Berbaju Polisi, Bandit Ini Leluasa Merampok

“Mereka menyaru sebagai anggota Polri yang sedang menghentikan kendaraan. Sasarannya adalah truk boks yang memuat barang berharga,” jelas dia.
Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono membeber pengungkapan kasus perampokan bermodus menyaru anggota Polri. (Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 1/8/2018) – Peringatan bagi para sopir kendaraan angkutan barang. Hati-hati jika bertemu dengan segelintir orang berpakaian polisi, bertingkah mencurigakan dan melakukan cegatan kendaraan bermotor (ranmor) di jalan raya.  Sebab bukan tidak mungkin orang-orang tersebut adalah perampok yang menyaru sebagai anggota Polri.

Peringatan kewaspadaan tersebut disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Condro Kirono di Markas Polda Jateng, di Semarang, Rabu (1/8).

Peringatan itu bukan tanpa sebab, mengingat selama Juli, Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng berhasil meringkus dua komplotan perampok lintas provinsi dan lintas kota bermodus polisi gadungan.

Rampok Berseragam PolisiRampok Berseragam Polisi. Barang bukti seragam polisi yang digunakan para pelaku untuk merampok. (Agus Joko Mulyono)

“Kalau operasi lalu lintas itu ada surat perintah, ada tanda-tanda operasi, tidak sendiri. Jadi hati-hati kalau hanya ada satu orang pakai seragam polisi, bertingkah mencurigakan, melakukan pencegatan tanpa alasan yang jelas, segera hubungi kepolisian terdekat,” tutur Condro.

Dua kelompok perampok tersebut yakni, komplotan Robert alias Obet (43) dan komplotan Mujiyanto alias Bagol. Komplotan Obet, ada Suharja (38), Herudin (39) dan Budi Santoso (35), semuanya warga Jawa Barat. Sedangkan Bagol, warga Magelang (40) dibantu Dian Permana (29), dan tiga orang lain, YL, GMN, dan DDN yang masih jadi buruan petugas.

Dua kelompok tersebut tidak saling terkait tapi punya modus yang sama, yakni mengenakan seragam Polri untuk memperdaya korbannya. “Mereka menyaru sebagai anggota Polri yang sedang menghentikan kendaraan. Sasarannya adalah truk boks yang memuat barang berharga,” jelas dia.

Aksi Obet
Komplotan Obet tercatat beraksi di sejumlah wilayah di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa, mulai Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Melakukan kejahatan mulai dari Pantura Lamongan Jatim, Batang, Pekalongan, Slawi baru masuk Bandung, Jawa Barat, termasuk beraksi di Sukoharjo dan Kabupaten Semarang,” papar Condro.

Aksi yang terakhir di Jalan Letjen Suprapto, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada 15 Juli lalu. Truk boks milik PT Sun Nusantara Abadi atau Elite Ekspress dihentikan oleh Obet dan rekannya yang mengenakan seragam Polda Jawa Barat. Sopir disekap dan ditinggal di jalan, sedangkan truk boks dan muatannya, berupa 420 unit smartphone senilai total Rp 450 juta dibawa kabur. “Beli seragam di Bandung,” ujar Obet kepada petugas Jatanras.

Aksi Bagol
Sedangkan komplotan Bagol, meski mengaku baru beraksi di Purworejo, Blora dan Purbalingga namun juga tak kalah nekat dalam membegal truk boks bermuatan barang berharga. Sebelum tertangkap, Bagol cs beraksi di Jalan Raya Karangreja, Bobotsari, Purbalingga pada 22 Juli. Dengan pakaian polisi, para pelaku mencegat truk, sopir dilakban dan ditinggal di jalan, muatan rambut seberat 1,5 ton dibawa kabur.

“Di Purworejo mencegat truk yang membawa telur dan di Purbalingga membawa truk pengangkut bahan wig dan alis palsu senilai Rp 750 juta,” timpal Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Agus Triadmaja.

Dari pengungkapan dua aksi perampokan yang membawa atribut Polri ini, petugas Jatanras berhasil mengamankan barang senilai Rp 1,2 miliar, dua unit truk boks, dua unit mobil dan 4 motor milik pelaku serta alat kejahatan lain. Enam pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP ancaman hukuman sembilan tahun penjara. [o]

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.