Cegah Pandemi China Larang Turis dari Inggris dan Belgia

Untuk menghindari gelombang kedua pandemi virus corona Pemerintah China melarang turis non-China dari Inggris dan Belgia
Ilustrasi (Foto: dw.com/id)

Jakarta - China melarang kedatangan warga non-China yang berasal dari Inggris dan Belgia, untuk menghindari gelombang kedua pandemi virus corona (Covid-19). Inggris dan Belgia adalah dua negara Eropa yang terdampak infeksi corona paling parah.

Wabah virus corona pertama kali merebak di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019. Tetapi Beijing telah mengendalikan penyebaran wabah virus corona tersebut melalui pembatasan perjalanan yang ketat bagi siapa pun yang memasuki negara itu.

Pada Maret 2020, ketika virus corona menyebar ke seluruh dunia, China menutup perbatasannya untuk semua warga negara asing. Namun, dengan berjalannya waktu, China secara bertahap melonggarkan pembatasan itu, sehingga memungkinkan warganya yang terdampak Covid-19 di luar negeri untuk bisa kembali dengan izin khusus dari kedutaan besar.

Hanya saja, mereka harus menunjukkan hasil negatif tes virus corona dan menjalani karantina selama dua minggu setibanya di China.

Tetapi kini wabah virus corona kembali melanda seluruh Eropa. Kedutaan besar China di Inggris mengatakan Beijing telah "memutuskan untuk sementara waktu menangguhkan kedatangan bagi warga negara non-China."

"Penangguhan adalah respons sementara yang disebabkan oleh situasi Covid-19 saat ini," katanya Rabu, 4 November 2020. Situs resmi Kedutaan Besar China di Belgia mengumumkan larangan serupa terhadap turis asing sebagai "upaya terakhir dalam menangani pandemi."

Gelombang kedua Covid-19 di Eropa. Infeksi virus corona telah melanda Inggris dengan lebih satu juta orang terpapar Covid-19 dan mengakibatkan hampir 48.000 kasus kematian. Pemerintah Inggris kembali memberlakukan penguncian nasional untuk meredam penyebaran pandemi ini.

Sementara Belgia memiliki kasus Covid-19 terbanyak per kapita di dunia, dan telah melakukan isolasi wilayah sejak pekan lalu.

Situs web Kedutaan Besar Cina di negara-negara Eropa lainnya tidak mengeluarkan pemberitahuan serupa pada Kamis pagi, 5 November 2020. Warga dari negara-negara selain Inggris dan Belgia yang memiliki visa, masih dapat melakukan perjalanan ke China dengan syarat taat pada seluruh aturan.

Persyaratan masuk wilayah China meliputi, wajib memiliki sertifikat kesehatan dari kedutaan China setempat yang menunjukkan hasil tes asam nukleat dan tes antibodi. Sertifikat itu hanya berlaku dalam waktu 48 jam. Aturan baru ini berlaku untuk pelancong dari sejumlah negara termasuk Prancis, India, Singapura, Kanada, Jerman, Pakistan, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.

Persyaratan dengan dua tes yang ketat dan dalam waktu yang singkat tersebut telah memicu berbagai keluhan. Kamar Dagang Eropa di China mengatakan tindakan itu merupakan "larangan de facto bagi siapa pun yang mencoba kembali menjalani kehidupan, pekerjaan, dan bertemu keluarga mereka di China." [ha/pkp (AFP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
China Akan Tes 9 Juta Warga Qingdao Terkait Virus Corona
Penemuan kasus baru virus corona di Qingdao, China, membuat otoritas China akan melakan tes virus corona terhadap 9 juga warga kota itu
18 Juta Pelancong ke Wuhan Pasca Lockdown Virus Corona
Ketika banyak negara membatasi perjalanan warga dan menghadang pendatang, di Wuhan, termpat pertama virus corona terdeteksi kebanjiran pelancong
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.