Berkah Pandemi Bagi Pedagang Masker Kain di Bantaeng

Pedagang masker di Bantaeng justru meraup keuntungan di tengah wabah Covid-19.
Pedagang masker di Bantaeng justru meraup keuntungan di tengah wabah Covid-19.

Bantaeng - Wabah virus corona (Covid-19) nyaris melumpuhkan semua aktivitas dan perekonomian masyarakat. Tidak sedikit perusahaan gulung tikar hingga akhirnya merumahkan karyawannya.

Namun, selain cerita luka, pandemi Covid-19 ternyata juga membawa dampak baik terhadap segelintir masyarakat. Paling mencolok tentu saja para pedagang masker.

Maklum, sejak harga masker selangit di awal Maret atau mula kemunculan corona di Indonesia, sejumlah UMKM juga berlomba-lomba membuat masker berbahan dasar kain.

AntoDeretan masker kain, sumber berkah di tengah masa pandemi Covid-19. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Kesempatan ini menjadi berkah bagi pembuat dan pedagang masker kain. Apalagi, harganya sangat bersahabat, bisa dicuci dan dipakai berulang kali. Ragam bentuk dan jenis kainnya. Ada masker kain antidebu, pun banyak masker kain yang sesuai standar kesehatan.

Minggu, 31 Juni 2020, Tagar menjumpai salah seorang penjual masker yang biasa mangkal di poros Jalan Kelurahan Lamalaka, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Saya pulang waktu lebaran, tapi cuma satu hari lalu kembali ke sini.

Seorang lelaki muda menggunakan hoodie jumper berwarna hitam sedang beristirahat di atas hammock yang digantung di antara pohon trembesi, di belakang barisan lapak masker. Namanya Anto dan berusia 29 tahun.

Anto merupakan salah satu pedagang yang mencuri peluang di tengah wabah. Pria asli tanah Makassar ini sudah mengadu nasib sebagai pedagang sejak usianya 20 tahun. Biasanya, dia berjualan aksesoris handphone dan kacamata.

Namun, usahanya terbengkalai setelah di sana-sini tersebar imbauan pemerintah agar masyarakat tetap bertahan di dalam rumah dan tidak boleh beraktivitas di luar. Kondisi ini membuat usahanya tersendat.

"Kita tidak jualan itu (aksesoris) karena siapa yang mau beli. Tidak ada yang keluar rumah," katanya.

Dia pun memutar otak untuk menukar barang dagangannya. Lantas, terbesitlah dihatinya untuk berjualan masker. Dengan modal Rp 7,5 juta, Anto pun mencari tempat produksi masker kain berkualitas.

Anto pun memburu tempat pembuatan masker atau pun mencari agen yang menjual masker dalam skala besar. Singkat kata, dia pun bertemu seorang produsen masker asal Jawa dan barangnya pun (masker) sesuai kriteria yang ditetapkannya. Dia langsung tancap gas tidak menunggu lama untuk menginvestasikan modalnya.

Setelah itu, Anto berangkat dari Makassar ke Kabupaten Bantaeng yang masih berstatus zona hijau corona. Bersama tiga orang rekannya, Anto menetap dan menyewa kamar kos di Kabupaten Bantaeng.

Ribuan lembar masker kain pun datang dari Jawa dan langsung tiba di Bantaeng. Satu persatu titik berjualan mulai dipantaunya. Alhasil, dia tertarik berdagang di kawasan Lamalaka tak jauh dari SPBU wilayah tersebut.

"Saya sudah tiga minggu di Bantaeng," kataya.

Ada beberapa jenis masker yang dijualnya. Namun, masker kain atau masker scuba yang diproduksi dengan tenaga laser menjadi primadona dan paling banyak dicari pelanggannya.

Anto mengaku cukup banyak meraup keuntungan dari berjualan masker. Dalam sehari, ia bisa melariskan sampai 50 lembar masker scuba. Satu lembar masker itu dijual seharga Rp 10 ribu.

Selain masker scuba beragam warna dan polos, Anto juga menjajakan masker karakter dengan berbagai tokoh kartun menarik. Masker wajah dengan gambar potongan wajah berbagai ekspresi, ada juga masker hijab yang didesain khusus untuk para pengguna hijab.

Harganya pun bervariasi, masker karakter dijual seharga Rp20 rupiah per lembar, sedangkan masker hijab senilai Rp15.000 per lembarnya. Dia mulai berjualan masker sekitar pukul 07.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita, atau menjelang waktu magrib.

Pelanggam maskerSeorang pembeli singgah di lapak masker Anto. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Laris manis masker Anto bahkan tidak terpengaruh ketika Bantaeng diguyur hujan deras. Masker-masker dagangannya tetap terjual dengan cepat. Paling tidak, dalam sehari omzetnya mencapai Rp 500 ribu.

"Tidak basah karena saya tutup terpal, dan masker-masker ini juga semua terbungkus plastik jadi aman," katanya.

Lapak masker Anto nyaris tak pernah sepi. Banyak saja yang mampir untuk membeli pelindung mulut dan hidung itu. Sedihnya, selama berdagang lintas daerah, baru lebaran kali ini diak tidak lama-lama di rumah saat pulang kampung.

"Saya pulang waktu lebaran, tapi cuma satu hari lalu kembali ke sini," katanya.

Pria yang masih lajang itu mengaku belum bisa memprediksi sampai kapan akan berdagang di Kabupaten Bantaeng. Apalagi, pasar masker yang masih sangat banyak pelanggan juga membuatnya betah untuk berlama-lama di sini.

Selama masa pandemi ini, ia juga sungkan untuk berkunjung ka daerah lain karena keterbatasan akses keluar masuk daerah. Beberapa perbatasan saat ini dijaga begitu ketat.

Sembari berkelakar, kepada Tagar ia menyampaikan niatnya untuk mencari jodoh di kabupaten Bantaeng. "cewek sini manis-manis, siapa tahu saya ketemu jodoh," tuturnya. []

Berita terkait
Viral Gadis Pangkep Menikahi Pria Tua
Perempuan 21 tahun rela menikah dengan duda 60 tahun di Pangkep. Ia mengaku menerima pinangan sang duda untuk membantu ekonomi orang tua.
Kuda dan Nama 19 Hewan yang Disebut dalam Alquran
Alquran menyimpan banyak kisah menarik dan kaya hikmah, bahkan ada kisah hewan. Berikut cerita kuda dan 19 hewan yang disebut dalam Alquran.
Belajar Jujur dari Ujian Online Sekolah saat Pandemi
Ujian sekolah di masa pandemi menjadi pengalaman tersendiri bagi siswa dan orang tua. Belajar jujur jadi nilai plus dari ujian online di rumah.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.