Bumerang Anies Baswedan: Kaku Lawan Masalah Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kaku melawan masalah yang melanda Ibu Kota. Sikapnya itu akan menjadi bumerang bagi kariernya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Antara)

Jakarta - Direktur Populi Center Usep S Ahyar menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 'kaku' melawan masalah yang melanda Ibu Kota. Dia mengatakan kepala daerah lulusan Universitas Maryland Amerika Serikat itu seharusnya mengandalkan kemampuan retorika yang baik.

Menurut Usep, Anies seharusnya mengambil momentum terkait masalah yang menjadi sorotan publik akhir-akhir ini, misalnya dengan kebijakannya dari penanganan silih pendapat revitalisasi Monumen Nasional (Monas) dengan pemerintah pusat, rencana Formula E, dan penanganan banjir lewat naturalisasi sungai.

"Sejauh ini komunikasi politiknya kaku," kata Usep kepada Tagar.

Dia dapat menunjukkan kesabaran dan penjelasan yang lebih baik itu akan mendapatkan reaksi.

Momentum itu, lanjut Usep, harusnya diisi Anies dengan kebijakan yang dapat langsung dirasakan utamanya meyakinkan publik. Usep mencontohkan, Anies dapat menepis tuduhan terhadapnya dengan argumentasi dan fakta.

"Dia dapat menunjukkan kesabaran dan penjelasan yang lebih baik itu akan mendapatkan reaksi," ujar Usep.

Rakerda Partai GerindraGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Wakil Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra Sandiaga Uno, Ketua DPP Partai Gerindra Muhammad Taufik, calon Wakil Gubernur DKI Ahmad Patria Reza foto bersama usai pembukaan Rakerda Partai Gerindra di Jakarta, Minggu (26/1/2020) (Foto: Antara/Laily Rahmawaty)

Sejauh ini tindakan Anies terhadap masalah itu berkebalikan, menimbulkan kontroversi. Menurut penelusuran Tagar, Anies berulang kali tampak menghindar untuk menjelaskan ke publik terkait kebijakannya. Soal penebangan pohon dalam revitalisi Monas contohnya, dia justru mengoper tangung jawab terkait penjelasan kepada anak buahnya, Dinas Kehutanan DKI.

Ketika jumpa pers di Balai Kota, Jakarta pada Kamis, 23 Januari 2020 misalnya, Anies yang mengumumkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggratiskan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor bagi kendaraan listrik langsung buru-buru masuk ke ruang kerjanya ketika ditanya wartawan terkait revitalisasi Monas.

Kemudian, pada 31 Januari 2020, Anies kembali ditanya wartawan soal revitalisasi usai meresmikan jalan layang di Bekasi, Jawa Barat. Namun mantan Rektor Paramadina itu lagi-lagi menghindar. "Enggak, enggak," katanya sambil berlalu.

Usep mengatakan, pemberitaan yang menyorot kebijakannya terhadap masalah di Jakarta sejatinya dapat mendongkrak popularitas Anies. Apalagi jika dia masih memiliki niat berpolitik usai menjabat Gubernur DKI periode 2017-2022.

"Jadi, kembai lagi kepada Anies. Apakah ia dapat memanejemen momentum pemberitaan ini. Padahal, ini bisa mejadi momentum untuk menjeskan ke publik," ujar Usep.

Di luar Balai Kota, loyalis Anies sibuk membela sementara kubu kontra Anies sibuk menyerang apapun yang dilakukan sang gubernur. Walhasil, kata Usep, Anies gagal memperluas pendukungnya dan hanya mengeraskan loyalis dan pengkritiknya.

"Tapi dia tidak penah meyakinkan orang yang meragukannya selama ini," ujarnya.

Menurut Usep, jika Anies tetap 'kaku' menghadapi masalah di Jakarta, langkahnya untuk memimpin pemerintahan daerah periode kedua akan berat. Sikapnya itu akan menjadi bumerang bagi kariernya, meski Anies masih dapat dikatakan salah satu tokoh populer di Jakarta. []

Baca juga: 

Berita terkait
DPRD Ngebut Tentukan Wakil Anies Baswedan Bulan Ini
DPRD DKI Jakarta ngebut menentukan pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga akhir bulan ini.
Ruhut Sentil Anies Baswedan Soal Banjir Mirip Film
Politikus PDIP Ruhut Sitompul menyentil penanganan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terhadap banjir yang mengepung Ibu Kota mirip film.
4 Syarat Anies Dapat Restu Gelar Formula E di Monas
Izin terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar balap Formula E dapat dikantongi asal 4 syarat terpenuhi.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)