Cerita Ciuman Terakhir GBPH Prabukusumo untuk sang Istri

BRAy Prabukusumo, adik ipar Sri Sultan Hamengku Buwono X, meninggal dunia. Sang suami, GBPH Prabukusumo sempat memberikan ciuman terakhir.
Seorang pelayat mendoakan almarhumah BRAy Prabukusumo di depan makamnya, Rabu, 9 Desember 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Yogyakarta – Seorang perempuan muda berhijab berdiri menghadap gundukan tanah bertabur kembang. Masker dan faceshield yang dikenakannya tak mampu menyembunyikan isak kesedihan dari perempuan muda itu. Bekas air matanya yang belum mengering dan warna kemerahan di matanya menunjukkan itu.

Raut sedih lain juga terpancar dari tatap mata para pelayat yang hadir di Kompleks Pemakaman Hastorenggo, Kotagede, Yogyakarta, pagi itu, Rabu, 9 Desember 2020.

Di tempat itulah Bendara Raden Ayu (BRAy) Prabukusmo atau Roswarini Sri Yuniarsih binti Soeroso yang merupakan istri dari Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo dimakamkan. 

BRAy Prabukusumo merupakan adik ipar dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Sultan Keraton Yogyakarta.

Beberapa meter dari liang lahat, seorang pria yang merupakan abdi dalem Keraton Yogyakarta duduk bersila. Sebilah keris yang masih berada dalam warangka (sarung keris) terselip di bagian belakang surjan (pakaian adat pria Jawa) yang dikenakannya. Kepalanya tertutup oleh blangkon (topi pria khas Jawa). Sorot matanya juga menunjukkan kesedihan.

Cerita Pemakaman BRAy Prabukusumo (2)Seorang abdi dalem yang menyalakan pedupaan di area Pemakaman Hastorenggo, Kotagede, Yogyakarta, saat prosesi pemakaman BRAy Prabukusumo, Rabu, 9 Desember 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Tidak jauh dari abdi dalem itu, terdapat satu pedupaan kecil yang menyala. Asap putih tipis mengepul dari pedupaan itu, menebarkan aroma wangi kemenyan yang menyelimuti area pemakaman.

Matahari pagi yang bersinar lembut seperti tidak mampu menjadi penghangat dinginnya kesedihan para keluarga dan kerabat yang hadir di pemakaman. Sinarnya menimpa puluhan karangan bunga yang berjejer di luar pagar kompleks pemakaman.

GBPH Prabukusumo Cium Istri

BRAy Prabukusumo meninggal dunia pada Selasa malam, 8 Desember 2020, setelah beberapa hari mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) dr Sardjito, Yogyakarta. Almarhumah dirawat akibat positif Covid-19.

Sementara, sang suami, GBPH Prabukusumo, yang merupakan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) DIY juga dirawat di rumah sakit yang sama akibat terpapar Covid-19. Saat ini kondisi kesehatan GBPH Prabukusumo sudah mulai pulih.

Heri Zudianto, tokoh masyarakat Yogyakarta sekaligus rekan GBPH Prabukusumo, yang hadir dalam prosesi pemakaman BRAy Prabukusumo, mengatakan, kondisi GBPH Prabukusumo sudah semakin membaik dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

Alhamdulillah Mas Prabukusumo kondisinya baik, sehat, dan kemarin pagi diputuskan beliau sudah bisa isolasi mandiri di rumah.

Menurut Heri, pihak keluarga dan GBPH Prabukusumo sama sekali tidak menyangka bahwa BRAy Prabukusumo meninggal pada malam harinya. Sebab siang hari sebelum BRAY Prabukusumo meninggal, GBPH Prabukusumo masih sempat menemuinya di ruang perawatan.

