Boikot Bisa Berdampak pada Ekspor Prancis ke Indonesia

Seruan boikot produk Prancis dinilai bisa mempengaruhi kegiatan ekspor Prancis ke Indonesia.
Enny Sri Hartati (Foto: Istimewa)

Jakarta - Peneliti senior  Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menanggapi seruan boikot terhadap produk-produk Prancis. Ia menilai kondisi tersebut bisa mempengaruhi kegiatan ekspor Prancis ke Indonesia.

Kalau impor produk-produk Prancis ini kan yang beli kelompok menengah ke atas.

"Karena itu produk bukan kebutuhan pokok tapi alternatif atau dalam bahasa ekonomi substitusi. Barang-barang subtitusinya cukup banyak, dan kalaupun tidak mau menggunakan, itu juga tidak punya dampak apa pun buat konsumen, maka ini akan berpotensi merugikan kepentingan ekonomi dagang atau ekspor Prancis ke Indonesia," kata Enny saat diwawancara Tagar TV, Senin, 2 November 2020.

Seruan boikot tersebut, kata Enny, jika dipatuhi atau diikuti sebagian besar muslim Tanah Air bisa mempengaruhi kepentingan ekspor Prancis. Ini bisa terjadi meskipun impor Indonesia dari Prancis bukanlah kebutuhan pokok.

"Tentu ini juga membuat kerepotan untuk Prancis karena Indonesia termasuk negara yang penetrasi konsumennya cukup besar," ucapnya.

Enny menjelaskan, impor Indonesia dari Prancis sekitar US$ 800 juta,  meski sebelumnya sempat US$ 900 juta. Ini lantaran adanya pandemi Covid-19 sehingga terjadi penurunan permintaan termasuk dari kelas menengah ke atas.

"Jadi kalau impor produk-produk Prancis ini kan yang beli kelompok menengah ke atas," ujar Enny.

Selain itu, kata dia, eskpor Indonesia ke Prancis juga tidak terlalu besar dibandingkan ke negara lainnya seperti China dan Amerika Serikat (AS). Ini lantara ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas.

"Sementara Prancis bukan termasuk negara industri manufaktur. Negara ini mengembangkan industri kepada  high-tech, industri-industri yang tidak mengolah komoditas-komoditas sumber daya alam, sehingga ekpor kita tidak besar," tutur Enny.

Namun, kata Enny, potensi ekspor Indonesia cukup terbuka termasuk ke Prancis dan negara Eropa yang lain yang berbasis kelapa sawit dan berbagai minyak. "Jadi in total kalau yang direct impor maupun ekspor kita ke dan dari Prancis relatif kecil kalau dibandingkan keseluruhan impor maupun ekspor kita," katanya. []

Berita terkait
Seruan Boikot Sulit Perbaiki Defisit Perdagangan Prancis-RI
Momen seruan boikot produk Prancis dinilai sulit untuk bisa memperbaiki defisit antara kedua negara yang sudah terjadi sejak 2015.
Seruan Boikot Prancis Sulit Dorong Produk Nasional
Seruan boikot produk Prancis dinilai sulit dijadikan momen untuk bisa mendongkrak konsumsi produk lokal
Infografis: Kontroversi Presiden Prancis Emmanuel Macron
Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam mendapat kecaman dari banyak pemimpin negara termasuk Jokowi dan Erdogan.