Belt Road Initiatives dan Empat Megaproyek di Dunia

Ekonomi dapat dipacu melalui pembangunan infrastruktur, bantuan suntikan dana, investasi ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Belt Road Initiatives (BRI) salah satu megaproyek pembangunan infrastruktur global yang menghubungkan negara di kawasan Asia, Eropa, dan Afrika.

Berikut Tagar rangkum beberapa megaproyek termasuk BRI yang menelan biaya besar sepanjang sejarah.

1. Belt Road Initiatives

Belt Road Initiatives (BRI) merupakan megaproyek pembangunan infrastruktur global dalam meningkatkan konektivitas perdagangan antar negara di kawasan Asia, Eropa, dan Afrika. Proyek yang digagas Cina ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013 oleh pemimpin mereka, Xi Jinping. 

Pembangunan yang disebut-sebut sebagai jalur sutera abad 21 tersebut terdiri dari jalan, pelabuhan, perumahan, dan energi. Cina berencana menginvestasikan dana sebesar 8 triliun dollar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp 12.600 triliun untuk seluruh proyek infrastruktur tersebut dalam bentuk pinjaman lunak.

Pada pertengahan 2019, Xi Jinping mengatakan sudah ada 150 negara yang telah bergabung dalam program tersebut.

Peta Proyek OBORPeta mega proyek Belt Road Initiatives yang digagas China. (Foto: Wikipedia)

2. Marshall Plan

Marshall Plan merupakan bantuan ekonomi oleh Pemerintah Amerika Serikat kepada Eropa Barat pasca perang dunia kedua 1948. Proyek yang bernama resmi European Recovery Program ini digagas Sekretaris Negara AS saat itu, George Marshall.

Megaproyek tersebut berlangsung selama 4 tahun meliputi pembangunan infrastuktur yang rusak pasca perang, memulihkan arus perdagangan, memodernisasi industri kawasan Eropa, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat itu. 

Megaproyek ini bertujuan untuk membendung penyebaran paham komunis di Eropa yang dipimpin oleh Uni Soviet.

Setidaknya, ada 16 negara Eropa yang menerima bantuan dana Marshall Plan. Proyek itu menelan biaya sebesar 8 miliar dollar AS. Jika divaluasikan dengan nilai uang saat ini, AS menggelontorkan dana sekitar 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.400 triliun untuk program tersebut.

Marshall PlanPoster Marshall Plan tahun 1948. (Foto: Wikipedia)

3. International Space Station Project

Pada tahun 2000, 16 negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Inggris, Perancis, Denmark, Spanyol, Belanda, Italia, Swedia, Jerman, Brazil, Kanada, Belgia, Norwegia, dan Swiss, menandatangani kerja sama pembangunan stasiun luar angkasa internasional (International Space Station). 

Stasiun luar angkasa ini terletak di orbit sekitar Bumi dengan ketinggian sekitar 360 km, dibangun sebagai laboratorium luar angkasa.

Stasiun ini juga berfungsi untuk penelitian dan tempat meletakkan sensor-sensor yang berguna memantau bumi dari kemungkinan bertabrakan dengan batuan luar angkasa. Proyek ini masih dalam tahap pengembangan sampai tahun 2010. 

Proyek ini telah menelan biaya sekitar 150 miliar dollar AS. Namun, pada 2020 anggaran untuk pembangungan International Space Station mencapai 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 1.400 triliun.

Stasiun Luar Angkasa InternasionalBentuk Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2010. (Foto: NASA)

4. South to North Water Transfer Project

Proyek ini merupakan pembangunan saluran air raksasa untuk memasok air dari wilayah selatan ke utara Cina. Hal ini dilakukan karena wilayah utara Cina hanya memiliki sumber air sebesar 20 persen.

Pemimpin Cina Mao Zedong pertama kali membahas proyek ini pada tahun 1952. Saat itu, diperkirakan akan menelan biaya sebesar 62 miliar dollar. Kemudian diimplementasikan pada tahun 2013 dengan estimasi pengairan mencapai 44 miliar meter kubik per tahun.

Proyek yang belum selesai ini diperkirakan menelan biaya sekitar 79 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.113 triliun.

South To North Water TransferSalah satu kanal penyalur air proyek South to North Water Transfer yang terletak di Provinsi Xichuan, Cina. (Foto: Wikipedia)

5. Dubailand

Dubailand merupakan sebuah komplek taman hiburan yang memiliki luas sekitar 278 km². Pemerintah Uni Emirat Arab membangun kompleks wisata ini sebagai alternatif pemasukan negara selain minyak bumi. 

Pembangunan Dubailand pertama kali diumumkan pada 2003 yang terbagi dalam enam area tematik. Ditargetkan dapat mendatangkan turis sebanyak 15 juta dalam setahun. 

Enam tema hiburan Dubailand meliputi area hiburan, area perbelanjaan, area olah raga, area wisata alam, downtown, dan themepark.

Pembangunan Dubailand menelan biaya sekitar 55 miliar dollar AS atau sekitar Rp 775 triliun, sempat tersendat pada 2008 dan dilanjutkan pada 2013, dan belum selesai hingga saat ini.

DubailandKonsep kota Dubailand. (Foto: cityscapeonline.com)

Berita terkait
Belt Road Initiative Mega Proyek Pembangunan China
Proyek Belt Road Initiative yang digagas China sudah menelan biaya sebesar Rp 1.200 triliun dan diikuti 150 negara.
Selain Apple, Ini Sembilan Brand Termahal di Dunia
Berikut ini daftar 10 brand ternama di dunia, termahal, berharga, memberikan keuntungan masif bagi pemiliknya. Apple nomor satu.
Perdamaian adalah Syarat Mutlak untuk Pembangunan
Syafiq Mughni mengatakan perdamaian adalah syarat mutlak pembangunan yang berkelanjutan.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi