Berada di atas Candi, Masjid Tuha Indrapuri Tertua di Asia Tenggara

Masjid Tuha Indrapuri dibangun Sultan Iskandar Muda (1707-1636), sejak 1207 Hijriah atau 1618 Masehi.
Masjid Tuha Indrapuri peninggalan bersejarah dan salah satu cikal bakal masuknya Islam di Nusantara. (Foto : Tagar/Fahzian Aldevan)

Aceh Besar, (Tagar 3/11/2018)  –  Aceh yang berjuluk Serambi Mekkah memiliki banyak peninggalan sejarah peradaban Islam. Salah satunya Masjid Tuha Indrapuri yang terletak di Desa Keude Indrapuri, Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.

Masjid Tuha Indrapuri dibangun Sultan Iskandar Muda (1707-1636), sejak 1207 Hijriah atau 1618 Masehi. Uniknya, masjid ini terletak diatas bangunan candi yang sebelumnya dijadikan sebagai Pura sekaligus benteng Kerajaan Lamuri.

Kerajaan Lamuri merupakan kerajaan Hindu-Budha (Pra-Islam) pertama di Aceh dan pernah Jaya di Pulau Sumatera pada abad 10 Masehi.

Pembangunan masjid berdekatan langsung dengan sungai, dalam literatur sejarah pembangunannya menggunakan kerak telur dengan bantuan dari gajah kerajaan yang mengangkut batu dari hutan.

Rekontruksi bangunan masjid yang berada di areal seluas 33.875 meter persegi ini, memiliki empat tingkat. Setiap tingkat berjarak antara dua hingga empat meter. Menggunakan material kayu dengan tinggi keseluruhan bangunan mencapai 11,65 meter.

Bila diperhatikan, denah bangunan berbentuk bujur sangkar. Jika diukur luasnya mencapai dua kali lapangan voli.

Selain itu, masjid memiliki 36 tiang penyangga. Masih kokoh menopang atap hingga saat ini. Bentuk atap masjid mirip piramida dengan empat atap dari bawah hingga paling pucuk.  Atap berbentuk piramida sudah menjadi ciri khas masjid tradisional di Aceh.

Tepat di depan masjid terdapat kolam tempat wudhu, khas masjid-masjid Aceh masa lalu yang sudah mulai dipugar.

Daya tarik sejarah

Masjid Tuha IndrapuriMasjid Tuha Indrapuri peninggalan bersejarah dan salah satu cikal bakal masuknya Islam di Nusantara. (Foto :Tagar/Fahzian Aldevan)

Berjarak sekira 25 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh, Masjid Tuha Indrapuri memiliki daya tarik sejarah yang begitu kental dengan unsur tradisional. Terdapat ukiran kaligrafi kuno dibeberapa sudut pada kayu masjid. Bisa dikatakan Masjid Tuha Indrapuri salah satu situs sejarah penting perjalanan Islam di Aceh.

Meskipun Masjid Tuha Indrapuri dimasukkan kedalam Situs Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh. Namun, aktivitas shalat lima waktu tetap berlansung. Bahkan, banyak wisatawan dari berbagai daerah berkunjung ke masjid dan ikut melaksanakan shalat (bagi pemeluk agama Islam).

Menurut catatan disana, Masjid Tuha Indrapuri memiliki makna tertentu, mulai tentang syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.

Tentang syariat yang dimaksud ialah hukum atau aturan Islam yang mengatur seluruh pola dan aturan kehidupan umat yang menganut agama Islam.

Tarekat dimaknai dengan jalan yang dilakukan untuk menjadi seorang yang bertaqwa. Untuk hakikat dimaknai dengan kepercayaan dan patuh kepada Allah.

Terakhir makhrifat yaitu  mengenal Allah lebih dekat. Dalam tasawuf tingkatan ini seperti seorang sufi yang telah mencapai maqam, atau telah mendapat martabat di hadapan Ilahi.

Pernah Menjadi Pusat Kerajaan Aceh Darussalam

Husaini IbrahimSejarawan Aceh, Husaini Ibrahim. (Foto : Tagar/Fahzian Aldevan)

Sejarawan Aceh, Husaini Ibrahim menyakini, selain tertua di Nusantara, juga disebut salah satu tertua di Asia Tenggara. Berdasarkan Islam pertama kali masuk ke Nusantara melalui Aceh yaitu melalui kerajaan Perlak, lalu Kerajaan Samudera Pasai.

“Itu salah satu masjid tertua di Asia Tenggara, kami mengetahui bahwa Islam pertama kali masuk di Nusantara itu di Aceh, tentunya masjid tertua juga ada di sini (Aceh),” kata Husaini kepada Tagar saat ditemui dikediamannya di Banda Aceh beberapa waktu lalu.

Dosen senior Sejarah di Universitas Syiah Kuala itu menjelaskan, ketika Istana dalam Kerajaan Aceh Darussalam di Banda Aceh berhasil ditaklukan oleh Belanda  pada agresi militer kedua tahun 1874. Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh berpindah ke Masjid Indrapuri. Karena dianggap aman dari incaran musuh.

Masjid Tuha Indrapuri juga menjadi basis pertahanan pasukan Aceh saat berperang melawan Belanda. Serdadu kolonial sempat menguasai masjid ini, namun pasukan Aceh berhasil merebutnya kembali lewat pertempuran sengit.

Husaini tak membantah bahwa cikal bakal masjid ini berawal dari pengaruh kerajaan Hindu pada waktu itu. Lalu, takluknya kerajaan Lamuri dan Indrapurwa oleh Kerajaan Aceh Darusalam di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah.

Kemudian menyita seluruh aset milik kerajaan tersebut. Setelah itu, ada bangunan pra-Islam yang di-Islamkan termasuk masjid Indrapuri.

“Di atas cikal bakal Indrapuri, ada pengaruh di sana untuk di-Islamkan, jadi ada proses Islamisasi ketika kerajaan Hindu takluk,” kata Husaini yang juga penulis buku dengan judul ‘Awal Islam Masuk ke Aceh’. []

Berita terkait