Berburu Pernak-Pernik Ramadan dari Bahan Bekas

Pernak-pernik Ramadan dihasilkan dari bahan bekas. Hasilnya berkelas dan harganya terjangkau.
Pernak-pernik Ramadan, hasil kerajinan Galeri Limbah Karya Mandiri, Kota Pematangsiantar. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu).

Pematangsiantar - Pengrajin pernak-pernik Ramadan di Kota Pematangsiantar yakni Galeri Limbah Karya Mandiri, yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Siantar Sitalasari, banjir orderan selama Ramadan dan jelang Lebaran.

Kepada Tagar, Ricky Iskandar Toreh (31) mengatakan, pembuatan pernak-pernik sudah dia lakukan sejak tahun 2003. Pernak-pernik sebagai buah kerajinan tangan itu awalnya berasal dari ide ayahnya.

"Awalnya itu Bapak saya yang memulai. Saat itu kita masih membuat terompet di hari Natal. Kemudian ada pelanggan yang memberikan masukan, kenapa gak sekalian juga dibuat pernak pernik Ramadan," ucapnya, Rabu 8 Mei 2019.

Ricky mengungkapkan, lebih dari 60 jenis kerajinan tangan mereka ciptakan, sekitar 85 persen menggunakan bahan bekas yang sudah didaur ulang.

Mulai dari gentong bekas, kardus bekas, kaleng susu, kaleng rokok bekas, ember bekas eskrim, botol minuman, kardus, gagang sapu dan pipa paralon.

"Ternyata banyak peminatnya. Dan untuk penjualan pun meningkat. Sementara kalau untuk pembuatan ketupat kita menggunakan bahan lateks," ucapnya.

Selain memiliki nilai jual, pembuatan barang-barang kreatif dari bahan bekas juga berguna mengurangi limbah. Karena seyogianya barang bekas selalu berakhir di tempat pembuangan sampah.

"Alasannya memang itu, mengurangi limbah. Gak semua limbah itu gak berguna. Kita juga bisa membuat menjadi barang yang bernilai ekonomis," ungkapnya.

"Seperti botol mineral ini, kalau dijual paling Rp 1.500, tapi kalau uda dikreasikan bisa sampai Rp 50.000," sambungnya.

Tak hanya bulan Ramadan, ternyata mereka juga membuat pernak-pernik di hari besar seperti, Natal dan 17 Agustus. Selain itu, pernak-pernik kerap dibeli untuk menghiasi hotel-hotel, kantor pemerintahan dan swasta.

"Pemkab Deli Serdang itu langganan kami. Dan biasanya kalau Pemko Siantar memesan dua minggu sebelum Lebaran. Kalau untuk perorangan hanya lima persen saja peminatnya," terangnya.

Sementara, untuk harga yang mereka berikan kepada konsumen cukup bervariasi. Tergantung dari bentuk ukuran dan kesulitan dalam pembuatan pernak-pernik.

"Yang paling murah itu ketupat yang kecil ini. Harganya itu sepuluh ribu, baru beduk yang besar sana itu harganya ada yang lima ratus ribu," ungkapnya.

Untuk omset penjualan yang mereka dapatkan bisa mencapai Rp 80 juta. Namun itu juga tergantung dengan hari besar apa saja yang mereka manfaatkan untuk membuat kerajinan tangan itu.

"Biasanya pas bulan Ramadan kami dapat omset besar. Kalau tahun lalu itu omset kita mencapai Rp 80 juta. Tapi kalau hari Natal memang kurang dari situ, karena kita juga lebih banyak membuat pernak-pernik saat Ramadan," tutupnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.