Untuk Indonesia

Berikan Informasi Seksualitas kepada Anak Lebih Dini

Kasus yang menyeret Reynhard Sinaga tidak terkait dengan orientasi seksual, maka sejak dini anak-anak perlu diberikan informasi tentang seksualitas
Ilustrasi (Foto: atg.world)

Oleh: Syaiful W. Harahap

Pada masa anak-anak bahkan sampai remaja sering terdengar ejekan ‘anak mami’ bagi anak laki-laki yang dekat dengan ibunya. Begitu pula dengan anak perempuan yang dekat dengan ayahnya selalu dikaitkan dengan ‘tomboy’.

Dua hal di atas terkait dengan seksualitas atau reproduksi. Maka, perlu diberikan informasi tentang seksualitas kepada anak-anak sejak dini agar mereka memahami fungsi alat-alat reproduksi serta penyakit-penyakit yang terkait dengan reproduksi. Langkah ini bisa sebagai bagian dari perkembangan seksualitas anak-anak agar berjalan alamiah sesuai dengan jenis kelaminnya.

Hal yang sangat sederhana, misalnya, masalah menstruasi atau haid. Tidak sedikit anak perempuan yang menghadapi masalah ketika pertama kali mengalami menstruasi. Padahal, menstruasi justru menunjukkan bahwa siklus alami bulanan seorang perempuan berjalan normal. Jika tidak menstruasi teratur bisa jadi karena hamil atau ada penyebab lain terkait dengan gangguan kesehatan.

1. Anak Laki-laki ke Ibu dan Anak Perempuan ke Ayah

“Papa tidak ada!” itulah jawaban anak laki-laki kelas 1 SMP menjawab telepon dari sekretaris, cewek, di kantor ayahnya. Sekretaris di kantor ayahnya itu pun heran mengapa si anak tadi menjawab telepon dengan ketus. Sebaliknya, kalau yang menerima telepon anak perempuan berbeda penerimaannya. Si anak akan dengan senang hati memberikan keterangan tentang ayahnya jika yang menelepon cewek.

Dari aspek seksualitas hal ini justru menggambarkan orientasi seksual anak laki-laki yaitu heteroseksual yakni secara seksual tertarik kepada lawan jenis. Begitu juga dengan anak perempuan yang dekat dengan ayahnya menggambarkan ketertarikan secara seksual sebagai heteroseksual.

oedipus complexIlustrasi (Foto: varyazh.wordpress.com)

Dari aspek psikoanalisis yang diperkenalkan Sigmund Freud kedekatan seorang anak laki-laki ke ibunya dan anak perempuan ke ayahnya merupakan tahapan dalam perkembangan psikoseksual yang disebut oedipus complex. Sebaliknya, jika seorang anak laki-laki dekat dengan ayahnya dan seorang anak perempuan dekat dengan ibunya itu disebut sebagai electra complex.

Anak laki-laki yang dekat dengan ibunya menganggap perempuan yang menelepon bertanya tentang ayahnya sebagai saingan ibunya sehingga dia berusaha melindungi ibunya. Cara yang ditempuh anak laki-laki tadi adalah ‘melawan’ dengan jawaban ketus. Sedangkan anak perempuan yang dekat dengan ayahnya justru merasa tersanjung ketika ada cewek yang menelepon dan bertanya tentang ayahnya.

Namun, dalam mitos Yunani anak laki-laki sebagai oedipus complex menganggap ayahnya sebagai saingan sehingga membunuh ayahnya, selanjutnya dia menikahi ibunya.

Ada yang menyebut bahwa oedipus complex akan terbawa kepada pandangan si anak kelak yaitu mencari suami sebagai tipe ayah atau ibunya. Ini bisa saja lebih tua dari mereka. Tapi, ini sebatas teori karena tidak selamanya anak-anak oedipus complex mencari pasangan hidup yang lebih tua.

2. Mandi Bersama Jelaskan Alat Reproduksi

Di masa-masa awal pubertas, sikap dan pandangan anak-anak oedipus complex mulai berubah karena anak laki-laki tidak menganggap ayahnya sebagai saingan lagi. Begitu juga dengan anak perempuan yang tetap menjalin hubungan emosional dengan ibunya. Pada gilirannya anak-anak ini tidak terpaku lagi pada ayah (anak perempuan) dan pada ibu (anak laki-laki).

electra complexIlustrasi (Foto: vequill.com)

Sedangkan pada electra complex di awal pubertas tidak terjadi perubahan sikap dan pandangan sehingga anak laki-laki tetap mengidolakan ayahnya dan anak perempuan memuji ibunya.

Untuk memberikan gambaran riil soal seksualitas kepada anak-anak bisa juga melihat cara yang dilakukan masyarakat Jepang kepada anak-anaknya. Seorang perempuan Indonesia, Anni Iwasaki, menikah dengan seorang laki-laki Jepang, sekarang tinggal di Jepang. Dalam sebuah wawancara akhir tahun 1980-an di Jakarta, Anni bercerita tentang cara mereka memberikan pendidikan seksualitas kepada anak-anaknya.

Mereka mandi bersama. Kepada anak-anak diperkenalkan alat-alat reproduksi dan hal-hal yang terkait dengan reproduksi. Ini berlangsung bertahun-tahun. Yang pelu diingat adalah hindari penjelasan tentang seksualitas yang tidak ditanya atau yang dianggap tidak bisa dipahami anak-anak. Artinya penjelasan hanya secara umum.

Nah, ketika anak perempuan menstruasi dia tidak ikut lagi mandi bersama tapi dengan ibunya. Begitu pula dengan anak laki-laki ketika si anak sudah mimpi basah pembicaraan seksualitas selanjut dengan ayahnya.

Sayang, Anni tidak mau menjelaskan apa yang dilakukan seorang ayah dengan anaknya yang sudah mimpi basah dan seorang ibu dengan anaknya yang sudah menstruasi. Paling tidak cara yang dilakukan Anni dan suaminya bisa jadi pertimbangan dalam memberikan pendidikan seksualitas kepada anak-anak (dari berbagai sumber). []

Berita terkait
20 Misteri Elvis Presley, Biseksual Hingga Kematian
Raja Rock n Roll, Elvis Presley meninggalkan 20 misteri mulai dari anggapan biseksual hingga kematiannya.
Kasus Seksual 48 Pria di Inggris Libatkan WNI
Mahasiswa asal Indonesia di Inggris bernama Reynhard Sinaga diputuskan bersalah atas kasus kejahatan seksual sejumlah pria muda.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu