Jakarta, (Tagar 16/2/2019) - Seolah bangkit dari keterpurukan dan kesedihan, selepas bencana tsunami merenggut nyawa istri dan temen-teman bermusiknya di Seventeen Band, Ifan memutuskan untuk bergabung dengan Armada Band dalam sebuah proyek musik.
Kolaborasi Ifan Seventeen bersama Armada Band, menghasilkan single berjudul Demi Tuhan Aku Ikhlas, videonya diunggah melalui kanal berbagi video youtube milik Armada, Rabu (13/2) malam.
Menurut Yulia Dian, manager Seventeen lewat unggahan blog pribadinya, single Ifan bersama Armada dikerjakan dengan begitu cepat. Proses take vocal dilakukan Ifan pada tanggal 11 Februari 2019, kemudian pada tanggal 14 Februari tengah malam, klip lagu tersebut sudah dilepas rilis melalui youtube.
Masih dalam unggahan yang sama, Yulia Dian menulis ulang pembicaraan antara personil Armada Band dan Ifan Seventeen. Pembicaraan dilakukan melalui fitur Live di akun sosial media Instagram milik Armada Band, sebelum lagu tersebut dirilis.
Berikut petikannya:
Rizal :
Lagu ini tercipta bertepatan dengan kejadian di Tanjung Lesung. Waktu itu tgl 22 Des aku sama Mai lagi di studio. Genjrang2 di studio lalu kita menemukan nada yang menurut kita enak. Kita berdua mikir temanya tentang org yang berusaha untuk mengikhlaskan orang yang dicintainya udah pergi. Kita buat waktu itu bukan dalam keadaan berpulang. Pas kita bikin jam setengah 10 malam dan jam 12 pas keluar studio ada kru kita bilang Seventeen kena tsunami. Alhamdulilah salah sau saudara kita Ifan selamat dari musibah ini. Yang sayangnya beberapa teman kita di Seventeen kembali berpulang dan Ifan kehilangan istrinya.
Kita bikin lagu ini tanpa rencana. Bukan karena ada bencana terus kita sok-sokan bikin lagu. Cuma pada saat recording ada tercetus ide untuk mengajak Ifan kolaborasi bukan untuk dalam tanda kutip mengambil momen. Ini lebih salah satu support kami untuk Ifan supaya dia lebih kuat, lebih bangkit. Dengan niatan supaya dia kembali nyanyi. Dan awalnya Ifan nolak banget.
Kita tahu alasannya, cuma mungkin ada beberapa orang di lingkungan Ifan yang menguatkan ini bisa jadi semangat baru. Bisa jadi salah satu bentuk kenangan ke anak-anak Seventeen dan almarhumah istri. Ifan merapat dan mau diajak kolaborasi.
Ifan:
Yang pasti awalnya berat, pas Rizal pertama kali ngomong nyiptain lagu yang ternyata dibikinnya itu pas saat kejadian tsunami, pertama merinding sampai tiba-tiba Rizal dengerin lagunya. Ternyata lagunya sangat emosional buat gue.
Sempat apa ya, ada beberapa lirik yang nggak bisa gue nyanyiin. Kalian akan bisa liat sendiri manakah lirik yang nggak bisa gue nyanyiin.
(Gue) menolak (karena) memang berat biasanya belasan tahun recording sama mas Herman, Mas Bani dan Mas Andi tiba-tiba sendiri itu berat. Tapi sekali lagi lagunya itu menyentuh banget, emosional banget. Dan ternyata sahabat gue di Armada memperbolehkan dan mengizinkan buat kalaupun ikut (kolaborasi) boleh ada beberapa lirik yang belum bisa dinyanyiin. Dan memang kita sebagai musisi itu curhatnya lewat lagu dan sangat menyenangkan ada sebuah lagu yang dijadiin tempat curhat. Akhirnya bismillah dengan diizinkan aku nggak bisa nyanyiin beberapa lirik, aku recording.
(Ini) sebagai bentuk rasa rindu ke anak-anak (Seventeen) karena menurutku ini kalau pun memang almarhum Bani, Herman, Andi termasuk almarhumah istriku, kalau mereka bisa ngomong akan bilang makasih karena rasa kasih sayang yang tercurah di lagu ini memang terasa banget. Dan memang dipersembahkan Armada untuk Seventeen dan istriku. Terasa banget dalam liriknya.
Rizal :
Yang kita tahu kalian manggung di Tanjung Lesung dan beberapa hari sebelumnya istriku berkabar sama Dylan dan merencanakan sesuatu yang seru dan mungkin saja Allah kasih pesan lewat kitat. Kita pun dari sekian banyak lirik dan tema entah kenapa gue sama Mai menggebu banget buat naikin (tema ini).
Ifan:
Kalau gue boleh cerita temen-temen lihat ada video behind the scene pas recording memang nggak mudah.. nggak mudah.. nggak mudah. Rizal sebagai voc director marahin gue mulu. Penguasaan emosionalnya susah.
Rizal:
Ini jadi kebanggaan pribadi buat gue juga sih bisa ngedirect vokalis terbaik di Indonesia setelah kanda Pasha dan gue (tertawa). Kita pribadi sangat bangga. Kita bdua anak didik mas Irvnat dan loe sendiri yang minta gue, itu salah satu kebanggan gue pribadi.
Mai:
Ini karya yang paling membanggakan bagi gue karena gue sangat mengidolakan sosok teman-teman Seventeen. Bani, Andi, Herman mereka itu salah satu panutan gue bermusik. Ini sebagai bentuk penghormatan gue untuk Seventeen.
Rizal:
Seventeen jauh lebih lama dari Armada dulu mereka bersama Doni. Dan menjadi baru setelah bergsnti vokalis, Armada dan Seventeen jadi satu angkatan dengan vokalisnya Ifan. Dan dari satu angkatan ini yang terbaik ya Seventeen. Karena konsistensinya dan lagunya menusuk dari depan belakang, atas bawah segala arah. Beruntungnya Seventeen punya vokalis sekelas Ifan. Buatku Ifan mampu mendeliver karya-karya dqri almarhum Herman. Karena buat gue nggak semua vokalis bisa menyanyikan karya sebaik Ifan. Jadi yang gue harapkan adalah semoga dengan keluarnya single ini Armada bisa jadi salah satu orang di Indonesia yang bisa mengembalikan semangat Ifan.
Ifan:
Anak-anak pasti seneng banget ada lagu yang dipersembahkan (oleh) band yang sangat dekat sama kita. Salah satu yang gue lakuin adalah mewakili anak-anak dan Dylan untuk mengucapkan terima kasih atas apa yang Armada lakuin ke Seventeen.
Gue yakin banget kalau mereka masih hidup mereka akan ngucap "Sob ikut, ucapkan terima kasih ke mereka". Termasuk Dylan (akan bilang) "Sayang, kamu ikut nyanyi". Itu pasti terjadi seandainya mereka masih hidup.
Rizal:
Bantu armada untuk terus menyemangati Ifan. Kalau ada tagline We are Seventeen sekarang udah lebih lebar lagi. Sekarang gue Seventeen dan semua orang di Indonesia adalah Seventeen.
Ifan:
Berat berat berat berat berat. Itu (rekaman) sebuah perjalanan emosional yang sangat berat. Laguya bagus banget, liriknya menyentuh banget.
Mau ga mau pas pertama gue nyanyi yang terbayang pertama adalah muka Dylan dan itu berat. Baru mulai terbayang mukanya mas Herman, mas Andi, mas Bani, mas Oki, Ujang. Ya Allah...
Tapi alhamdulillah di dalam studio ternyata memang Rizal, Mai, Andit menguatkam gue banget.. sabar.. Rizal entah kenapa menguatkam gue dengan ngatain gue drama.. sedih. Loe menguatkan dengan cara beda. Kemaren itu nggak pengen nangis. Nggak pengen. Itu reaksi emosional yang sangat melelahkan. Dan jujur gue bukan orang yang gampang nangis dan jarang nangis sampe akhirnya gue nangis di studio. Tapi gara-gara Rizal, (gue) bisa ketawa lagi.[]