Saat itu, kondisi kesehatan BRAy Prabukusumo memang memburuk. Sehingga pihak keluarga memberi tahu pada GBPH Prabukusumo dan meminta pihak rumah sakit untuk membolehkan BRAy Prabukusmo dijenguk. Sebab meskipun dirawat di rumah sakit yang sama, keduanya tidak dalam ruang perawatan yang sama dan tidak pernah bertemu.

Alhamdulillah beliau (GBPH Prabukusumo) sempat menengok kemarin siang dan sempat mencium ibu dan mendoakan,” kata mantan Wali Kota Yogyakarta ini.

Pertemuan siang itu rupanya menjadi yang terakhir antara keduanya. “Kita sama sekali juga tidak menyangka bahwa almarhumah Ibu Prabukusumo malamnya meninggal.”

Heri juga mengklarifikasi tentang adanya kabar yang menyatakan bahwa GBPH Prabukusumo syok saat mengetahui sang istri meninggal. Kabar itu dengan tegas ditepisnya, dan menegaskan bahwa kondisi GBPH Prabukusumo sudah membaik.

Sejak Selasa siang, 8 Desember 2020, dokter yang merawat GBPH Prabukusumo sudah mengizinkan GBPH Prabukusumo pulang dan dirawat di rumah.

Cerita Pemakaman BRAy Prabukusumo (3)Heri Zudianto (duduk kiri), tokoh masyarakat Yogyakarta, sedang mendoakan almarhumah BRAy Prabukusumo di depan makamnya, Rabu, 9 Desember 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

“Kemarin ada berita bahwa Mas Prabu syok dsb, dirawat di ICU, dll. Sekarang sudah kondur (pulang) karena memang sudah saatnya boleh kondur, diputuskan oleh dokter kemarin siang. Kondisi sehat. Beliau tegar dan ikhlas,” ucapnya melanjutkan.

Imbauan Pihak Keluarga

Mengenai terpaparnya GBPH Prabukusumo oleh Covid-19, Heri menduga itu akibat padatnya kegiatan GBPH Prabukusumo selaku Ketua PMI DIY, termasuk dalam penanganan Covid-19 dan erupsi Gunung Merapi.

Padahal, selama ini GBPH Prabukusumo dikenal sangat ketat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Saya kira Mas Prabu kemarin tidak kurang-kurangnya menjaga protokol tapi karena bertemu banyak orang dan kesibukan serta perannya di PMI untuk Covid ini, terakhir di Merapi,” kata Heri menduga.

Selain sibuk dalam penanganan erupsi Gunung Merapi, sebelumnya GBPH Prabukusumo juga sempat ke Jakarta dan berkeliling dengan agenda kegiatan yang sangat padat.

“Kayaknya itu terakhir kegiatannya, kalau bisa dihubungkan. Beliau kan dari Jakarta terus keliling dan sibuk sekali. Takdir Allah Bu Prabu kenanya dari Mas Prabu dan justru mendahului kita.”

“Saya kira Mas Prabu juga protokol kesehatannya sudah luar biasa tapi karena interaksinya luar biasa juga, ketemu dengan dari tim dari Jakarta juga yang khusus memantau Merapi dan beliau full mendampingi itu dari tanggal 11 November hari Rabu,” ucapnya menyambung penjelasan.

Saat ini pihak PMI memberi kesempatan pada GBPH Prabukusumo untuk fokus pada pemulihan kondisi kesehatannya, dan seluruh tanggung jawab Ketua PMI DIY dijalankan oleh Haka Astana Mantika Widya.

Cerita Pemakaman BRAy Prabukusumo (4)Haka Astana Mantika Widya, kerabat almarhum GBPH Prabukusumo, sedang memperaiki letak untaian bunga melati di area pemakaman BRAy Prabukusumo, Rabu, 9 Desember 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

“Jadi ada pelimpahan dari Ketua PMI kepada Pak Haka, dan Insya Allah dengan recovery di rumah secara psikologis akan menjadi lebih untuk beliau, lebih cepat lagi pemulihan.”

