Bisakah Deddy Mizwar Mendulang Suara Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat?

Bisakah Deddy Mizwar mendulang suara Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat, setelah Deddy Mizwar ditunjuk untuk menjadi juru bicara tim kampanye Jokowi-Ma'ruf?
Deddy Mizwar. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 29/8/2018) - Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar ditunjuk untuk menjadi juru bicara tim kampanye Jokowi-Ma'ruf.

Tim Kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai, Deddy Mizwar punya landasan kebudayaan yang sama, pengalaman yang luas, serta kemampuan komunikasi politik yang baik.

"Sebagai bagian dari penggalangan dan upaya meningkatkan efektivitas tim kampanye, kami telah memutuskan dan sesuai dengan hasil koordinasi dengan Jokowi, bahwa Deddy Mizwar itu sebagai salah satu juru bicara di dalam tim kampanye nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf," ucap Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto di Rumah Cemara 19,  Gondangdia, Jakarta, Selasa (28/8).

Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar, mengiyakan ikhwal penunjukan terhadap dirinya. “Insya Allah. Tapi kan belum jelas, belum ada legalnya kita. Jangan ngaku-ngaku juga,” ujarnya saat dihubungi.

Meski memang bersedia, jika akhirnya resmi ditetapkan, namun Demiz enggan berbicara lebih jauh mengenai alasannya. Ia mengaku, masih akan menuggu sampai tanggal resmi, yakni 21 September 2018.

“Nantilah setelah 21 September 2018 dibahas. Kan penetapan tanggal 21 nanti," jelasnya.

Demokrat Minta Demiz Mundur

ferdinand hutahaeanferdinand hutahaean. (Foto: edunews.id)

Demiz diketahui adalah seorang kader Partai Demokrat. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini merupakan partai koalisi pengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, bersama PAN dan PKS. Partai Demokrat sebetulnya tidak mempermasalahkan jika memang Demiz, tidak lagi punya pandangan politik yang sama.

"Sebetulnya dukung mendukung ini adalah hal biasa di dalam politik dan hak pribadi yang merdeka. Sehingga Demiz jika ingin dukung Jokowi sebetulnya tidak ada masalah," ungkap Jubir Partai Demokrat Ferdinand Hutahean saat dihubungi Tagar News di Jakarta, Selasa (29/8).

Meski tak dipermasalahkan terkait dukungannya terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf, menurut Ferdinand, tetap saja Demiz semestinya menghormati partai yang menaunginya sejak 16 November 2017 itu.

"Hanya Demiz perlu menghormati partai tempat dia bernaung. Jadi politisi harusnya memiliki dan menjaga martabat partai serta menjaga etika berorganisasi," tutur Ferdinand.

Jika pada akhirnya ia punya keinginan untuk punya sikap yang berbeda, Ferdinand menyarankan untuk Demiz mundur jadi kader Partai Demokrat. "Jika ingin berbeda sikap, sebaiknya mundur dulu dari partai, itu penting agar menjadi politisi bermartabat," tandas Kadivkum DPP Partai Demokrat itu.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan akan meminta penjelasan Demiz terkait penunjukannya, melalui Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Irfan Surya Negara pada Kamis (30/8).

Hinca pun tak khawatir, jika pada akhirnya Demiz membelot dari Partai Demokrat. Menurutnya, hal tersebut tak akan mempengaruhi suara terhadap pemilih. Karena, yang bisa mempengaruhi suara pemilih adalah paslonnya.

"Tidak (berpengaruh) lah, yang paling berpengaruh itu siapa kira-kira yang dipilih itu capres dan cawapresnya. Anda boleh bikin ribuan juru bicara, bisa, boleh pilih ribuan tim kampanye, tapi di kertas suara tetap Prabowo-Sandi, dan Jokowi-Maruf," tukasnya.

Bisakah Demiz Mendulang Suara?

Adi PrayitnoPengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno. (Foto: arahkita.com)


Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, justru memandang sikap politik dari Demiz, seolah bentuk penegasan bahwasanya Partai Demokrat, setengah hati mendukung paslon Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

"Sikap politik yang mendukung Jokowi semakin menegaskan bahwa Demokrat setengah hati mendukung Prabowo," tukasnya.

Apalagi, sejumlah kader Demokrat yang membelot, sama sekali tak dihiraukan oleh Elite Demokrat. Bahkan, tak ada sanksi terhadap mereka.

"Karena banyak kader-kader Demokrat yang secara terbuka dukung Jokowi dan tak pernah ditertibkan. Kalau serius dukung Prabowo, mestinya Demokrat menindak tegas kader-kadernya yang liar itu," lanjut Adi.

Ia mengakui, Deddy Mizwar yang sebelumnya merupakan artis memang akan mempengaruhi elektabilitas dari Joko Widodo-Ma'ruf. Namun, tidak akan signifikan mendulang suara di Jawa Barat.

"Tentu berpengaruh terhadap peningkatan elektabilitas Jokowi, karena Deddy Mizwar tokoh politik populer karena keartisannya. Meski begitu, pengaruh Demiz tak terlampau signifikan," terangnya.

Pasalnya, yang punya pengaruh di Jawa Barat adalah Mantan Gubernur Jawa Barat yakni Ahmad Heryawan yang merupakan kader PKS. Tandanya, ketokohan Deddy Mizwar dalam politik di Jawa Barat tak terlampu dominan.

"Karena di Jabar salah satu tokoh sentralnya adalah Ahmad Heryawan yang mampu mendinamisasi mesin politik yang kader-kader PKS. Terbukti, pada pilkada 2018 lalu, Deddy Mizwar tak dapat suara signifikan kalah jauh dari jagoan PKS-Gerindra padahal sudah disokong Golkar dan Demokrat. Itu artinya, ketokohan Dedy Mizwar dalam politik tak terlampu dominan," tandasnya. []


Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara