Tangerang Selatan - Bakal Calon Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dari Partai Golkar, Benyamin Davnie, mengatakan tidak sepatutnya menyinggung suku, ras, agama, dan dan antar golongan (SARA) dalam perhelatan pemilihan kepala daerah mendatang.
Saya sangat tidak bersimpati dengan diksi dan gaya bahasa SARA dalam aktivitas politik.
"Tidak ada tempat bagi penganut SARA di Tangsel, kegiatan politik semacam itu justru justru mencederai nilai-nilai toleransi yang kita anut bersama," ujar Benyamin, Kamis, 13 Agustus 2020.
Benyamin mengatakan, pilihan boleh beda, namun silaturahmi harus tetap terjaga tanpa harus mencederai nilai demokrasi dengan aktivitas intoleransi.
"Saya sangat tidak bersimpati dengan diksi dan gaya bahasa SARA dalam aktivitas politik, karena itu mengganggu dan menjadi parasit dalam kehidupan berbangsa bernegara," ucapnya.
Menurut Benyamin, konstitusi semua warga negara punya kesempatan yang sama dalam hal dipilih dan memilih. Ia mengatakan, harus menjauhkan politik SARA dari pikiran dan perbuatan.
"Kita rajut kebersamaan dalam Bhineka Tunggal Ika, kita pastinya akan melibatkan ornamen masyarakat, baik Forkopimda maupun lembaga penyelenggara Pemilu seperti KPU dan Bawaslu untuk bersama-sama menangkal politik SARA," ujar Benyamin.
Untuk informasi, sudah ada tiga pasang calon dalam perhelatan Pilkada Tangsel. Pertama, Benyamin-Pilar yang diusung partai Golkar dan PPP. Kedua, Muhamad-Rahayu Saraswati yang diusung Genrindra dan PDIP. Ketiga, Siti Nurazizah-Ruhamaben yang diusung PKS dan Demokrat.[]