Heri juga mengimbau agar seluruh warga tetap menaati protokol kesehatan, seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah selama ini, yang tidak bosan-bosannya mengimbau untuk menaati protokol kesehatan. “Artinya mari kita lindungi diri kita masing-masing, sekaligus melindungi orang lain yang kita sayangi,” tuturnya.

Sementara, perwakilan keluarga GBPH Prabukusumo yang hadir pada prosesi pemakaman BRAy Prabukusumo, yakni Haka Astana Mantika Widya, menyatakan terima kasihnya pada semua pihak yang mengantarkan jenazah BRAy Prabukusumo hingga ke pemakaman.

“Kami mewakili keluarga, apabila ada kesalahan, kami mohon dimaafkan dan kami mohon didoakan almarhumah segala amal selama di dunia diterima oleh Allah SWT, dilapangkan kuburnya, dan diampuni segala kesalahannya,” ucapnya seusai pemakaman.

Haka yang juga merupakan rekan GBPH Prabukusumo di PMI DIY, mengimbau pada masyarakat untuk senantiasa menaati dan menerapkan protokol kesehatan.

Cerita Pemakaman BRAy Prabukusumo (5)Dua pelayat duduk bersimpuh di samping makam BRAy Prabukusumo di Kompleks Pemakaman Hastorenggo, Kotagede, Yogyakarta, Rabu, 9 Desember 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

“Tiga M diperketat, di Jogja ini saya lihat ada beberapa yang harus kita ingatkan terus menerus.”

Haka yang sekaligus mewakili GBPH Prabukuso selaku Ketua PMI DIY, mengatakan, pihaknya masih dan terus melakukan beragam upaya untuk membantu masyarakat dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, termasuk dengan melakukan penyemprotan desinfektan secara rutin. “Agar jangan sampai (Covid-19) semakin berkembang,” ucapnya mengimbau.

Kesedihan akibat berpulangnya BRAy Prabukusumo bukan hanya ditunjukkan oleh keluarga dan kerabat saja. Sejumlah warga Yogyakarta juga menyatakan kesedihan dan kehilangan mereka. Salah satunya adalah Mira, 45 tahun, yang ditemui di sekitar kompleks pemakaman.

Mira mengaku kaget mendengar berita duka tersebut. Meski tak kenal secara pribadi, Mira mengatakan dirinya selaku warga Yogyakarta merasa kehilangan dan bersedih.

"Kalau secara pribadi nggak kenal. Tapi yang namanya warga Yogyakarta pasti sedih mendengar ada keluarga keraton yang wafat," ucapnya.

Selain Mira, sebagian warga Yogyakarta lainnya juga menyatakan kesedihan dan kehilangan, ditunjukkan melalui karangan bunga duka cita yang dikirimkan ke kompleks pemakaman.

Bukan hanya di area kompleks Pemakaman Hastorenggo, Kotagede, puluhan karangan bunga lainnya juga terpajang di kawasan Alun-alun Utara Yogyakarta, di sekitar nDalem Prabukusuman, yang terletak di sebelah barat Sasono Hinggil Dwi Abad, pojok barat laut Alun-alun Selatan Yogyakarta. []

Berita terkait
Ternak Ikan dan Rekreasi Peningkat Imun di Tangerang
Warga di salah satu perumahan membuat danau buatan dan taman rekreasi di daerahnya, yang memiliki banyak manfaat termasuk meningkatkan imunitas.
Pagebluk yang Menguntungkan Penjual Bibit Tanaman Buah
Pagebluk berupa pandemi Covid-19 yang merugikan sebagian pelaku usaha ternyata justru berdampak positif untuk penjual bibit tanaman buah di Bogor.
Kuliner Pisang di Cilacap yang Bergantung pada Matahari
Lasidan, 70 tahun, telah puluhan tahun menjadi pengusaha sale pisang di Cilacap, Jawa Tengah. Ini proses pembuatan dan alat yang digunakan Lasidan.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.