Jakarta - Pandemi Covid-19 tak hanya membawa kabar duka, tapi juga membawa berkah. Contohnya di China, jumlah orang super kaya bertambah dan mengalahkan Amerika Serikat.
Kebijakan penguncian (lockdown) yang diterapkan pemerintah Tiongkok justru menyumbang pundi-pundi kekayaan para tajir. Khususnya miliader di bisnis e-commerce dan game yang mengalami perkembangan pesat.
Dunia belum pernah melihat kekayaan sebanyak ini tercipta hanya dalam satu tahun.
Hasil survei Hurun Research Institute menunjukkan orang super tajir mencatat rekor kekayaan US$ 1,5 triliun pada 2020. Angka ini lebih besar dari gabungan lima tahun terakhir.
Jumlah orang yang masuk dalam daftar super kaya di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia bertambah 257, berdasarkan data Agustus 2020. Kini China memiliki 878 miliuner, mengalahkan Amerika Serikat (AS) dengan 626 orang. Awal tahun, AS berada di posisi puncak sebagai negara dengan jumlah super kaya paling banyak.
Seperti diberitakan dari Arab News, Rabu, 21 Oktober 2020, laporan tersebut menemukan ada sekitar 2.000 orang dengan kekayaan bersih lebih dari 2 miliar yuan (US$ 300 juta) pada bulan Agustus. Ini menghasilkan gabungan kekayaan bersih mencapai US$ 4 triliun.
Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce, Alibaba, kembali menduduki posisi puncak dalam daftar orang super kaya di Negeri Tirai Bambu. Harta kekayaannya melonjak 45 persen menjadi US$ 58,8 miliar, berkah melonjaknya bisnis belanja online selama penguncian untuk menekan penyebaran pandemi.
Posisi kedua dipegang Pony Ma, bos raksasa game dan pemilik WeChat Tencent. Ia mencatat kekayaan US$ 57,4 miliar, terjadi lonjakan 50 persen, meskipun ada kekhawatiran tentang prospek perusahaannya di AS setelah adanya ancaman dari Presiden Donald Trump untuk menghentikan operasi karena kekhawatiran ancaman keamanan nasional.
Posisi berikutnya diduduki Zhong Shanshan, pemilik perusahaan air kemasan Nongfu. Konglomerat berusia 66 tahun ini pertama kali masuk dalam daftar super tajir. Harta kekayaannya melonjak US$ 53,7 miliar setelah melepas saham perdana (IPO) di Bursa Hong Kong pada September 2020.
Rupert Hoogewerf, Kepala Peneliti Hurun Research Institute menyebutkan, daftar harta kekayaan super tajir di China ini mengejutkan dunia. "Dunia belum pernah melihat kekayaan sebanyak ini tercipta hanya dalam satu tahun," tuturnya. Dari daftar ini terlihat, sektor tradisional seperti manufaktur dan real estat mulai dijauhi, menuju ekonomi baru berbasis aplikasi.
Sementara Wang Xing, pendiri aplikasi pesan-antar makanan Meituan berhasil melipatgandakan kekayaannya. Posisinya melonjak dari 52 ke 13 dengan harta mencapai US$ 25 miliar. Sementara Richard Liu, pendiri platform belanja online JD.com menggandakan tumpukan uangnya menjadi US$ 23,5 miliar.
Pandemi juga membawa berkah bagi konglomerat bisnis kesehatan. Salah satunya Jiang Rensheng, pendiri pembuat vaksin Zhifei, kekayaannya melonjak tiga kali lipat menjadi US$ 19,9 miliar.
China menutup kota-kota besar di seluruh negeri pada akhir Januari dan Februari untuk menekan virus yang pertama kali muncul di Wuhan dan menyebar ke seluruh dunia. Ini menyebabkan kontraksi ekonomi yang besar pada kuartal pertama 2020.
Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat, China berhasil mengendalikan pandemi. Tiongkok berhasil keluar jalur dan menjadi satu-satunya ekonomi besar yang berkembang tahun ini, menurut lembaga donor itu. []
- Baca Juga: Bos Air Kemasan Salip Jack Ma Jadi Orang Terkaya di China
- Fokus Filantropi, Jack Ma Jual Saham 8,2 Miliar USD