Washington - Misteri penyebab jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines di dekat Taheranh, Iran tak lama setelah lepas landas mulai terkuak. Sebuah rekaman menunjukkan bahwa pesawat itu terkena hantaman dua buah rudal yang diluncurkan pasukan Iran. New York Times melaporkan setelah melihat rekaman kamera keamanan yang telah diverifikasi terlihat proyektil ganda meluncur ke langit sebelum mengenai pesawat.
Transponder pesawat tak berfungsi setelah terkunci rudal
Seperti diberitakan dari Channel News Asia, yang mengutip AFP, Rabu, 15 Januari 2020, kedua rudal diluncurkan dengan rentang waktu hanya 30 detik. Hasil rekaman ini bisa membantu menjelaskan misteri mengapa transponder pesawat tidak berfungsi. Hal itu ternyata bisa terjadi karena telah dimatikan oleh serangan rudal pertama sebelum menabrak pesawat dalam hitungan satu detik.
Pesawat dengan nomor penerbangan PS752 terbang dari Bandara Internasional Imam Khomeini Taheran pada Rabu, 8 Januari 2020 pagi menuju Keiv, Ukraina. Baru dua menit lepas landas pada pukul 06.12 waktu setempat, pesawat yang membawa 176 penumpang dan awak berhenti mengirimkan data. Seluruh penumpang dan awak pesawat dipastikan tewas.
Taheran acapkali membantah klaim pihak Barat berdasarkan penelisikan intelijen Amerika Serikat (AS) bahwa Boeing 737-800 milik maskapai Ukraina jatuh oleh rudal. Namun belakangan, tepatnya pada Sabtu lalu, Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh mengakui seorang teknisi yang mengoperasikan rudal telah salah memprediksi saat melepaskan tembakan, dan ternyata menghantam pesawat Ukraina.
Rekaman yang diambil dari atap memperlihatkan detik-detik pesawat terbakar setelah terhantam rudal
Bukti rekaman buram memperlihatkan pesawat terbakar dan berputar kembali ke Taheran, kata New York Times. Beberapa menit kemudian, meledak dan jatuh. Rekaman itu diambil dari atap di Bidkaneh, sebuah desa yang berjarak empat mil dari situs militer Iran. Namun belum kabar siapa yang mengambil rekaman itu.
Ratusan orang yang mayoritas kalangan mahasiswa melakukan aksi protes turun ke jalan pasca tragedi pesawat Ukraina. Aksi demo itu telah dilakukan sejak empat hari lalu. Dengan marah, mereka meneriakkan slogan menentang Republik Islam Iran. Iran sebelumnya mengumumkan telah menangkap orang yang melepaskan rudal yang disebutnya tak sengaja pada Selasa, 14 Januari 2020. Namun Iran tak menyebutkan siapa atau berapa banyak orang yang telah ditahan.
Sebelumnya sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan terjadinya bentrok dalam aksi demo yang berlangsung di universitas-universitas Taheran. Kalangan mahasiswa terlibat bentrok dengan milisi Basij, tentara relawan rakyat yang dikenal dengan sebutan Basij Mustaz’afin atau pasukan perlawanan Basij, yang didirikan oleh pemimpin revolusi Islam Iran Imam Khomeini.
Menurut koresponden AFP, ada sekitar 200 mahasiwa yang terlibat bentrok dengan kelompok Basij.
Bentrokan antara pedemo dan aparat keamanan juga dikabarkan tak terelakkan. Video yang tersebar di media sosial bahkan menunjukkan aparat keamanan menembakkan gas air mata hingga peluru hidup untuk meredam para pemrotes."Mereka telah berbohong bahwa musuh kami adalah Amerika! Musuh kami yang sebenarnya ada di sini," teriak para pedemo.[]
