-negara yang menganggap remeh ancaman pandemi Covid-19.
Di awal pandemi banyak kalangan yang memperkirakan China akan jadi ‘neraka’ pandemi Covid-19 yang akan disusul oleh Korea Selatan (Korsel). Perkiraan ini masuk akal karena China merupakan negara pertama tempat virus terdeteksi, sedangkan Korsel merupakan negara tetangga China yang jadi tujuan utama pelancong asal Wuhan khususnya dan China umumnya.
Ternyata dua negara itu menerapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi ancaman pandemi Covid-19, seperti tes massal yang masif dengan sistematis dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
China dan Korsel tidak pernah jadi episentrum Covid-19. Bahkan dengan jumlah kasus 84.528 China ada di peringkat ke-30 dunia yang disalip 29 negara. Sedangkan Korsel dengan kasus 14.499 ada di peringkat ke-74 dunia yang disalip 73 negara dalam jumlah kasus Covid-19.
Episentrum Covid-19 pertama terjadi di Italia (Eropa) yang disusul oleh Spanyol (Eropa). Tapi, dua negara ini berhasil menekan laju penyebaran Covid-19. Spanyol ada di peringkat ke-9 dunia dengan jumlah kasus 352.847 dan 28.499 kematian. Italia di peringkat ke-15 dunia dengan jumlah kasus 248.803 dan 35.181 kematian.
Beberapa negara yang di awal pandemi dan ketika puncak pandemi terjadi di Italia dan Spanyol ada di ‘papan bawah’ pandemi Covid-19 dengan jumlah kasus yang hanya 2 atau 3 digit belakangan meroket ke puncak pandemi global. Negara-negara itu adalah Brasil, India, Afrika Selatan, Meksiko, Peru, Chili, Kolombia, Iran, Arab Saudi, Pakistan, Bangladesh, dll.
Sebaliknya, Amerika Serikat (AS) bercokol di puncak pandemi dunia dengan jumlah kasus 4.973.741 dan 161.607 kematian. Disusul Brasil dengan 2.862.761 kasus dan 97.418 kematian. Selanjutnya India dengan 1.967.700 kasus, Rusia jumlah kasus 871.894, dan Afrika Selatan 529.877. Ada 12 negara dengan jumlah kasus Covid-19 lebih dari 300.000.
Bagaimana dengan Indonesia? Dengan jumlah kasus 118.753 dan 5.521 kematian Indonesia ada di peringkat ke-23 dunia.
Karena obat dan vaksin Covid-19 belum ada maka diperlukan partisipasi global untuk menekan laju penyebaran Covid-19, antara lain dengan menerapkan protokol kesehatan secara konsekuen dan konsisten yaitu memakai masker, jaga jarak fisik dan mencuci tangan.
WHO mengingatkan dunia agar tes, tracing dan isolasi dijalankan serentak. Jika ada negara yang tidak menjalankan hal ini, maka negara itu akan menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak terkendali di masa depan. []