Jakarta – China memberlakukan lockdown di salah satu kota terbesar yang berpenduduk 17 juta jiwa pada hari Minggu, 13 Maret 2022. Langkah itu diambil ketika kasus virus corona di negara itu berlipat ganda menjadi hampir 3.400.
Otoritas Kota Shenzhen memerintahkan warganya untuk tidak keluar rumah sementara kota itu berusaha mengendalikan wabah varian Omicron, setelah wilayah tetangganya, Hong Kong dilanda penyebaran virus itu.
Penguncian wilayah dan penangguhan transportasi umum akan berlangsung hingga 20 Maret 2022, kata pemerintah kota. Pemkot menambahkan mereka akan melakukan tes massal sebanyak tiga kali.
Langkah itu memperluas lockdown sebelumnya yang diberlakukan di pusat bisnis kota itu.
Kota Shenzhen melaporkan 66 infeksi baru pada Minggu, 13 Maret 2022, hanya sedikit jika dibandingkan dengan 32.430 kasus baru di Hong Kong pada hari yang sama.
"Jika pencegahan dan pengendalian tidak diperkuat segera, hal itu bisa menyebabkan transmisi komunitas skala besar," kata pejabat kesehatan Shenzhen, Lin Hancheng, dalam sebuah pengarahan.
Lonjakan infeksi Covid-19 di seluruh China juga telah memicu pihak berwewenang untuk menutup sekolah-sekolah di Shanghai dan lockdown di beberapa kota di timur laut, sementara 18 provinsi memerangi klaster Omicron dan Delta (vm/lt)/voaindonesia.com. []
China Kecam Upaya AS Usut Asal Muasal Virus Corona
China Menyetujui Penggunaan Obat Covid-19 Paxlovid Produk Pfizer
Kota Changchun di China Lockdown Karena Covid-19
Berapa Lama China Bisa Bertahan Hadapi Covid-19 Varian Delta