China Tuntut 2 Warga Kanada Atas Tuduhan Mata-mata

Jaksa di China menuntut dua warga Kanada karena bersalah atas tuduhan tindak pidana memata-matai atau spionase, Jumat, 19 Juni 2020.
Direktur Keuangan Huawei Meng Wanzhou (tengah) meninggalkan Mahkaman Agung British Columbia, di Vancouver, British Columbia, Kanada, Kamis (23/2/2020), setelah sidang ekstradisi dirinya.(Foto: Antara/REUTERS/JENNIFER GAUTHIER/TM)

Jakarta - Jaksa di China menuntut dua warga Kanada karena bersalah atas tuduhan tindak pidana memata-matai atau spionase, Jumat, 19 Juni 2020. Kasus penahanan dua warga Kanada itu membuat hubungan diplomatik Ottawa, Kanada dan Beijing renggang. 

Dikutip dari Antara, Jumat, (19/6/2020), Michael Kovrig, mantan diplomat, dan Michael Spavor, pebisnis, ditahan pihak keamanan China pada akhir 2018, tidak lama setelah otoritas di Kanada menangkap Meng Wanzhou, direktur keuangan Huawei Technologies Co, perusahaan teknologi asal China

Meng ditahan oleh aparat di Vancouver, Kanada, berdasarkan surat perintah dari pemerintah Amerika Serikat (AS)

Berulang kali China mendesak Kanada agar membebaskan Meng. Beijing memperingatkan Ottawa dapat menerima akibat buruk apabila membantu AS pada kasus Meng.

Pada Desember 2019, Kementerian Luar Negeri China mengatakan penyelidikan terhadap dua warga Kanada itu telah rampung dan bahwa kasus tersebut telah diserahkan kepada pihak kejaksaan. 

Kasus yang melibatkan Kovrig ditangani oleh kantor kejaksaan di Kota Beijing, sementara kasus Spavor diserahkan kepada kejaksaan di Provinsi Liaoning di timur laut. 

Pembacaan tuntutan terhadap keduanya menunjukkan kasus hukum berlanjut ke proses persidangan. 

Kanada menyebut penangkapan terhadap dua warganya sebagai perbuatan tidak berdasar. Kedutaan Besar Kanada di Beijing belum menanggapi pertanyaan terkait masalah tersebut.

Spavor didakwa melakukan tindak pidana memata-matai terhadap rahasia negara serta memberikan informasi ke pihak lain di luar China. 

Sementara itu, Kovrig dituntut melakukan aksi spionase terhadap rahasia negara dan intelijen untuk pihak lain di luar China, demikian isi dakwaan yang diunggah oleh kejaksaan, Jumat (19/6/2020)

Utusan China untuk Kanada, Cong Peiwu, awal Juni 2020, mengatakan Spavor dan Kovrig dalam kondisi sehat, tetapi otoritas di China menghentikan sementara kunjungan utusan pihak kedutaan karena aturan pembatasan selama pandemik virus corona Covid-19. 

Komisi Politik dan Hukum Partai Komunis China pada tahun lalu mengatakan Kovrig dicurigai mencuri dan memata-matai informasi rahasia serta intelijen China. Pihak partai menyebutkan Spavor memberikan informasi itu kepada Kovrig. 

Kovrig bekerja untuk International Crisis Group (ICG), sebuah organisasi nonpemerintah yang bekerja membantu penanggulangan konflik. ICG belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan. 

ICG sebelumnya mengatakan tuduhan yang ditujukan pada Kovrig itu absurd dan tidak dasar. 

Spavor (44) merupakan seorang pengusaha yang punya hubungan erat dengan Korea Utara.

Meskipun China mengatakan penangkapan dua warga Kanada itu tidak terkait dengan kasus Meng, sejumlah eks diplomat dan para ahli berpendapat penahanan itu merupakan alat untuk menekan Kanada. 

Meng, putri pendiri Huawei, bulan lalu kalah dalam persidangan sehingga dia kemungkinan akan diekstradisi ke AS dan tidak dapat lagi menikmati fasilitas tahanan rumah di Vancouver. 

Otoritas di AS mengejar Meng karena dia diduga terlibat kasus penipuan bank. 

Dia belum lama ini mengajukan pendapat hukum baru di pengadilan Kanada untuk melawan upaya ekstradisi AS, demikian isi dokumen pengadilan, Senin (15/6/2020).[]

Berita terkait
Intelijen Kanada: Kasus Huawei akan Kejutkan Dunia
Badan intelijen Kanada pernah memperingatkan bahwa penangkapan Meng Wanzhou, anak pendiri Huawei Ren Zheng, menimbulkan gelombang mengejutkan.
Twitter Beri Label Manipulasi Postingan Donald Trump
Twitter memberi label manipulated media bahwa video yang diunggah dalam akun pribadi Presiden AS Donald Trump merupakan hasil manipulasi.
Ada Simbol Nazi, Facebook Hapus Iklan Politik Trump
Facebook telah menghapus postingan iklan kampanye politik yang diunggah oleh tim kampanye Donald Trump karena menggunakan simbol Nazi.
0
Presiden Jokowi Akan Hadiri KTT G7 serta Temui Pemimpin Rusia dan Ukraina
Negara pertama yang akan dikunjungi Presiden adalah Jerman untuk memenuhi undangan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7