Bobby Nasution: Birokrasi di Medan Harus Diperbaiki

Di tengah padatnya jadwal kampanye, Calon Wali Kota Medan nomor urut 2 masih menyempatkan diri untuk berdialog.
Calon Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Nasution menghadiri live bincang bersama Tagar dipandu Pemred, Fetra Tumanggor, dengan panelis yakni Ketua Umum Bara JP, Victor S Sirait, Indra Fauzan (Dosen FISIP USU), dan Ojak Simbolon (Ketua DPC BaraJP Kota Medan). (Tagar/Andi Nasution)

Medan - Calon Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Nasution, ditengah padatnya jadwal kampanye dan silaturahmi bersama warga, ternyata masih menyempatkan diri untuk dialog bersama Tagar di Zona Coffe Jalan Karya Wisata, Medan Johor, Rabu 28 Oktober 2020.

Dialog yang disiarkan secara langsung melalui akun resmi media sosial milik Tagar, di Facebook, Instagram dan YouTube, dipandu oleh Pemred Tagar, Fetra Tumanggor, dengan menghadirkan tiga orang penanggap (panelis), masing-masing Indra Fauzan, SHI, M. Soc. Sc, Ph.D (Dosen FISIP USU), dan Ojak Simbolon (Ketua DPC BaraJP Kota Medan).

Di kesempatan ini, Pemimpin Umum Tagar, Victor S Sirait juga hadir dan menjadi salah satu panelis dalam bincang bersama Bobby Nasution ini.

Bincang bersama calon Wali Kota nomor urut 2 ini, untuk menggali lebih dalam program prioritas ataupun visi misi yang sudah dipersiapkan guna mewujudkan Medan Berkah sesuai dengan tagline yang diusung.

Kegiatan ini juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dengan membatasi jumlah pengunjung dan memberlakukan physical distancing.

Memulai diskusi, Pemred Tagar, Fetra Tumanggor mengajukan satu pertanyaan kepada Bobby Nasution, membangun Kota Medan, dimulai dari mana.

Kalau mau dimulai dari mana membangun Medan, saya dan Bang Aulia Rachman, yang akan kami lakukan pertama kali adalah perbaikan birokrasi, karena itu kunci utama untuk memulai perubahan,

Menanggapi hal itu, Bobby Nasution menuturkan, untuk membangun Medan menuju perubahan, harus terlebih dahulu memahami permasalahan di Kota Medan.

"Dan memang, permasalahan sampai hari ini adalah permasalahan fundamental atau klasik. Padahal, Kota Medan adalah kota metropolitan dan terbesar ke tiga di Indonesia," ungkap Bobby.

Permasalahan klasik yang dimaksudkan, kata Bobby, mengenai lapangan pekerjaan, infrastruktur, iklim investasi, pelayanan kesehatan, birokrasi, publik dan pariwisata yang buruk.

"Kalau mau dimulai dari mana membangun Medan, saya dan Bang Aulia Rachman, yang akan kami lakukan pertama kali adalah perbaikan birokrasi, karena itu kunci utama untuk memulai perubahan," terang Bobby.

Menurutnya perbaikan birokrasi ini, tentu harus disertai dengan transparansi baik nilai anggaran ataupun penggunaannya. 

"Selain itu, tentunya dengan memberlakukan merit sistem, yakni menempatkan pejabat sesuai dengan basic (latar belakang) dan kemampuannya," jelas Bobby.

Menanggapi ini, Indra Fauzan, SHI, M. Soc. Sc, Ph.D (Dosen FISIP USU) menilai, dalam konteksnya bahwa Bobby Nasution sudah memahami permasalahan-permasalahan di Kota Medan, dan permasalahan ini sudah terjadi cukup lama dan berlarut-larut karna belum ada penyelesaian sampai sekarang.

"Seperti banjir. Dalam beberapa periode, anggaran Kota Medan kita tahu cukup besar. Seharusnya dengan anggaran yang besar itu harusnya bisa membenahi permasalahan klasik ini," ujarnya.

Untuk melakukan satu perubahan itu, tandasnya, tergantung dari kemauan pemimpin daerah. "Sekarang kan, tinggal kemauan pemerintahnya saja untuk membenahi Kota Medan, mau apa tidak," tegasnya.

Ojak Simbolon selaku warga Kota Medan, intinya untuk melakukan perubahan adalah harus ada kemauan ataupun niat. "Kita cukup kecewa dengan pemerintahan sebelumnya, karna kita pernah minta penanganan banjir, tapi kita bisa lihat sampai sekarang tidak ada penurunan intensitas banjir," tuturnya.

Ketua Umum Bara JP, Victor Sirait juga sepakat, untuk melakukan satu perubahan harus dengan kemauan dan niat dari kuat dari pemimpin daerah. 

"Persoalan banjir ini, menjadi salah satu permasalahan yang sangat merugikan masyarakat. Alasannya warga yang akan beraktivitas tentu akan terganggu. Warga yang akan bekerja namun di jalan terjebak banjir, sudah berapa kerugian yang dialaminya," jelas Victor Sirait.

Kembali ke Bobby Nasution, semua atau pun program yang sudah dicita-citakan, bisa terwujud dengan kemauan kuat, dan kolaborasi antara semua pihak, seperti pemerintah kota bisa langsung konek ke pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan masyarakat. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Penampilan Sederhana Bobby Nasution Disambut Ketum Bara JP
Calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution menghadiri diskusi yang dibuat Tagar. Diskusi bertemakan Membangun Medan di mulai dari mana.
Bobby Nasution Beri Solusi Alih Profesi Pemulung di Medan
Calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution akan memfasilitasi sejumlah pemulung di Medan untuk membuka usaha.
Komitmen Bobby Bersama KPK: Birokrasi Melayani Tanpa Pungli
Mengubah sistem birokrasi merupakan komitmen awal paslon Bobby Nasution-Aulia Rachman, dalam pemberantasan korupsi di masa pemerintahannya nanti.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.