Mataram - Badan usaha milik negara (BUMN), PT Len Industri (Persero) berinovasi mengembangkan teknologi baru yang memungkinkan para pekerjanya mengawasi dan mengontrol jalannya proyek pemerintahan secara remote. "Jadi banyak engineer kita berinovasi. Artinya, khusus untuk tes dan komisioning yang tadinya kita harus ke lapangan, ini kita remote dari kantor. Hanya dalam waktu dua minggu kita bisa mendevelop IT untuk fasilitas tes dan komisioning dari proyek-proyek kita," ujar Direktur Operasi bidang pemasaran dan operasional, Linus Andor Maulana Sijabat kepada Tagar, Jumat, 10 Juli 2020.
Hal itu dilakukan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa dan produksi elektronik untuk industri dan prasarana itu sebagai upaya mematuhi protokol pencegahan penularan dan penyebaran virus Corona Covid-19 di Indonesia. "Kita berpikir lebih lanjut, akhirnya tuntutan dari pemilik proyek, kementerian, ini progres harus berjalan karena berkaitan dengan penyerapan yang menggerakan ekonomi, itu yang harus digeber APBN. Bagaimana itu supaya jalan, tapi tidak melanggar prosedur Covid-19," ucap Linus.
Hampir semua bisnis terdampak. Tapi yang sudah kontrak, umumnya sama pemilik proyek dari kementerian ini tidak direvisi, bahkan nilainya pun tetap.
Baca Juga: Len Industri Bantu UMKM di Masa Pandemi Covid-19
"Hampir semua bisnis terdampak. Tapi yang sudah kontrak, umumnya sama pemilik proyek dari kementerian ini tidak direvisi, bahkan nilainya pun tetap. Nah, yang belum ini kan masih dalam proses tender, perencanaan, segala macam itu memang ada yang ditunda ke tahun depan," tutur Linus.PT Len Industri (Persero) menjadi salah satu perusahaan BUMN yang berkemabang pesat. Perusahaan pelat merah yang berdiri sejak tahun 1965 ini berdiri dengan nama LEN (Lembaga Elektronik Nasional), kemudian bertransformasi menjadi BUMN pada 1991.Dalam kesempatan yang sama, Linus juga mengaku tidak ada mobilitas antara provinsi oleh engineer selama masa pandemi. Seluruh pekerjaan lapangan murni dilakukan oleh pekerja lapangan. Kendati demikian, ia tak memungkiri pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kinerja dan proyek PT Len Industri. Beberapa proyek bahkan terpaksa harus ditunda hingga 2021.
"Hampir semua bisnis terdampak. Tapi yang sudah kontrak, umumnya sama pemilik proyek dari kementerian ini tidak direvisi, bahkan nilainya pun tetap. Nah, yang belum ini kan masih dalam proses tender, perencanaan, segala macam itu memang ada yang ditunda ke tahun depan," tutur Linus.
Dengan total karyawan sekitar 1.200 dan lebih dari 500 berposisi sebagai enginner, Linus sangat bersyukur beberapa proyek perusahaan tetap berjalan sehingga hak karyawan, seperti gaji dan THR, tetap terpenuhi. "Kami salah satu perusahaan yang bisa mengatasi kendala jarak dan lockdwon ini dengan teknologi. Hanya dalam waktu tiga minggu, kami bisa membuat sistem yang melakukan tes komisioning remote dan itu di-approve oleh kementerian," kata Linus.
PT Len Industri (Persero) menjadi salah satu perusahaan BUMN yang berkemabang pesat. Perusahaan pelat merah yang berdiri sejak tahun 1965 ini berdiri dengan nama LEN (Lembaga Elektronik Nasional), kemudian bertransformasi menjadi BUMN pada 1991.
Simak Pula: PT Len Ungkap Nilai Investasi Skytrain Rp 530 Miliar
Hingga saat ini, PT Len Industri telah berjasa dalam mengembangakn sejumlah bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronik, di antaranya sistem persinyalan kereta api di berbagai jalur utama di kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera. Pembangunan urban transport di kota-kota besar seperti LRT Sumatera Selatan, LRT Jakarta, LRT Jabodebek dan Skytrain Bandara Soekarno Hatta Jakarta, serta pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia. []