Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Timor Leste menjadi negara wisatawan asing terbanyak yang datang ke Indonesia selama periode Juli 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, bekas provinsi ke-27 RI tersebut menempati peringkat teratas dengan kontribusi sebesar 53,38 persen dari seluruh wisatawan mancanegara (wisman) yang berpelesir ke Tanah Air. Disusul kemudian Malaysia dengan 36,69 persen, China 1,72 persen, Amerika Serikat 0,88 persen, serta beberapa negara lainnya.
“Secara umum, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Juli 2020 mengalami penurunan dibanding jumlah kunjungan pada Juli 2019. Meski demikian, jika dibandingkan dengan Juni 2020, jumlah kunjungan wisman mengalami kenaikan,”ujarnya
Dalam penjabarannya, Suharianto menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisman pada Juli 2020 berjumlah 159.760 kunjungan. Artinya, turis asal Timor Leste menyumbang 85.000 lebih kunjungan. Adapun, jumlah kunjungan seluruh wisman pada periode Juni 2020 diketahui sebanyak 158.260 kunjungan
“Secara kumulatif dari awal tahun hingga Juli 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,25 juta kunjungan atau turun 64,64 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama 2019 yang berjumlah 9,18 juta kunjungan,” tuturnya.
Selaras dengan penurunan tersebut, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia juga mengalami kondisi serupa. Pada Juli 2020 TPK diketahui mencapai rata-rata 28,07 persen atau turun 28,66 poin dibandingkan dengan TPK Juli 2019 yang tercatat sebesar 56,73 persen.
Sementara itu, jika dibanding TPK Juni 2020, TPK hotel klasifikasi bintang pada Juli 2020 mengalami kenaikan sebesar 8,37 poin.
“Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Juli 2020 tercatat sebesar 1,66 hari, terjadi penurunan sebesar 0,14 poin jika dibandingkan keadaan Juli 2019,” ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut Suhariyanto juga mengungkapkan bahwa pada Agustus 2020 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,86 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,14 persen.v