Ada Simbol Nazi, Facebook Hapus Iklan Politik Trump

Facebook telah menghapus postingan iklan kampanye politik yang diunggah oleh tim kampanye Donald Trump karena menggunakan simbol Nazi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berbicara terkait penanganan virus Corona di Gedung Putih, Amerika Serikat. (Foto: YouTube/Guardian News).

Jakarta - Facebook telah menghapus postingan iklan kampanye politik yang diunggah oleh tim kampanye Donald Trump, karena sejumlah konten tersebut menggunakan simbol Nazi, Kamis, 18 Juni 2020. Facebook diketahui memiliki aturan yang melarang konten berisi kebencian terorganisir.

Facebook mengambil tindakan itu setelah mendapat kritikan luar biasa, bahkan oleh karyawannya sendiri, karena membiarkan Presiden Donald Trump menyebarkan konten kebencian, yang memantik kekerasan, serta hoaks di platform media sosial tersebut.

Dikutip dari BBC News, Jumat, 19 Juni 2020, konten milik tim kampanye Trump yang dihapus itu berisi sebuah foto segitiga merah berlis hitam, simbol yang digunakan Nazi kepada tahanan Yahudi di kamp-kamp konsentrasi pada era Perang Dunia II.

"Kami tidak mengizinkan simbol yang mewakili organisasi yang penuh kebencian atau ideologi yang penuh kebencian kecuali jika mereka dihadapkan dengan konteks atau kecaman," kata kepala kebijakan keamanan jaringan sosial, Nathaniel Gleicher dikutip dari BBC News. 

"Gerombolan garis kiri berbahaya menguasai jalan-jalan kita dan menyebabkan kekacauan. Mereka menghancurkan dan menjarah kota-kota kita - sungguh gila. Tolong tulis nama kamu dan dukunglah presiden kita dan keputusannya untuk mendeklarasikan Antifa sebagai organisasi teroris," bunyi pesan dalam iklan tersebut.

Trump dan para relawannya menuduh Antifa sebagai pelaku penjarahan dan pemicu kerusuhan dalam sejumlah demontrasi Black Lives Matter beberapa waktu lalu, setelah kematian warga kulit hitam, yaitu George Floyd akibat kekejian polisi kulit putih di Minneapolis, AS.

Antifa sendiri merupakan kelompok aktivis kiri yang menentang fasisme dan ideologi supremasi kulit putih di AS, membantah tudingan itu. Para analis berkali-kali mengatakan tak ada bukti bahwa Antifa melakukan penjarahan dan kerusuhan di AS.

Bend the Arc sebuah kominitas aktivis Yahudi progresif di AS, adalah pihak pertama yang mengenali simbol tersebut. Organisasi itu lalu mengumbarnya di Twitter.

"Presiden Amerika Serikat berkampanye menggunakan simbol kamp konsentrasi Nazi... Trump dan RNC (Komite Nasional Partai Republik) menggunakannya untuk mencemarkan nama baik ribuan demonstran," protes Bend the Arc di Twitter, Rabu (17/6/2020).

"Menggunakan simbol itu untuk menyerang lawan politik adalah sangat keterlaluan. Tim kampanye presiden harus belajar sejarah, tidak ada alasan untuk menggunakan simbol-simbol terkait Nazi," kritik Jonathan Greenblatt, CEO Anti-Demation League, organisasi Yahudi internasional.[]

Berita terkait
Twitter Beri Label Manipulasi Postingan Donald Trump
Twitter memberi label manipulated media bahwa video yang diunggah dalam akun pribadi Presiden AS Donald Trump merupakan hasil manipulasi.
Trump Bujuk China untuk Bantu Menangkan Pilpres
Presiden Amerikat, Donald Trump disebut-sebut minta bantuan China untuk memenangkan kembali pemilihan presiden pada November mendatang.
George Floyd Meninggal, Lady Gaga: DonaldTrump Gagal
Lady Gaga menyebut Donald Trump gagal memimpin AS terkait meninggalnya George Floyd ditangan polisi.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina