Bisnis Meluapkan Kemarahan, Menghancurkan Semua Barang untuk Terapi

Dianggap terapi untuk melepas tekanan hidup yang keras di daerah urban.
Ruang marah di Break Room, Amerika. (Foto: Instagram/rampageroomhv)

Jakarta, (Tagar 16/1/2019) - Seseorang dapat melampiaskan kemarahannya secara legal di Beijing, China. Kabar itu merebak seiring "ruang marah" bernama Smash dibangun untuk mereka yang ingin meluapkan emosi.

Pengunjung Smash dapat mengayunkan tongkat baseball untuk melepas kemarahannya. Pengunjung dapat menghancurkan mobil, televisi, manekin, radio, telepon, mesin penanak nasi yang ada di depannya, di dalam ruangan Smash.

Harga yang dipatok untuk pengunjung yang ingin meluapkan kemarahannya sebesar 158 yuan atau sekitar Rp 330 ribu dengan jangka waktu selama setengah jam. Termasuk latar belakang musik apa yang ingin dimainkan, serta peminjaman alat pelindung serta alat bantu marah, seperti tongkat, martil, atau balok kayu.

Ruang MarahSeorang murid SMA memakai pakaian pelindung menghancurkan keyboard komputer di "ruang marah" Smash di Beijing, China, Sabtu (12/1). Foto diambil tanggal 12 Januari 2019. (Foto: Antara/Reuters/Jason Lee)

Jin Meng, salah satu pendiri Smash mengungkapkan pengunjung yang datang ke "ruang marah" sejak September 2018 telah menghancurkan 15 ribu botol per bulan.

Smash dikatakan Jin bukan untuk mendukung orang untuk bertindak kekerasan, tetapi membantu pengunjung Smash untuk melepas tekanan hidup yang keras di daerah urban. Untuk batas usia pengunjungnya, Smash mempunyai aturan. Hanya yang berusia antara 20 hingga 35 tahun dapat memakai jasa "ruang marah" Smash.

Bisnis ini nampaknya menggiurkan, tempat dengan konsep yang sama seperti "ruang marah" milik Smash akan dibangun di State College, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) pada Maret mendatang.  

Namanya Break Room. Sama seperti Smash, barang-barang yang ingin ada di dalam ruangan untuk dihancurkan dapat disediakan dengan biaya tambahan, misalnya perabotan rumah tangga dan alat elektronik. Namun, hanya benda mati, karena mahluk hidup sangat dilarang untuk dijadikan objek pelampiasan kemarahan di Break Room.

Break Room dibangun Erik Wine dan rekannya seorang veteran angkatan darat AS, Nicole Snyder. Keduanya bertemu beberapa tahun lalu di salah satu unit psikiater di Centre Hall. Saat itu, Erik terdaftar sebagai psikiater dengan puluhan pasien tetap, sementara Nicole seorang perawat.

Hampir mirip dengan Smash, ide awal Break Room sebagai terapi terhadap orang-orang yang ingin melampiaskan kemarahan dan menghilangkan stigma negatif terkait konsep terapi tersebut.

"Kami ingin menghadirkan cara baru untuk menghilangkan tekanan seseorang tanpa harus menemui terapis atau psikiater yang menghabiskan banyak uang," terang Erik, dilansir Centredaily.com.

Rumah MarahSeseorang dapat melampiaskan kemarahannya secara legal di Beijing, China. Pengunjung dapat menghancurkan mobil, manekin, radio, telepon, mesin penanak nasi yang ada di depannya, di dalam ruangan Smash. (Foto: Instagram/ndtv)

Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa "ruang marah" di Break Room berkisar antara 20 sampai 60 dolar AS, atau sekitar Rp 282 ribu hingga Rp 846 ribu. Dengan batas waktu 10 menit seharga Rp 282 ribu, hingga kelipatannya.

Namun, terdapat perbedaan dalam penyewaan di Break Room. Jasa ini menawarkan satu orang, pasangan hingga kelompok dalam jumlah empat orang masuk ke dalam ruangan untuk menghancurkan barang guna melampiaskan kemarahan dan emosi mereka.

Dalam perkembangannya, Break Room berencana memasukan tema-tema liburan. Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman buruk dengan Hari Valentine dapat menghancurkan atribut hari kasih sayang tersebut di suatu ruangan bertema.

Mencegah kegiatan negatif menyelip di bisnis Break Room, peraturan bagi pengguna jasa diwajibkan menandatangani surat perjanjian dan memakai kaca mata keselamatan sebelum menghancurkan sesuatu di dalam "ruang marah".

Meski belum dibuka, sejumlah bakal pengguna telah memboking jasa di Break Room. Namun, belum ada data terkait berapa orang pemesan.

Apakah Break Room akan menyaingi Smash yang memiliki data sedikitnya 600 orang datang per bulannya? Kita lihat perkembangan bisnis ini hingga Maret mendatang.

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.