BI Sebut Penyaluran Kredit di Jawa Timur Rendah

Bank Indonesia menyebutkan pertumbuhan kredit di Jawa Timur melambat dibandingkan periode sama tahun 2018 dan 2017.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala BI Jatim Ahmad Difi Johansyah dan Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) mencatat penyaluran kredit hingga November 2019 hanya mencapai 7 persen. Pertumbuhan kredit itu melambat dibandingkan periode sama tahun 2018 dan 2017, yang masing-masing sebesar 9,3 persen dan 8,3 persen.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Ahmad Difi Johansyah mengatakan pertumbuhan kredit di Jatim melambat tidak mampu menyaingin nasional yang mencapai 9 persen. Salah satu faktornya adalah kondisi perekonomian global yang lesu, sementara BI kesulitan untuk mengantisipasinya. ""Sebagaian besar permasalahannya adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak bisa kita atasi," katanya Difi di Surabaya, Rabu 18 Desember 2019.

Perlambatan pertumbuhan kredit ini juga dampak dari masalah regulasi. Untuk itu BI Jatim berharap agar pemerintah pusat menyelesaikan finalisasi omnibus law, sehingga penyaluran kredit bisa tumbuh positif tahun depan. "Saat ini pembahasan omnibus law sedang tahap finalisasi oleh pemerintah pusat dan segera selesai," kata Difi.

Di balik melambatnya penyaluran kredit, menurutnya ada tren positif dari sisi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam tiga tahun terakhir, kredit UMKM terus meningkat. Pada triwulan III 2019 pertumbuhan kredit UMKM mencapai 11,9 persen (yoy)," terang Difi.

Ia optimistis tren penyaluran ke UMKM terus terjaga hingga tahun depan. Namun Difi belum mau menyebutkan kepastian angkanya terkait prediksi kenaikannya tahun depan. "Tapi tren terus naik, karena bank-bank sudah ada menyatakan minat masuk ke UMKM," tegas Difi.

Difi mengungkapkan bahwa beberapa UMKM masih terkendalan administrasi. Bank masih melihat sejumlah UMKM butuh pembenahan salah satunya akuntasinya. Untuk itu diharapkan pelaku UMKM segera menyelesaikan persyaratan administrasi sesuai aturan yang berlaku. "Kalau itu diselesaikam bisa menyambungkan dengan perbankan. Banyak bank yang ingin masuk ke UMKM karena mereka ingin cari nasabah baru," katanya.

Sebelumnya Difi mengatakan dampak perlambatan ekonomi global membuat ekonomi Jatim diprediksi hanya akan tumbuh 3 persen pada tahun 2019 ini. Dengan adanya perlambatan ekonomi global, ekspor Jatim juga menurun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim ekspor Jatim 18,56 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Januari-November 2019.

Difi menjelaskan, melambatnya ekspor ini juga terjadi pada perdagangan dalam negeri Jatim. Mengingat perdagangan dalam negeri tujuannya ke provinsi lain. Sedangkan melambatnya ekonomi global tidak hanya dirasakan Jatim saja, tetapi provinsi lainnya.

"Perdagangan dalam negeri juga agak tertahan, kenapa, karena kalau perdagangan dalam negeri kami kan juga dagang dengan provinsi lain. Nah provinsi lain juga kena dampak dari perlambatan ekonomi dunia," ungkap Difi. []

Baca Juga:

Bank Indonesia Musnahkan Uang Setengah Miliar di Sumsel

Bank Indonesia Tangkal Uang Palsu dengan 3D

Berita terkait
Banyak Bank di Sumut Setor Uang Palsu ke Bank Indonesia
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara, mengungkap banyak bank di Sumatera Utara menyetor uang palsu ke Bank Indonesia.
Bank Indonesia Tangkal Uang Palsu dengan 3D
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyatakan untuk tangkal uang palsu dengan 3D.
Bank Indonesia Gelar Sosialisasi Peraturan Bank
Bank lndonesia telah meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sebagai wujud interkoneksi antarswitching dan interprobabilitas sistem pembayaran nasional.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.