BI Rate Turun Jadi 4,25%, Jaga Stabilitas Ekonomi

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7DDR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%.
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali menggelar obrolan santai dengan media, membahas perekonomian nasional dan Bali, pada Selasa 23 Juni 2020. (Foto: Nila Sofianty).

Denpasar-  Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) untuk Juni 2020 menjadi 4,25%.

Menurut Kepala Perwakilan BI  Provinsi Bali, Trisno Nugroho, penurunan BI Rate ini dilakukan setelah dua bulan berturut-turut pada April dan Mei, BI mempertahankan suku bunga acuan. "Sepanjang 2020, BI telah menurunkan suku bunga sebanyak 75 bps," ujarnya pada acara Obrolan Santai BI Bareng Media, di Tirta Empul Gedung BI Denpasar, Selasa, 23 Juni 2020.

Baca Juga: Perbankan Respon Penurunan BI Rate pada Semester 2

Konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan PSBB yang mengurangi aktivitas ekonomi.

Trisno  menambahkan, suku bunga acuan BI diturunkan sejalan dengan upaya menjaga stabilitas  dan mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Ruang penurunan suku bunga masih terbuka, seiring rendahnya tekanan inflasi, terjaganya stabilitas eksternal dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 di banyak negara menurun tajam seiring meluasnya pandemi dan  berbagai upaya penanggulangan pembatasan aktivitas masyarakat. Dengan proyeksi kontraksi ekonomi berlanjut sampai dengan triwulan III 2020, BI memprediksi  ekonomi global 2020 mencatat pertumbuhan negatif 2,2%.

Menurut Trisno, pertumbuhan ekonomi nasional juga diperkirakan menurun pada triwulan II 2020. Ekspor menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global. "Sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang mengurangi aktivitas ekonomi" ujarnya.

Bank IndonesiaBank Indonesia. (Fot: indonesia.go.id)

Perekonomian diperkirakan akan mulai menguat pada triwulan III 2020 dengan adanya relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan menurun pada kisaran 0,9% - 1,9% pada 2020 dan kembali meningkat pada kisaran 5,0% - 6,0% pada 2021”, kata Trisno.

Untuk Provinsi Bali menurut Trisno, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 diperkirakan akan mengalami kontraksi yang lebih dalam dari triwulan I 2020 (-1,14%, yoy). Hal ini seiring dengan masih belum adanya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Bali.

Dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen mengalami kontraksi, kecuali konsumsi rumah tangga. Demikian juga dari sisi lapangan usaha, hampir seluruh lapangan usaha utama Bali mengalami kontraksi kecuali pertanian dan konstruksi.

Pertumbuhan kredit di Bali diperkirakan melambat di triwulan II 2020, bersumber dari penurunan kredit pada semua jenis penggunaan baik konsumsi, modal kerja maupun investasi.

Sementara itu, berdasarkan Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu II Juni 2020, perkembangan harga di Bali mengalami kenaikan sebesar 0,26 (mtm) lebih tinggi dibandingkan inflasi Mei (-0,11%, mtm).

Hal ini mengimplikasikan bahwa Bali akan mengalami inflasi di bulan Juni sebesar 0,38% - 0,58% (mtm) atau 2.55 – 2.76% (yoy) dimana masih berada pada sasaran inflasi 3,0% ± 1% (yoy).

Pertumbuhan kredit di Bali diperkirakan melambat di triwulan II 2020,  bersumber dari penurunan kredit pada semua jenis penggunaan baik konsumsi, modal kerja maupun investasi. Berdasarkan sektoralnya, perlambatan kredit bersumber dari sektor perdagangan, makanan dan minuman (mamin), dan pertanian.

Baca Juga: Kebijakan Penurunan BI Rate Bisa Gerus Laba Bank

BI menyebutkan bahwa kredit bermasalah (non performing loan - NPL) di  Bali pada triwulan II sedikit meningkat, namun masih dalam batas threshold 5%. Peningkatan NPL bersumber dari seluruh jenis penggunaan baik modal kerja, investasi maupun konsumsi. Secara sektoral, peningkatan NPL terutama bersumber  dari kredit perdagangan. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan II tumbuh melambat bersumber dari melambatnya tabungan dan kontraksi giro. []

Berita terkait
Kebijakan Penurunan BI Rate Bisa Gerus Laba Bank
Bank Indonesia dinilai kerap mengabaikan dampak negatif dari penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.
Perbankan Respon Penurunan BI Rate pada Semester 2
BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps yang baru akan direspon perbankan pada semester kedua 2020.
BI Putuskan Tahan Repo Rate 5 Persen di Awal Tahun
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00 persen.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.