Cegah Risiko Kesehatan Remaja, Al-Wildan Islamic School Berikan Edukasi Gizi kepada Para Murid

SMP SMA Al-Wildan Islamic School 1 Gading Serpong menyelenggarakan edukasi gizi dihadapan 600 siswi yang didukung oleh YAICI.
Cegah Risiko Kesehatan Remaja, Al-Wildan Islamic School Berikan Edukasi Gizi kepada Para Murid (Tagar.id/Dok. Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI))

TAGAR.id, Jakarta – Minimnya pengawasan terhadap konsumsi makanan dan minuman kekinian menjadi kekhawatiran banyak pihak.

Sudah bukan rahasia lagi bila jajanan kekinian yang digemari oleh kalangan remaja dan anak-anak banyak mengandung gula atau pemanis buatan dengan kadar yang cukup tinggi.

Guna meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap kecukupan gizi, SMP SMA Al-Wildan Islamic School 1 Gading Serpong menyelenggarakan edukasi gizi kepada para muridnya.

Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 600 siswi tingkat SMP dan SMA ini juga didukung oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).

Dalam kesempatan itu, Ahli Gizi, Dr. Tria Astika Endah Permatasari menyebutkan hal-hal yang menjadi gangguan gizi remaja saat ini.

“Biasanya, masalah yang terjadi seperti gangguan makan anoreksia nervosa dan bulimia nervosa,” ucap Dr. Tria mengutip press release yang diterima pada Senin, 6 Maret 2023.

Anoreksia nervosa atau anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, rasa takut yang berlebihan pada kenaikan berat badan, dan persepsi yang salah terhadap berat badan.

Sementara itu, bulimia atau bulimia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan kecenderungan untuk memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan.

Cegah Risiko Kesehatan Remaja, Al-Wildan Islamic School Berikan Edukasi Gizi kepada Para MuridCegah Risiko Kesehatan Remaja, Al-Wildan Islamic School Berikan Edukasi Gizi kepada Para Murid (Tagar.id/Dok. Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI))



Lebih lanjut, Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta ini menjelaskan risiko kesehatan yang dialami remaja putri akibat asupan makan yang tidak tepat, yaitu anemia, kegemukan, obesitas, dan kekurangan energi kronis.

“Jika tidak dicegah, hal ini bukan hanya membahayakan kesehatan remaja tersebut, namun juga dapat berlanjut pada anak-anak mereka kelak dapat mengalami gangguan kesehatan,” jelas Dr. Tria.

Sekjen Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Yuli Supriaty mengatakan, remaja masih belum terbiasa untuk memperhatikan kandungan gizi suatu produk sebelum mengonsumsinya.
 
“Para remaja masih lebih mudah termakan pesan-pesan yang beredar melalui sosial media ataupun iklan. Jadi, tidak heran bila hingga saat ini masih banyak remaja yang mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti minuman dengan topping kental manis dengan jumlah yang banyak,” Jelas Yuli.

Lebih lanjut, Yuli memaparkan kurangnya edukasi dan literasi gizi harus terus digencarkan, terutama bagi remaja putri yang merupakan calon ibu.

Dalam kegiatan itu, Kepala Sekolah SMA Al-Wildan Islamic School 1, Ustaz Muhammad Taufan, SE juga menyampaikan kata sambutan kepada Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).

“Alhamdulillah dengan hadirnya YAICI ke sekolah, kami telah membuka wawasan baru bagi para siswa akan pentingnya kecukupan gizi dan bahayanya mengonsumsi makanan dan minuman manis yang merupakan makanan yang sangat diminati oleh generasi muda,” kata Muhammad Taufan.

“Harapan kami, lembaga YAICI dapat terus menjadi wadah edukasi mengenai gizi bagi para siswa di Indonesia, agar siswa Indonesia tumbuh menjadi calon pemimpin yang sehat, kuat dan tangguh,” lanjut dia.

Muhamad Taufan menegaskan pentingnya mengenalkan manfaat gizi bagi anak-anak agar mereka mengetahui kandungan yang terdapat dalam makanan. Kandungan makanan dengan gizi seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh anak dalam berkarya dan beraktivitas.

“Di Indonesia, masalah gizi pada anak usia sekolah terjadi karena kurangnya zat gizi tingkat berat. Hal ini disebabkan rendahnya konsumsi energi (karbohidrat, protein, dan lemak) dalam makanan sehari-hari dan atau disertai dengan penyakit infeksi, sehingga tidak terpenuhinya Angka Kecukupan Gizi (AKG),” lanjut Taufan.

Sementara itu, Ustaz Anggi Rivana selaku Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan menambahkan, “Pencegahan masalah gizi pada anak usia sekolah perlu dilakukan untuk menjaga anak tetap sehat, berprestasi di sekolah, dan menjadi agen perubahan perilaku sehat bagi keluarga dan masyarakat,”

“Orang tua, guru, dan pengelola sekolah lainnya memiliki peran dalam pencegahan masalah gizi pada anak ini,” lanjut Anggi Rivana. []

Berita terkait
Stabilkan Berat Badan dengan Konsumsi Makanan yang Bergizi Seimbang
Selain menjaga asupan nutrisi dan pola makan yang sehat, tetap aktif dapat membantu Anda untuk memiliki berat badan yang sehat atau ideal.
Potensi Transaksi Produk Alat Kesehatan Indonesia di Arab Health 2023 Capai Rp 137 Miliar
Keikutsertaan Indonesia pada pameran 30 Januari - 2 Februari 2023 merupakan langkah awal yang sangat baik bagi perusahaan Indonesia
Puan Maharani Sebut Lewat RUU KIA, Negara Wajib Beri Bantuan Gizi Bagi Ibu & Anak Kurang Mampu
Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan RUU ini akan memberi jaminan kesehatan bagi ibu dan anak, khususnya dari kalangan yang kurang mampu.
0
Cegah Risiko Kesehatan Remaja, Al-Wildan Islamic School Berikan Edukasi Gizi kepada Para Murid
SMP SMA Al-Wildan Islamic School 1 Gading Serpong menyelenggarakan edukasi gizi dihadapan 600 siswi yang didukung oleh YAICI.