Medan- Franky Wijoyo. Nama ini jadi tamu edisi ke tiga program Podcast Santai Bareng Bobby (PSBB) pada Minggu, 1 November 2020. Siapa sih Franky Wijoyo?
Ternyata narasumber Bobby Nasution kali ini adalah salah satu investor pasar modal di Kota Medan. Franky juga biasa mengamati ekonomi, juga kontributor media ekonomi nasional.
Nah, ketika bersua Bobby yang bertindak sebagai host podcast bertanya bagaimana iklim investasi saat ini.
Dijelaskan Franky, kini investasi saham, sudah zamannya. Terutama milenial bisa gunakan ponsel sebagai kreasi menghasilkan dengan investasi.
Jangan hanya gunakan untuk gaya hidup konsumsi. "Kini dengan Rp 100 ribu sudah bisa beli saham perusahaan besar. Intinya ponsel itu harus jadi sumber pemasukan," kata Franky.
Namun Bobby katakan banyak yang ragu bahwa main saham itu gambling?
"Kalau mereka mengerti apa yang mereka lakukan, maka itu tidak gambling. Ada pebisnis ada spekulan. Dan tentu ada risiko, namun bagi yang mengerti maka risiko itu kecil," papar Franky.
Lantas bagaimana di sektor ril? Apa yang surplus saat ini? "Terutama prediksi untuk Kota Medan," tanya Bobby.
Medan sebagai ibu kota Sumatera Utara, masih akan terpengaruh dengan perputaran ekonomi yang disumbang sektor perkebunan, utamanya sawit.
Namun ketika harga sawit anjlok, ekonomi ikut lesu. "Medan sangat tergantung sektor komuditas itu," terang Franky.
"Maka, harusnya perputaran ekonomi bisa dialihkan dengan sektor pariwisata. Medan dekat dengan Berastagi, Tangkahan, Parapat. Medan bisa jadi daya tarik wisata, Medan dulu itu Paris van Sumatera. Sektor pariwisata penyumbang utama devisa negara," sambung Franky.
Kami harus bentuk super tim untuk wujudkan Medan yang lebih maju
"Dan dengan visi misi Bobby Nasution yang saya baca-baca, itu sudah sangat tepat. Kalau berjalan akan jadikan Medan kota yang lebih baik dalam segala lini," kata Franky lagi.
Beralih kepada bisnis start up, di Medan tampaknya masih sangat lemah. Banyak penggiatnya di Medan yang berbakat, tapi tak ada akses ke funding di Medan. Jadi mereka memilih pindah ke Jakarta.
"Caranya banyak sosialisasi, bahwa Medan punya talent. Hingga hal itu akan mengundang kepercayaan investor menjadi funding mereka," kata dia.
Selain itu, untuk mengundang investor di sektor ril di Medan, pemerintah harus berani ubah regulasi dengan perubahan birokrasi jadi lebih mudah.
"Premanisme juga harus dihentikan agar investor merasa kondusif," tandas dia.
Bobby juga bertanya perkembangan UMKM. Yang saat ini tampak menggeliat dan membahagiakan.
Terbukti dengan munculnya banyak angkringan dan jenis usaha lainnya yang digawangi anak muda.
"Medan anak mudanya mulai kreatif. Bukan fokus cari kerja, tapi saat ini sudah mulai buat usaha dengan penuh kreativitas. Itu harus didukung penuh oleh pemerintah," kata Franky.
Puncaknya, untuk membawa perubahan di Kota Medan, Bobby Nasution bilang harus kolaborasi banyak pihak.
"Kami harus bentuk super tim untuk wujudkan Medan yang lebih maju, relijius dan tentu saja membawa keberkahan bagi seluruh warganya," beber Bobby.[]
