Cerita Penggali Makam Pasien Virus Corona di Medan

Penjaga pemakaman khusus Mandailing di Medan bertutur tentang insiden penolakan pemakaman pasien corona.
Makam Mussadat Nasution di Pemakaman Khusus Mandailing di Medan.(Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Ucok, adalah seorang lelaki berusia 52 tahun. Dia seorang penjaga pemakaman khusus Mandailing, di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara.

Pemakaman yang dia jaga, menjadi tempat bagi Mussadat Nasution, seorang pejabat di Pemerintah Kota (Pemko) Medan, yang meninggal saat masih berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 pada Rabu, 25 Maret 2020 malam.

Selain penjaga makam, Ucok juga penggali kubur setiap jenazah yang akan dimakamkan di tanah wakaf pemakaman khusus Mandailing itu.

Kepada Tagar saat ditemui di kantor kenaziran pemakaman Mandailing Sei Mati, Medan pada Kamis, 26 Maret 2020, Ucok bertutur tentang proses pemakaman almarhum Mussadat.

Ucok menyebut, sempat ada insiden warga di sekitar pemakaman menolak jenazah Mussadat dimakamkan di sana.

"Iya, ini pemakaman khusus suku Mandailing. Siapapun yang Mandailing boleh dimakamkan di sini, termasuk yang semalan masuk. Pejabat di Pemko Medan itu, semalam sempat ada penolakan dari warga, tapi akhirnya warga setuju setelah mendapatkan penjelasan dari kepolisian," tutur Ucok.

Lelaki yang selalu memakai topi ini adalah salah satu orang yang menggali kuburan Mussadat. Dia menggali kuburan setelah mendapat perintah dari kenaziran pemakaman.

"Saya menggalinya, sekitar jam 8 malam saya gali kuburan itu. Pastinya atas perintah Pak Nazir lah. Selain itu, camat dan lurah di sini juga ikut datang ke mari, merekalah yang meminta agar digali lubang untuk pemakaman," akunya.

Belum ada yang datang, makam itu juga belum ada yang bersihkan

Setelah lubang selesai digali, Ucok diminta untuk segera menjauh dari lokasi sesuai dengan jarak yang telah ditentukan oleh pihak kecamatan dan kelurahan. Sebab, jenazah yang akan dimakamkan akan segera datang.

"Habis itu saya menjauh. Baru datanglah mobil ambulans membawa jenazah bapak itu (Mussadat). Jenazah itu dikubur oleh enam orang memakai seragam lengkap. Memakai jubah menutupi seluruh tubuh mereka. Kemudian, mereka mengangkat jenazah yang sudah dipersiapkan di dalam peti mati. Jenazah sekaligus peti matinya langsung dikuburkan," ucap Ucok, sambil menunjuk makam Mussadat.

Sepengetahuan Ucok, hanya enam orang yang berada di lokasi makam Mussadat. Sedangkan keluarga dan lainnya, tidak diperbolehkan mendekat. Polisi berjaga tak jauh dari lokasi.

"Siapapun gak ada yang boleh mendekati tempat bapak itu (Mussadat) dimakamkan. Setelah jenazah itu dimakamkan, seluruh warga yang mengantar langsung pulang. Pihak keluarganya juga gak ada yang datang. Polisi banyak datang semalam," kata Ucok.

Ditambahkan Ucok, hingga saat ini belum ada pihak manapun yang mendatangi makam Mussadat. Kondisi makam juga belum dibersihkan.

"Belum ada yang datang, makam itu juga belum ada yang bersihkan. Kalau saya biasanya, setelah pihak keluarga yang bersangkutan datang, baru saya mulai membersihkan. Di seputaran makam juga masih ada cangkul untuk menggali lubang semalam," terang Ucok.

Disinggung biaya pemakaman dan kebersihan makam, Ucok tidak bisa menerangkannya. Dia mengaku hanya bekerja.

"Kalau untuk itu, coba langsung tanya ke Pak Nazir saja, saya tidak tahu untuk biaya itu, saya hanya menjaga makam, mengorek lubang dan membersihkan makam dari kotoran maupun sampah dedauan," tandasnya.

Pantauan Tagar di lokasi, terlihat makam Mussadat masih belum dipasangi batu nisan. Sebagai tanda dipasang dua kayu yang diletakkan di bagian kepala dan kaki. Di seputaran makam masih ada alat menggali lubang, seperti cangkul dan lainnya.

Sebagaimana diketahui, Mussadat Nasution adalah Asisten Pemerintah di Pemko Medan. Dia meninggal dunia diduga terjangkit Covid-19. Meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada Rabu, 25 Maret 2020.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemko Medan Arrahman Pane, membenarkan Mussadat telah meninggal dunia. Hanya saja, dia membantah, Mussadat meninggal karena terjangkit virus corona.

"Kepada rekan-rekan, mohon tidak membuat pemberitaan yang menyatakan almarhum Mussadat meninggal karena Covid-19, karena yang berhak menyampaikan itu adalah Gugus Tugas Covid-19 yang telah ditunjuk," tujas Arrahman.

Arrahman menuturkan, almarhum Mussadat masuk rumah sakit pada Senin, 23 Maret 2020. Dia opname di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan gejala sakit demam, dan batuk. "Kita tidak bisa bilang meninggal karena corona," terangnya. []

Berita terkait
3 Meninggal Akibat Corona di Sumut, 1 Pejabat Medan
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis, menyebut sudah tiga orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Disinfektan Perumahan Pasien Positif Corona di Medan
Personel Polda Sumatera Utara melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah kawasan di Kota Medan.
Medan Segera Gelontorkan Rp 100 Miliar untuk Corona
Pemko Medan akan menggelontorkan Rp 100 miliar untuk mengatasi penyebaran virus corona atau Covid-19.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.