Jakarta - Dalam konferensi persnya, Presiden FC Barcelona, Joan Laporta, mengatakan bahwa situasi keuangan dan ekonomi klub katalan tersebut sangat mengkhawatirkan.
"Sampai hari ini, utang Barca adalah €1,35 miliar. Situasi ekonomi klub sangat mengkhawatirkan, neraca Barcelona minus €451 juta. Tagihan upah yang kami miliki mewakili 103 persen dari total pendapatan klub. Ini 20-25 persen lebih banyak dari klub-klub lain." Kata Laporta.
Laporta juga menegaskan bahwa permasalahan ini disebabkan oleh manajemen klub sebelumnya yang kurang baik dalam mengelola keuangan klub, ditambah dengan situasi pandemi yang berdampak kepada pemasukan klub FC Barcelona.
“Manajemen sebelumnya mengabaikan kontrol keuangan, sama seperti kasus Barcagate, sejumlah tagihan 'dibagi-bagi' untuk menghindari pengawasan yang seharusnya dilakukan, termasuk soal renovasi Camp Nou”. Ujarnya.
“Mereka (rezim Bartomeu) mengeluarkan terlalu banyak uang untuk gaji pemain dan biaya transfer yang terlalu besar, satu orang dibayar €8 juta untuk mencari pemain di Amerika Selatan terlalu mahal” Lanjutnya.
“Pada akhir tahun di musim 20/21, Barcelona mendapati kerugian sebesar €481 juta, termasuk kerugian atas terjadinya pandemi sebesar €91 juta” sambung Presiden FC Barcelona.
Sampai saat ini, pihak FC Barcelona sangat berupaya untuk menekan angka ekonomi minus tersebut yang berjumlah €451 juta dengan cara mengurangi gaji pemain dan menjual pemain.
Manajemen sebelumnya mengabaikan kontrol keuangan, sama seperti kasus Barcagate, sejumlah tagihan 'dibagi-bagi' untuk menghindari pengawasan yang seharusnya dilakukan, termasuk soal renovasi Camp Nou.
Langkah nyata yang telah dilakukan manajemen FC Barcelona adalah dengan tidak memperpanjang kontrak Lionel Messi yang dikarenakan gajinya terlalu tinggi dan Barcelona tidak sanggup untuk menggajinya.
Selain itu, Gerard Pique yang memangkas gajinya ke angka yang sangat rendah agar pemain-pemain baru Barcelona seperti Memphis Depay, Eric Garcia dan Rey Manaj dapat didaftarkan di Liga Spanyol sehingga bisa membela Barcelona tanpa harus terbentur dengan regulasi liga terkait batas gaji dan masalah finansial klub. []
Baca Juga: Lionel Messi Dari MSN di Barcelona ke MMN di PSG
(Bariq Yonanda)