Makassar - Seorang pelajar bernama Wawan Kurniawan, 16 tahun, meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin 17 Agustus 2020. Sebelum meninggal, pendaki ini sempat merasa sakit kepala dan mengigau.
Wawan melakukan pendakian hanya berdua dengan temannya, Wahyu Hidayat. Mereka ini mendaki di gunung dengan ketinggian 2830 MDPL itu, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75, Republik Indonesia.
Karena saya hanya berdua dengan korban, jadi saya bergabung dengan tim lainnya dari jalur Tassoso Sinjai.
Menurut Wahyu Hidayat bahwa dia melakukan pendakian bersama Wawan (korban) dengan ala backpacker. Mereka ini pun mulai berangkat dari Kota Makassar ke Bawakaraeng pada 11 Agustus 2020 lalu.
"Saya bersama Wawan berangkat dari Makassar sejak 11 Agustus. Tapi singgah bermalam di Bili-bili karena kemalaman," kata Wahyu Hidayat, Senin 17 Agustus 2020 malam.
Baca juga:
- Ini Jalur Dilalui Pendaki yang Tewas di Bawakaraeng
- Pendaki Tewas saat Peringati HUT RI di Bawakaraeng
- 15.228 Orang Peringati HUT ke-75 RI di Bawakaraeng
- HUT ke-75 RI 10 Ribu Pendaki Padati Gunung Bawakaraeng
Ke esokan harinya, 12 Agustus 2020 lalu, lanjut Wahyu, dia melanjutkan perjalanan ke Gunung Bawakaraeng dan mendaki hanya berdua saja. Kemudian, mereka kembali bermalam atau camp di pos lima Bawakaraeng.
"Karena saya hanya berdua dengan korban, jadi saya bergabung dengan tim lainnya dari jalur Tassoso Sinjai, untuk melanjutkan perjalanan ke Pos 10 Bawakaraeng, pada 13 Agustus 2020 atau ke esokan harinya," ceritanya.
Selama berada di puncak gunung, Wawan tak memperlihatkan ada tanda-tanda bahwa ia akan meninggal. Hanya saja, pada Minggu 16 Agustus 2020, Wawan sempat mengeluhkan jika sedang sakit kepala. Sesakali ia mengigau.
Melihat kondisi Wawan, beberapa temannya sempat memintanya untuk pulang atau turun ke kaki gunung. Tapi saat itu, Wawan tetap tak ingin pulang dan ngotot menantikan HUT RI ke-75, dengan pengibaran bendera merah putih.
"Saya sempat mengajaknya turun ke kampung terakhir, namun ia menolak. Dan mengimbau untuk turun setelah pengibaran bendera Merah Putih," terangnya.
Tapi karena, cukup khwatir dengan kondisinya, Wahyu bersama rekan lainnya mengajaknya turun. Dan kata dia, diperjalanan korban tidak sadarkan diri.
"Karena kondisi darurat, jadi korban kami evakuasi ke tenda pendaki lainnya di antara pos 10 dan 9. Hingga akhirnya, rekan kami dinyatakan meninggal dunia," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Makassar, Muh Rizal, mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi terkait adanya pendaki meninggal di puncak Gunung Bawakaraeng sekitar pukul 06.00 WITA. Dan Tim SAR gabungan langsung bergerak untuk mengevakuasi mayat turun.
"Setelah dapatkan informasi dari Siaga Merah Putih adanya pendaki meninggal dunia, kami langsung ke puncak untuk evakuasi mayat. Dan sekitar pukul 14.15 WITA, kami sudah sampai di kaki gunung dan mayat langsung diserahkan ke petugas medis," kata M Rizal saat diwawancarai wartawan.
Karena kondisi darurat, jadi korban kami evakuasi ke tenda pendaki lainnya di antara pos 10 dan 9. Hingga akhirnya, rekan kami dinyatakan meninggal dunia.
Adanya informasi jika seorang pendaki gunung Bawakaraeng meninggal, sehingga SAR siaga Merah Putih langsung bergerak mengevakuasi korban ke kaki gunung. Sekitar pukul 14.15 WITA, jenasah Wawan tiba di kaki gunung dan langsung dibawa ke Puskesmas Tinggimoncong.
Wawan Kurniawan merupakan pelajar asal Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulsel. Pasca ia dinyatakan meninggal dunia, SAR langsung menghubungi keluarganya untuk menjemput Wawan di Puskesmas lalu dibawa ke rumah duka di Kabupaten Bulukumba untuk disemayamakan dan dimakamkan.
Diketahui, Senin, 17 Agustus 2020, sekitar pukul 09.00 WITA, tercatat sudah 15.228 orang melakukan registrasi di Posko Lembanna, untuk melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng. Mereka ini masing-masing, puncak terdapat 5.935 orang, Lembah Ramma ada 6.240 orang dan Lembanna terdapat 3.053 orang. []