Solok - Tensi politik jelang hari pencoblosan Pilkada 2020 sudah kian tinggi. Bahkan, tak sedikit kampanye negatif berselancar di dunia maya. Ada yang menyerang membabi buta hingga mencela para kandidat.
Berikan masyarakat pendidikan politik. Hindari kampanye negatif.
Kondisi ini juga terjadi di Kabupaten Solok yang akan memilih pemimpin baru pada 9 Desember 2020. Bahkan, saling serang antar kandidat pun sudah terjadi, baik di media sosial maupun di aksi nyata.
Bupati Solok Gusmal Dt Rajo meminta para pendukung maupun kandidat bupati dan wakil bupati Solok untuk mengedepankan asas Pilkada badunsanak (kekeluargaan). Dia mengimbau para calon untuk bersaing secara sehat dan tidak saling menghujat.
"Jadikan Pilkada ini ajang untuk berkompetisi gagasan dan program kerja kepada masyarakat. Bukan tempat untuk saling mencela," katanya, Minggu, 18 Oktober 2020.
Menurut Gusmal, semua calon tujuannya sama, yakni ingin membangun daerah ke arah yang lebih. Dengan begitu, tunjukkanlah sikap baik dalam berkompetisi dan jangan mengedepankan kampanye hitam.
"Berikan masyarakat pendidikan politik. Hindari kampanye negatif," katanya.
Sebelumnya, dia juga mewanti-wanti agar para aparatur sipil negara (ASN) untuk menjaga netralitasi dalam Pilkada serentak yang akan berlangsung 9 Desember 2020.
"Netralitas ASN dalam pesta politik mutlak diperlukan. Ini untuk menghindari keberpihakan dan menjamin terselenggaranya pemilu bermartabat," katanya.
Bupati dua periode itu juga menghimbau agar para ASN ikut menolak segala bentuk kampanye yang menyebar kebencian dan ujaran bermuatan SARA. Menurutnya, para pegawai juga dilarang menggelar kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon peserta Pilkada.
"Mari kita dukung kampanye bermartabat, beretika dan bermuatan narasi edukatif yang memberikan pendidikan politik," katanya. []