China Tuntut Amerika Serikat Cabut Larangan Impor Xinjiang

China tuntut Washington cabut larangan impor kapas dan tomat dari Provinsi Xinjiang, sebuah kawasan yang banyak dihuni warga Muslim Uighur
Ilustrasi bendera AS dan China (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Beijing – Otoritas China, 14 Januari 2021, menuntut Washington mencabut larangan impor kapas dan tomat dari Provinsi Xinjiang, sebuah kawasan di barat laut China yang banyak dihuni warga Muslim Uighur. Washington memberlakukan larangan itu menyusul munculnya laporan bahwa hasil pertanian tersebut diproduksi melalui kerja paksa, sebuah tudingan yang dibantah China sebagai kebohongan abad ini.

Larangan yang diumumkan, 13 Januari 2021, itu menambah panjang daftar sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintahan presiden AS Donald Trump terhadap para pejabat, perusahaan-perusahaan, dan barang-barang China terkait isu HAM, keamanan, dan lain-lain.

Dampak komersial sanksi itu sebetulnya belum jelas, tetapi Beijing sensitif terhadap kritik mengenai kawasan Xinjiang, di mana lebih dari 1 juta orang Uighur dan anggota kelompok-kelompok minoritas Muslim lainnya telah dikurung di kamp-kamp penahanan. Beijing membantah memperlakukan mereka dengan buruk dan mengatakan pihaknya berusaha mendukung pembangunan ekonomi dan memberantas radikalisme.

jubir kemlu chinaJuru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, di kantor Kementerian Luar Negeri China di Beijing. (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

“China menentang tegas hal ini. Yang disebut masalah kerja paksa adalah 'kebohongan abad ini' yang dibuat-buat, '' kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian. Ia menuduh Amerika Serikat ingin merugikan perusahaan-perusahaan China dan menghambat pembangunan negara.itu

“Kami mendesak pihak AS untuk menghormati fakta, sehingga perlu segera membatalkan keputusan yang keliru itu dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri China dengan dalih masalah-masalah terkait Xinjiang,'' kata Zhao.

Zhao mengatakan Beijing akan `”melindungi kepentingan dan martabatnya'' tetapi tidak memberikan indikasi kemungkinan akan melakukan pembalasan. Pemerintah China telah membuat pernyataan serupa menyusul sanksi AS sebelumnya, tetapi tidak mengambil tindakan.

Xinjiang adalah pemasok kapas utama bagi para produsen pakaian di China serta Bangladesh, Vietnam, dan negara lain. Larangan AS menjadi tantangan potensial bagi pengecer atau merek pakaian yang akan diminta untuk memastikan produk mereka bebas dari kapas Xinjiang.

Zhao memperingatkan larangan itu akan mengganggu rantai pasokan global. “Ini merugikan kepentingan perusahaan-perusahaan dan konsumen di semua negara, termasuk Amerika Serikat sendiri, '' ujarnya.

Xinjiang juga merupakan pemasok utama pasta tomat untuk merek-merek makanan asing, tetapi pasar utamanya adalah Eropa dan Timur Tengah.

Amerika Serikat mengimpor produk kapas senilai sekitar 9 miliar dolar AS langsung dari China tahun lalu, menurut pemerintah AS.

seorang petaniSeorang petani memanen kapas di Hami, wilayah Xinjiang, China, 14 Oktober 2018. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Sebelumnya, Washington memberlakukan larangan impor dari sebuah perusahaan yang mengontrol sekitar sepertiga dari produksi kapas Xinjiang pada Desember. Pemerintah AS mengatakan telah menghentikan pengiriman senilai sekitar 2 juta dolar.

Amerika juga telah memberlakukan larangan perjalanan dan sejumlah sanksi lainnya kepada sejumlah pejabat Partai Komunis China karena keterlibatan mereka dalam kerja paksa di Xinjiang.

Kanada dan Inggris juga telah mengumumkan rencana untuk memblokir impor barang-barang yang diproduksi dari hasil kerja paksa di Xinjiang (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
AS Larang Impor Produk dari Wilayah Uighur China
Otoritas AS menyatakan akan berhenti mengimpor kapas dan produk makanan berbasis tomat dari wilayah Uighur, China
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.