BI Sumut: Transaksi Uang Elektronik Lebih Nyaman

Bank Indonesia terus mendorong agar setiap transaksi uang menggunakan sistem eletronik.
Wiwiek Sisto Widayat (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Bank Indonesia terus mendorong agar setiap transaksi uang menggunakan sistem eletronik. Memang ada sisi positif dan negatifnya, namun itu untuk kemudahan bagi masyarakat.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat menyampaikan itu dalam bincang- bincang ekonomi dengan media di Kota Medan, Senin 8 Juli 2019 sore.

"Penggunaan uang eletronik kita dorong. Kita lihat dari segi positifnya tentu akan lebih aman, dikarenakan semua lebih nyaman, transparan, kemudian mengurangi risiko kecurangan. Karena menggunakan elektronik semua transaksi sudah tercatat dalam rekening kita," ujar Wiwiek.

Menurut dia, dengan transaksi menggunakan uang elektronik akan meningkatkan ekonomi antara penjual dan sebagainya.

"Kalau dari pendapatan, tentu dari sisi ekonominya akan tumbuh lebih tinggi, proses transaksi lebih cepat, pendapatan penjual dan sebagainya lebih cepat, pendapatan untuk negara juga lebih tinggi, karena lebih transparan, tidak ada pungutan dan penyelewengan," tuturnya.

Selain positif, uang elektronik ini mempunyai dampak negatif, di antaranya uang dikhawatirkan bisa hilang jika salah menggunakan.

"Jika dilihat dari segi negatif, akan menghilangkan uang. Kalau kita salah menggunakan uang akan hilang. Salah transfer, kita tidak bisa komplain," ucap Wiwiek.

Bulan puasa dan lebaran, Bank Indonesia sediakan uang baru sebesar Rp 5,6 triliun, namun uang itu sudah kembali terkumpul dan bertambah menjadi Rp 6,6 triliun

Selain itu, perkembangan kartu kredit, keberadaan mesin ATM disediakan agar semakin mempermudah masyarakat untuk menggunakan uang elektronik. Bukan di situ saja, bahkan di berbagai pusat perbelanjaan juga sudah ada yang menggunakan mesin elektronik.

"Uang elektronik terus kita dorong, bayar transportasi memakai uang elektronik, jadi kita fokus ke sektor perbelanjaan dan transportasi," ujarnya.

Ramadhan dan Idul Fitri Bank Indonesia Kumpulkan Fresh Money Rp 6,6 Triliun

Selama bulan Mei dan Juni 2019 atau bulan Ramadhan serta Idul Fitri 1440 H, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah mengumpulkan fresh money (dana bersih) sebanyak Rp 6,6 triliun. Padahal, sebelumnya uang yang dikeluarkan hanya Rp 5,6 triliun.

"Bulan puasa dan lebaran, Bank Indonesia sediakan uang baru sebesar Rp 5,6 triliun, namun uang itu sudah kembali terkumpul dan bertambah menjadi Rp 6,6 triliun," ujarnya.

Kota Medan menurut dia menjadi penyumbang tertinggi penerimaan uang tersebut, serta terbagi dalam beberapa pecahan.

"Uang cetak dalam bentuk pecahan besar sebanyak Rp 4,8 triliun, di antaranya pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Sedangkan sisanya pecahan kecil yaitu Rp 1.000 sampai Rp 20 ribu. Uang itu sebagian besar dari Kota Medan, karena Kota Medan daerah tujuan mudik, wisata, belanja, sehingga bawa uang dan belanja. Kemudian uang itu masuk ke perbankan," ungkapnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)